Media Pembelajaran Paling Efektif untuk Gen Z, Guru Wajib Simak! - Guruinovatif.id

Diterbitkan 10 Mar 2023

Media Pembelajaran Paling Efektif untuk Gen Z, Guru Wajib Simak!

Media pembelajaran zaman dahulu sudah tidak relevan lagi untuk generasi Z. Lantas, media seperti apa yang efektif untuk mereka? Mari simak artikel ini!

Metode Mengajar

17047x
Bagikan

Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah alat bantu ajar yang memiliki tujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap suatu materi. Sebagai guru, Bapak/Ibu pasti setuju bahwa media pembelajaran dapat membantu mempermudah proses pembelajaran di kelas, bukan? Anda pasti sudah sangat dekat dengan media pembelajaran seperti buku paket, video edukatif, dan powerpoint. Namun, tahukan Bapak/Ibu bahwa masih banyak media pembelajaran ‘terbarukan’ lainnya yang dapat Anda terapkan dalam pembelajaran. 

Seiring berkembangnya zaman, Anda harus menyesuaikan media pembelajaran yang dekat dengan siswa. Hal tersebut bertujuan agar mereka bisa memahami materi dengan efektif dan juga menyenangkan. Selain itu, menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan generasi siswa dapat membuat mereka memahami materi pembelajaran dengan lebih mudah. 

Sebelum masuk ke pembahasan yang lebih lanjut, tahukah Bapak/Ibu bahwa generasi siswa di era digitalisasi ini dikenal dengan Generasi Z atau istilah kerennya adalah Gen Z (baca: Gen zi). Generasi ini hidup dan tumbuh bersama internet, sehingga hampir setiap hal yang mereka pelajari bersumber dari sana. Kemajuan teknologi telah membersamai dan membantu mereka dalam segala aktivitas sehari-hari baik belajar, bermain game, dan bersosialisasi. Kedekatan dengan teknologi itulah yang membuat mereka mulai tidak terbiasa dengan sesuatu yang ‘konvensional’. Salah satu bentuk ‘yang konvensional’ tersebut adalah kegiatan belajar-mengajar menggunakan papan tulis di dalam kelas. 

Bapak/Ibu pasti pernah melihat siswa yang mengantuk dan tidak fokus memperhatikan papan tulis saat kegiatan belajar mengejar di kelas bukan? 

Apabila iya, bisa jadi itu disebabkan karena mereka bosan dengan media pembelajaran yang Bapak/Ibu gunakan atau mereka tidak bisa melihat kegunaan ilmu itu di dunia nyata. Selain itu, metode pembelajaran konvensional juga cenderung satu arah sehingga suasana kelas menjadi monoton dan membosankan. Oleh karena itu, perlu ada perubahan media pembelajaran yang Anda gunakan untuk mengajar mereka. Lalu media seperti apa yang disukai mereka, para Gen Z tersebut? Yuk simak sampai akhir ya!

Macam Macam Media Pembelajaran

Saat ini, pendidikan di Indonesia sudah mulai menerapkan beberapa media pembelajaran seperti media visual audio, media digital, dan media internet. Berikut kami uraikan untuk membantu pemahaman Anda. 

Macam-macam media pembelajaran
Macam-macam media pembelajaran (sumber: Pexels.com)

1. Media Visual Audio

Media ini memanfaatkan indera penglihatan dan pendengaran siswa untuk belajar. Keunggulan dari media ini adalah dapat menggambarkan materi dengan lebih jelas dan membuat suatu materi lebih mudah diingat. Contohnya alat peraga, mengamati alam sekitar langsung, televisi, dan video.

2. Media Digital

Media ini memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk menggambarkan materi yang sulit digambarkan atau hanya teori semata. Hal seperti ini tentu sering ditemukan di fenomena fisika, dimana banyak teori fisika yang hanya bekerja pada kondisi ideal (bukan kondisi real). Media ini sudah sangat umum digunakan di perkotaan. Contoh media jenis ini adalah video animasi, powerpoint, dan aplikasi simulasi.

3. Media Internet

Media ini memanfaatkan internet untuk mencari dan menganalisis materi pelajaran. Media ini semakin populer karena siswa dapat melihat secara langsung kegunaan dari ilmu yang diberikan oleh Bapak/ibu. Contohnya Google, Zoom Meeting, website media berita, dan banyak lainnya.

Perkembangan Zaman Mendorong Perubahan

Pada zaman dahulu, mungkin media terbaik untuk belajar adalah buku. Para siswa yang ingin mencari ilmu harus datang ke banyak perpustakaan hanya untuk mencari satu materi saja. Mungkin ini dialami oleh teman atau Bapak/Ibu sendiri. Tugas-tugas yang diberikan oleh guru zaman itu berkaitan erat dengan media cetak. Misalnya saja mading (majalah dinding) dan kliping. Siswa diminta mencari koran dan majalah kemudian ditempel dan disatukan menjadi kliping.

Zaman kemudian berubah, dimana televisi sudah ada di mayoritas rumah setiap orang. Lambat laun, tugas-tugas yang diberikan di sekolah kepada siswa pun berubah. Bapak/Ibu pernah tidak mengalami zaman dimana sebagai siswa, kita diberikan tugas merangkum berita yang ditayangkan di televisi?

Pembelajaran kelas zaman dahulu
Pembelajaran kelas zaman dahulu (sumber: Pexels.com)

Saat ini, zaman mulai beralih dari yang konvensional ke zaman internet. Zaman saat ini lekat sekali dengan anak Generasi Z. Terlepas dari pro dan kontranya, hampir setiap siswa generasi Z di Indonesia sudah memiliki akses ke internet. Sehingga suka tidak suka, Bapak/Ibu juga harus menyesuaikan perkembangan zaman karena pola belajar siswa generasi ini berbeda dari generasi sebelumnya.

Internet memberikan berbagai macam kemudahan kepada siswa untuk berkembang. Bahkan, mereka dapat mempelajari materi sebelum guru mengajarkannya di kelas. Selain itu, melalui internet mereka juga bisa melihat animasi yang keren untuk menjelaskan materi tertentu dengan lebih mudah. Oleh karena itu, sebagai tenaga pendidik, Anda harus segera bergerak dan mengambil langkah nyata agar memudahkan siswa dalam pembelajaran. Anda harus menjadi fasilitator terbaik, ternyaman, dan teraman bagi mereka agar dapat menunjang berbagai potensi luar biasa yang mereka miliki. Menjadi guru milineal dan kekinian akan mempermudah Anda memahami peserta didik dengan lebih mendalam. Pemahaman itulah yang dapat Anda gunakan sebagai media evaluasi diri dalam menentukan strategi pembelajaran terbaik bagi mereka. 

Media pembelajaran terbaik untuk gen z
Media pembelajaran terbaik untuk gen z (sumber: Pexels.com)

Media Pembelajaran Terbaik dan Contoh Penerapannya untuk Gen Z

Tenang saja Bapak/ibu, kami akan sajikan media seperti apa yang disukai oleh siswa Gen Z beserta contoh penerapannya. Dengan begitu, materi pelajaran bisa Bapak/Ibu sampaikan dengan efektif tapi dianggap seru oleh siswa. Yuk simak dibawah ini!

Media Sosial: Instagram, Tiktok, dan Youtube

Media sosial tumbuh bersama anak generasi Z, sehingga dapat dikatakan bahwa media sosial sudah mendarah daging bagi mereka. Bahkan, sebagian keputusan hidup yang diambil oleh para siswa itu berasal dari media sosial, lho!

Memang benar Bapak/Ibu, media sosial itu banyak juga buruknya bagi mereka. Namun, nyatanya banyak juga ilmu yang bisa para siswa dapatkan disana, baik itu ilmu yang baik ataupun ilmu yang buruk. Menurut penelitian oleh Pujiono (2021), media sosial adalah media yang sangat relevan untuk dijadikan sebagai media pembelajaran. 

Bayangkan kalau Bapak/Ibu memanfaatkan media sosial ini untuk dijadikan sebagai studi kasus di pembelajaran kelas. Para siswa pasti akan mendapatkan ilmu yang benar sekaligus terbentuk pola pikir yang tepat dalam menanggapi kejadian nyata yang tersebar di media sosial.

Contoh ide studi kasus di media sosial yang bisa Bapak/Ibu gunakan antara lain:

  1. Membahas struktur kalimat bahasa Indonesia/bahasa Inggris dari konten dan komentar yang ada di Instagram atau TikTok
  2. Melihat fenomena alam yang terjadi kemudian menganalisis penyebab dan pencegahannya
  3. Melihat fenomena kimia yang ada di YouTube lalu membahasnya
  4. Membahas penyakit langka manusia. Contohnya, banyak konten kreator yang memiliki penyakit langka tapi bisa memotivasi orang lain. Bapak/ibu bisa menunjukkan dan membahas penyakit ini dari sudut pandang biologi sekaligus bisa memotivasi siswa bahwa dengan kekurangan pun seseorang itu bisa sukses.
  5. Membedah contoh karya seni/tulis yang ada di sosial media seperti puisi, lukisan, pantun, dan drama singkat. Berbeda dengan karya seni/tulis yang beredar di Google, karya seni/tulis yang ada di sosial media itu orisinal dan lebih baru. Sehingga kemampuan menganalisis dan berpikir kritis siswa bisa benar-benar diasah.
  6. Menganalisis hewan-hewan yang ada di sosial media, misalnya pada awal tahun 2023 sedang ramai diperbincangkan hewan Capybara. Siswa bisa diminta untuk membahasnya dari sudut pandang biologi.
  7. Mengenalkan edukasi seksual terutama berkaitan mana yang baik dan buruk. Hal ini penting juga Bapak/Ibu lakukan karena sangat banyak konten edukasi seksual yang menyesatkan. Jika bukan guru, maka siapa lagi?
  8. Belajar listening bahasa asing. Dengan sering mendengarkan bagaimana native speaker berbicara, para siswa akan semakin ahli dalam menangkap pesan dalam bahasa asing.

Media sosial ini juga bisa Bapak/Ibu manfaatkan sebagai media untuk membangun kepercayaan diri siswa. Misalnya saja saat Bapak/Ibu mengajar kelas musik atau seni budaya, para siswa diminta untuk mengunggah/upload hasil karya mereka ke media sosial. Secara perlahan, personal branding mereka mulai terbangun sejak dini dan kepercayaan diri mereka juga meningkat. Selain itu, dengan melakukan kegiatan ini Bapak/Ibu mengajarkan juga bagaimana cara menggunakan media sosial dengan tepat, yaitu untuk menghasilkan karya.

Aplikasi Berbasis Game

Sebagai generasi Z yang sangat dekat dengan teknologi dan internet, jangan heran bahwa video game sangat disukai oleh mereka. Sudah banyak siswa generasi Z yang mengaku mereka belajar bahasa inggris dari game 'lho, Bapak/ibu! Tantangan/tugas yang diberikan oleh game memang sangat seru dan memicu jiwa kompetitif para siswa generasi Z. Pertanyaannya, apakah bisa guru menggunakan media berbentuk game sebagai media pembelajaran?

Jawabannya iya! Sangat banyak aplikasi yang menawarkan fitur seperti itu, Bapak/Ibu.

Ada banyak aplikasi pembelajaran berbasi permainan yang dapat Anda gunakan seperti Quizizz dan Kahoot. Pada aplikasi tersebut, Bapak/Ibu bisa membuat soal-soal yang telihat membosankan di mata para siswa menjadi menarik dan memicu kompetisi diantara mereka. Di aplikasi-aplikasi ini, para siswa akan berebut untuk menjawab satu-per-satu soal yang Bapak/Ibu buat, dan saat itu juga siswa yang paling cepat menjawab akan mendapatkan skor paling besar. Pada akhir sesi game, siswa yang mendapatkan poin paling besar akan ditampilkan sebagai ranking 1, rangking 2, dan ranking 3. Adanya fitur power-up juga membuat aplikasi-aplikasi ini semakin mirip dengan video game asik yang mereka mainkan di rumah.

Bapak/Ibu penasaran dengan nama aplikasinya? Dua aplikasi yang paling populer saat ini adalah Quizizz dan Kahoot.

Bapak/Ibu khawatir tidak bisa mengatur aplikasinya? Tenang saja, aplikasi ini sangat mudah diatur oleh semua usia. Bagi Bapak/Ibu yang ingin mengetahui bagaimana cara menggunakan Quizizz , kami sudah buatkan artikelnya spesial untuk Anda. Klik disini ya!

Baca Juga: Cerdas dan Inovatif Menggunakan Kahoot 

Kesimpulan

Perkembangan zaman dan hadirnya Kurikulum Merdeka menuntut anak Generasi Z untuk berpikir jauh lebih kritis, apalagi dengan kehadiran internet di hidup mereka sejak dini. Sebagai tenaga pendidik, Bapak/Ibu mau tidak mau harus menyesuaikan perkembangan ini agar pelajaran bisa mereka terima dengan efektif. Kami Guru Inovatif.id hadir untuk membantu Bapak/Ibu dan semua guru di Indonesia untuk meningkatkan skill Anda sebagai pendidik generasi maju Indonesia.


Penulis: Thoriq Rizqi Azhar
Penyunting: Yandi Chidlir

1

1

Komentar (1)

Andarias Andarias

Mar 20, 2023

Trimakasih pencerahannya
Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Optimalisasi Keterampilan Proses pada pembelajaran
Implementasi Pembelajaran Bahasa Arab Melalui Konsep 1 Siswa 1 Kata dengan Metode Belanja Kata

AFWAN YAZID

Oct 09, 2023
2 min
GI Class #94 | Perencanaan Pembelajaran Berbasis Data
2 min
MENUMBUHKAN MINAT LITERASI SISWA MELALUI PEMBUATAN KOMIK STRIP DENGAN MEDIA CANVA
Guru Wajib Tahu Model Pembelajaran di Abad 21!
3 min
Heutagogi: Mendorong Pembelajaran Mandiri dan Berpusat pada Siswa
2 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar