Salah satu hal yang menjadi tugas penting sekaligus problema para guru saat ini adalah memperjuangkan pertumbuhan jiwa nasionalisme para siswanya. Akibat generasi sekarang yang sudah terpapar teknologi sedari kecil dan sudah melekat dengan hal tersebut, maka generasi muda semakin mudah serta terbiasa untuk terpapar kultur maupun gaya hidup negara lain. Resiko terburuk dari fenomena ini adalah para generasi muda penerus bangsa mulai kehilangan identitas sebagai warga negara Indonesia dan memilih untuk mencontoh kultur lain.
Maka dari itu, untuk mencegah hal ini terjadi, guru perlu mengusahakan penanaman jiwa nasionalisme secara optimal pada siswa. Salah satu usahanya adalah melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) dan Sejarah. Namun, bagaimana caranya agar pembelajaran ini dapat secara optimal tertanam dalam siswa?
Solusinya adalah melalui model belajar Value Clarification Technique (VCT).
Tentang Value Clarification Technique (VCT) VCT adalah sebuah model belajar yang berfokus untuk menanamkan dan menggali nilai-nilai tertentu dari peserta didik. Hal ini diimplementasikan melalui pelatihan terhadap peserta didik untuk menemukan, memilih, menganalisis, dan memutuskan sikap serta tindakan yang harus diambil sesuai dengan nilai-nilai hidup yang ingin diperjuangkan.
Terdapat beberapa model pembelajaran VCT yang dapat dilakukan, yaitu:
Metode percontohan;
Metode analisis nilai;
Metode daftar/matriks;
Metode kartu keyakinan;
Metode wawancara;
Metode yurisprudensi;
Metode inkuiri nilai.
Baca juga:Model Advance Organizer dalam Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Barcode
Dampak Penerapan Model Belajar VCT Ilustrasi menanamkan rasa nasionalisme pada generasi muda (Gambar: Canva) Beberapa penelitian menyatakan bahwa VCT dianggap berhasil untuk membantu siswa dalam mencari dan menentukan nilai dalam dirinya serta mengimplementasikan dalam kehidupannya sehari-hari. Bahkan para peneliti merasa bahwa model belajar ini lebih efektif dibandingkan model belajar konvensional.
Terdapat beberapa hal yang membuat VCT lebih unggul untuk diterapkan pada siswa, yaitu:
Siswa mampu mempertahankan dan mengimplementasikan nilai serta moral.
Siswa juga mampu memahami dan mengungkapkan nilai-nilai yang ingin disampaikan melalui materi.
Siswa pun turut mampu untuk mengevaluasi dan menilai kualitas moral yang tertanam dalam diri siswa dan kehidupan nyata.
Siswa dapat menggali, melibatkan, membina, serta mengembangkan bakat atau potensi dalam diri sesuai dengan nilai-nilai yang tertanam.
Siswa semakin termotivasi untuk menjunjung tinggi moralitas dan nilai-nilai kehidupan.
Contoh Model Pembelajaran VCT Terdapat beberapa contoh metode belajar VCT ini yang dapat dilaksanakan oleh guru selama proses belajar mengajar bersama siswa, yaitu:
1. Penayangan film sejarah Indonesia kerap kali merilis film dokumenter yang mengandung sejarah Indonesia ataupun kisah para pahlawan. Mengingat generasi saat ini yang gemar menyaksikan konten berbentuk audio-visual, terutama film. Maka dari itu, hal ini dapat diterapkan dalam pembelajaran. Berikut rekomendasi film sejarah yang dapat ditayangkan:
Soekarno;
Kadet 1947;
Kartini;
Di Balik 98;
Battle of Surabaya.
Baca juga:Pentingnya Model Pembelajaran Baru Berbasis Teknologi yang Guru Harus Tahu!
2. Study tour warisan budaya Untuk mampu memahami dan mendalami sejarah dan budaya Indonesia, para siswa perlu diajak untuk mengenal dan menyaksikan secara langsung bukti nyata warisan budaya ataupun peninggalan sejarah Indonesia. Maka dari itu, guru disarankan untuk melaksanakan study tour ke tempat-tempat bersejarah di Indonesia.
Apabila dirasa sulit untuk merancang study tour ke luar kota, maka dapat dimulai dari kunjungan ke museum ataupun wisata budaya setempat. Hal ini dapat merangsang kepekaan dan keterkaitan emosi terhadap peninggalan sejarah tersebut. Kemudian, hal ini akan memicu nilai-nilai yang tertanam dalam diri siswa.
3. Analisis studi kasus Salah satu metode VCT yang dianggap paling sederhana adalah melalui studi kasus. Guru hanya perlu mengumpulkan beberapa tulisan atau cerita yang mampu membuat siswa berpikir tindakan seperti apa yang perlu dilakukan, sesuai dengan moral dan nilai yang tertanam dalam diri mereka.
Cerita-cerita untuk studi kasus ini dapat dengan mudah didapatkan di beberapa website yang tersebar di internet ataupun guru dapat menulis cerita sendiri untuk disajikan kepada murid.
Jiwa nasionalisme siswa harus mulai ditanamkan sedari diri. Harapannya, guru dapat mengusahakan dan mengoptimalkan pembelajaran mengenai nilai dan moral ini sedini mungkin. Hal ini untuk menciptakan generasi yang cinta terhadap negara dan ingin terus berjuang untuk bangsa Indonesia.
Tingkatkan kualitas dan kompetensi mengajar Anda dimanapun serta kapanpun dengan bergabung menjadi anggota Guruinovatif.id . Akses berbagai event, kursus online serta fasilitas lainnya secara GRATIS selama 7 hari !
Saya ingin gabung membership GuruInovatif.id
Referensi: Cara Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme pada Anak Pembinaan Rasa Nasionalisme Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)
Penulis: Audrey Abigail | Penyunting: Putra