Pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan di Indonesia telah diatur sedemikian rupa oleh pemerintah dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. Dalam Bab IV mengenai Pelaksanaan Pembelajaran, satuan pendidikan dan tenaga pendidik harus mematuhi ketentuan-ketentuan dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar meliputi, Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran dan Pelaksanaan Pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan penerapan dari RPP yang meliputi tiga kegiatan, yakni kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Pemerintah juga telah memberikan beberapa rekomendasi model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar agar dapat menyesuaikan dengan karakter peserta didik dan mata pelajaran yang diampu. Salah satu rekomendasi yang disebutkan adalah model pembelajaran penyingkapan atau discovery learning . Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan mengenai model pembelajaran discovery learning , jadi simak artikel ini sampai akhir ya Bapak dan Ibu guru!
Apa itu Model Pembelajaran Discovery Learning ? Mengutip dari modul Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), model pembelajaran discovery learning merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memadukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif.
Model discovery learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk mencapai suatu kesimpulan di akhir prosesnya. Model ini menekankan guru dan siswa untuk bisa sama-sama aktif dalam proses belajar mengajar agar mewujudkan produk pendidikan yang lebih baik. Model ini meliputi rangkaian kegiatan pembelajaran yang mendorong seluruh kemampuan murid untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, serta logis.
Sehingga dapat dikatakan model pembelajaran ini berpusat pada peserta didik, bukan guru. Karena menekankan pengalaman langsung murid dan lebih mengutamakan proses belajar daripada hasil belajar. Hal ini bisa menjadi hasil perwujudan murni dalam proses pendidikan yang memberikan pengalaman untuk mengubah perilaku dan memaksimalkan potensi yang ada di dalam diri murid.
Baca juga: Pembelajaran Berbasis Proyek dan Manfaat Penerapannya di Kelas
Langkah dan Implementasi Metode Discovery Learning dalam Kegiatan Belajar Mengajar Sama seperti model atau metode pembelajaran yang lainnya, model pembelajaran ini memiliki beberapa tahapan kegiatan atau lebih sering disebut sebagai fase yang menggambarkan bagaimana model tersebut akan diterapkan. Berikut ini merupakan penjabaran langkah penerapannya:
1. Fase stimulasi (pemberian rangsangan) Sebagai langkah awal, guru dapat memulai kegiatan belajar dengan memberikan pertanyaan pemantik, contoh-contoh atau referensi lain, serta penjelasan singkat yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
Fase ini bertujuan untuk menyiapkan kondisi murid untuk belajar dan mengeksplorasi bahan ajar yang sudah diberikan. Dengan memberikan pertanyaan pemantik, murid akan dihadapkan dengan persoalan yang harapannya dapat memicu rasa ingin tahu dan mencari tahu sendiri jawaban persoalan tersebut.
2. Fase identifikasi masalah Di fase ini, guru memberi kesempatan kepada murid untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan ajar, kemudian menyeleksi dan memilih salah satu masalah untuk dirumuskan dalam bentuk hipotesis
Fase ini memiliki tujuan agar memberikan kesempatan pada murid untuk memberikan pendapat atau jawaban sementara mengenai bahan ajar yang sedang menjadi topik pembahasan.
3. Fase pengumpulan data Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada murid untuk mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak-banyaknya untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis mereka melalui kegiatan eksplorasi.
Dalam pengumpulan informasi, murid dapat bereksplorasi dan mencari informasi sebanyak mungkin melalui membaca buku atau daring, mengobservasi objek, eksperimen, dan hal-hal lainnya yang masih sejalan dengan proses belajar mengajar.
Ilustrasi murid-murid sedang mengumpulkan informasi dari dunia maya (Sumber gambar: Canva/Odua Images) 4. Fase pengolahan data Kumpulan informasi baik berupa hasil bacaan, wawancara, observasi dan sebagainya akan dikumpulkan, lalu diolah, diklasifikasikan, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan sesuai dengan acuan referensi yang digunakan.
5. Fase pembuktian Setelah mengumpulkan informasi, murid diarahkan untuk memverifikasi atau membuktikan secara cermat benar atau tidaknya hipotesis yang sudah ditetapkan sebelumnya dengan temuan alternatif, kemudian dihubungkan dengan hasil pengolahan data. Guru akan memberi kesempatan kepada murid untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-harinya.
6. Fase generalisasi Di tahap akhir, murid diberikan kesempatan untuk menarik kesimpulan untuk dijadikan jawaban atas persoalan yang dihadapi dengan dibimbing oleh guru serta disetujui oleh setiap kelompok melalui presentasi.
Setelah itu, guru akan memberikan ulasan materi yang telah dipelajari bersama-sama oleh murid dan memberikan koreksi â jika diperlukan serta rekomendasi â dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Baca juga: Kuak Rahasia Metode Pembelajaran Terbaru yang Membuat Siswa Terlibat Aktif dan Paham Lebih Dalam! Temukan Keajaiban Inquiry-Based Learning dalam Pendidikan Modern!
Keunggulan dan Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learning Sama seperti model pembelajaran yang lainnya, model pembelajaran discovery learning juga memiliki sisi keunggulan dan sisi kekurangannya.
Keunggulan model pembelajaran discovery learning Keunggulan model pembelajaran discovery learning antara lain:
Murid akan terbantu untuk memperbaiki serta meningkatkan keterampilan dan proses kognitifnya; Menguatkan ingatan dan transfer pengetahuan; Menimbulkan rasa senang untuk mencari tahu dan ingin berhasil; Memungkinkan murid untuk berkembang dengan cepat; Murid dapat mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri secara mandiri dengan melibatkan akal dan motivasi sendiri; Murid lebih memahami konsep dasar lebih baik; Menumbuhkembangkan bakat dan kecakapan individu; Mendorong murid untuk berfikir intuitif dan merancang hipotesisnya sendiri; Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer ilmu terhadap kondisi proses belajar yang baru. Baca juga: Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah: Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Pemecahan Masalah
Kekurangan model pembelajaran discovery learning Berikut ini merupakan kekurangan model pembelajaran discovery learning:
Menimbulkan asumsi bahwa semua murid telah siap untuk belajar; Semua murid harus siap secara mental untuk mengetahui keadaan disekitarnya dengan baik; Bagi murid yang kurang pandai, akan menemui kesulitan berpikir dalam mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep yang tertulis maupun lisan; Tidak efisien untuk diterapkan dikelas yang memiliki jumlah murid yang banyak; Tidak dapat diterapkan jika murid dan guru telah terbiasa belajar dengan cara yang konvensional; Model pembelajaran ini lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman materi, sedangkan aspek konsep, keterampilan, dan emosi kurang mendapat perhatian. Model pembelajaran discovery learning merupakan metode mengajar yang berfokus pada pengembangan pemahaman murid, sehingga kegiatan belajar mengajar lebih berpusat pada murid, bukan guru. Model pembelajaran ini memiliki 6 tahapan langkah untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar, antara lain stimulasi, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan generalisasi. Namun model pembelajaran ini akan optimal untuk diimplementasikan dalam kelas yang jumlah muridnya tidak terlalu banyak.
Semoga artikel kali ini dapat menambah opsi metode mengajar Bapak dan Ibu guru di kelas masing-masing. Salam Guru Inovatif!
Referensi: Discovery Learning Adalah: Pengertian, Manfaat, dan Penerapannya Mengenal Model Pembelajaran Discovery Learning Metode Discovery Learning Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Modul Pendekatan Pembelajaran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahum 2016 mengenai Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
Dapatkan pelatihan privat di sekolah Anda untuk meningkatkan kualitas akademik guru dan akademik sekolah bersama trainer pilihan. Waktu dan tempat sesuai pilihan Anda! Konsultasi GRATIS!
Penulis: Eka | Penyunting: Putra