Empati dalam dunia pendidikan, merupakan hal yang diperlukan oleh seorang tenaga pendidik dalam menghadapi peserta didik. Karena akan memengaruhi perkembangan perilaku murid serta proses pembelajaran di kelas di masa depan. Dalam artikel ini, kita akan menyelami apa pentingnya sikap empati hingga cara mempraktikkan sifat empati kepada murid.
Empati sebagai akar hubungan emosional Istilah âempatiâ sendiri berasal dari bahasa Yunani âempatheia â yang memiliki arti âikut merasakanâ. Pada awalnya istilah ini digunakan oleh teoritikus estetika untuk menjelaskan kemampuan memahami pengalaman subyektif orang lain. Namun di tahun 1920-an, seorang ahli psikolog dari Amerika E.B. Titchener memperkenalkan istilah ini kembali sebagai semacam peniruan terhadap beban orang lain, sehingga menimbulkan perasaan yang mirip dalam diri seseorang.
Empati merupakan akar dari kepedulian serta kasih sayang dalam tiap hubungan seseorang secara emosional dengan orang lain.
Dengan memiliki kemampuan berempati ini, seseorang dapat memahami kondisi dan situasi yang ada di sekitar kita.
Urgensi Kemampuan Berempati dalam Pembelajaran Tenaga pendidik yang mempunyai kemampuan untuk berempati dalam memahami reaksi siswa saat pembelajaran, berarti mempunyai pemahaman lebih untuk menerapkan proses pembelajaran yang menyenangkan untuk siswa.
Menurut Sal Meyers (2019), kemampuan empati yang dimiliki guru, tidaklah sama seperti empati yang dimiliki oleh orang yang tidak berprofesi sebagai guru. Karena pada profesi guru, empati merupakan bagian penting dan berkaitan dengan proses pembelajaran. Lebih spesifik, empati yang dimiliki guru dapat memahami kondisi personal dan sosial siswa, hingga menanggapi emosi positif dan negatif dari siswa yang diajar.
Baca juga: Pembelajaran yang Inklusif: Menyambut Semua Siswa dengan Kesetaraan dan Penerimaan
Empati Tidak Sama dengan Simpati Sebagian besar orang berpikir bahwa empati sama saja dengan simpati, padahal tidak seperti itu. Jika seorang guru bersimpati dengan muridnya, mungkin perasaan yang muncul adalah merasa kasihan terhadap kondisi murid tersebut. Sehingga hal ini menyebabkan guru memiliki ekspektasi yang rendah terhadap murid tersebut.
Sedangkan dengan berempati, guru tidak harus menurunkan ekspektasinya terhadap murid. Tetapi memperkuat keyakinan guru pada kemampuan murid yang diajar untuk sukses.
Mengajar dengan empati bisa membuat lingkungan belajar yang menyenangkan bagi murid (Sumber gambar: Freepik) 6 Cara Mempraktikkan Empati di Kelas Ada beberapa cara yang dapat guru praktikkan empati di dalam kelas, antara lain:
1. Mendengarkan secara aktif Tunjukkan ketertarikan Anda ketika murid sedang berbicara. Buatlah mereka merasa didengar oleh kita. Hindari hal-hal yang membuat kita terdistraksi saat mendengarnya dan jangan langsung berusaha untuk âmenyampaikan solusi permasalahannyaâ. Setelah mengerti apa masalahnya secara keseluruhan, guru dapat berbicara dengan muridnya untuk berdiskusi menemukan solusinya atau cara apa yang bisa kita lakukan untuk mendukung.
2. Tahan penilaian Anda Sebisa mungkin tahanlah diri Anda untuk menentukan benar atau salah ketika murid Anda sedang menyampaikan apa yang ia pikirkan. Fokuslah untuk mendengarkan murid Anda.
3. Bersikap pengertian Cobalah untuk memahami perasaan murid Anda. Jika bisa, ingat kembali pengalaman Anda dalam menemukan cara terhubung dengan apa yang dirasakan oleh murid Anda. Tempatkan diri Anda pada posisi mereka dan pikirkan momen ketika Anda merasakan hal yang sama seperti yang dialami murid Anda.
4. Berikan pertanyaan terbuka Dengan mengajukan pertanyaan terbuka, murid akan berbagi apa yang sedang mereka pikirkan dan rasakan. Sehingga mereka akan lebih terbuka kepada Anda ketimbang Anda bertanya kepada mereka dengan pertanyaan yang mengharuskan dijawab dengan âIyaâ dan âTidakâ.
5. Latihan fokus atau perhatian penuh Fokus serta âmerasa awasâ dengan perilaku siswa adalah hal yang krusial dalam berempati. Latihan fokus akan membantu Anda untuk memahami sudut pandang murid Anda.
6. Tunjukkan empati melalui gestur tubuh Empati tidak hanya dengan ditunjukkan dengan ucapan kita, namun juga ditunjukkan dengan ekspresi wajah, postur tubuh, dan nada suara kita./quot
Baca juga: Menjalin Hubungan Pertemanan dengan Siswa: Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran
Kesimpulan Memiliki kemampuan untuk berempati tentu membantu guru untuk memahami kondisi murid demi menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik. Empati tidak sama dengan simpati, karena dengan berempati Anda akan semakin yakin dengan kemampuan yang dimiliki oleh murid-murid Anda. Saat proses pembelajaran, guru dapat menunjukkan sikap empati dengan mendengarkan murid, memberikan pertanyaan terbuka, hingga menunjukkan empati melalui gestur tubuh.
Sumber:
Teacher Empathy: A Model of Empathy for Teaching for Student Success
Pengembangan Empati Anak Sebagai Dasar Pendidikan Moral
Six Strategies for Building Empathy in the Classroom
Upgrade kemampuan pengajaran 2 bulan penuh dalam rangkaian event Guru Inovatif Conference senilai 300JP. GRATIS!
Penulis: Eka | Penyunting: Putra