Belajar di Antara Notifikasi dan Konsentrasi di Era Distraksi - Guruinovatif.id

Diterbitkan 28 Okt 2025

Belajar di Antara Notifikasi dan Konsentrasi di Era Distraksi

Di tengah derasnya arus informasi dan distraksi digital, kemampuan fokus menjadi keterampilan langka yang menentukan keberhasilan belajar. Artikel ini membahas bagaimana siswa dan guru dapat menumbuhkan kembali kesadaran belajar di tengah dunia yang terus memanggil lewat notifikasi.

Refleksi

Redaksi Guru Inovatif

Kunjungi Profile
163x
Bagikan

Hampir setiap menit, layar ponsel menyala membawa kabar baru seperti pesan, komentar, atau video singkat yang terasa terlalu menarik untuk diabaikan. Dalam satu jam belajar, perhatian bisa terpecah berkali-kali tanpa disadari. Setiap notifikasi kecil memecah alur berpikir dan menciptakan kebiasaan baru yaitu berpindah sebelum sempat memahami.

Fenomena ini mengubah wajah belajar modern. Dulu, ruang kelas adalah tempat untuk menenangkan pikiran dan menyelam dalam pemahaman. Kini, ia bersaing dengan dunia maya yang tak pernah berhenti berbicara. Akibatnya, peserta didik sering merasa lelah bukan karena tugas yang sulit, melainkan karena pikirannya tak pernah benar-benar berhenti berkerja.

Distraksi digital perlahan mengikis kemampuan seseorang untuk hadir sepenuhnya. Di balik layar yang terlihat tenang, pikiran bekerja tanpa berhenti, berpindah dari satu stimulus ke stimulus lain. Kelelahan mental pun menjadi hal biasa, meski waktu belajar terasa singkat. Maka, pendidikan hari ini bukan hanya tentang memberi ilmu, tetapi juga memberikan waktu yang tenang di tengah keramaian dunia digital.

Guru bisa membantu dengan langkah kecil namun berarti seperti memberi waktu jeda tanpa ponsel di awal pelajaran, mengajak siswa untuk fokus pada satu tugas, atau menutup sesi belajar dengan refleksi singkat. Membangun kebiasaan sederhana seperti ini dapat menjadi titik balik untuk memulihkan kembali kekuatan konsentrasi.

Multitasking dan Kesan Seolah-Olah Produktif

Banyak yang percaya bahwa melakukan beberapa hal sekaligus adalah tanda kemampuan tinggi. Padahal, berpindah fokus terlalu sering justru membuat otak bekerja lebih keras tanpa hasil yang lebih baik. Saat seseorang belajar sambil mendengarkan musik, menjawab pesan, dan membuka media sosial, ia tampak sibuk, tetapi pemahamannya justru kurang.

Baca juga: 
Seni Digital sebagai Medium Pembelajaran Karakter dan Inovasi

Multitasking menciptakan kesan seolah-olah produktif. Otak memang bisa berganti tugas dengan cepat, tapi setiap kali berpindah fokus, otak perlu waktu untuk menyesuaikan diri lagi. Akibatnya, tenaga dan pikiran terkuras hanya untuk menyeimbangkan alur berpikir yang terpecah-pecah. Hasil belajar pun sering kali dangkal dan kehilangan makna yang seharusnya bisa dipahami lebih dalam.

Dalam proses belajar, kualitas jauh lebih penting daripada kecepatan. Pemahaman sesungguhnya tumbuh ketika seseorang memberi perhatian penuh pada satu hal. Ketika peserta didik benar-benar fokus, mereka lebih mampu mengingat, menganalisis, dan memaknai apa yang mereka pelajari. Sebaliknya, jika fokus terus berpindah, makna hilang sebelum sempat diolah menjadi pengetahuan.

Karena itu, penting bagi dunia pendidikan untuk menanamkan nilai belajar tanpa gangguan. Bukan berarti menjauh dari teknologi, melainkan menggunakan teknologi dengan kesadaran. Siswa perlu diajak mengenali kapan mereka benar-benar belajar dan kapan mereka hanya sekadar menatap layar tanpa arah.

Belajar di Antara Notifikasi dan Konsentrasi di Era DistraksiIlustrasi siswa yang menunjukkan kekesalannya karena mudah terdistraksi saat belajar (Gambar: Canva/Molas Images)

Membangun Kembali Fokus dan Kesadaran Belajar

Fokus tidak lahir dari paksaan, tetapi dari kesadaran. Seseorang tidak bisa memaksa diri untuk berkonsentrasi jika pikirannya terus dirayu oleh dunia luar. Yang dibutuhkan adalah kemampuan untuk mengenali kapan pikiran mulai teralihkan, dan secara sadar mengembalikannya pada tujuan belajar.

Kesadaran ini bisa dilatih. Dimulai dari langkah kecil seperti menonaktifkan notifikasi ponsel selama jam belajar, membuat daftar prioritas, atau memberikan waktu istirahat singkat di sela kegiatan. Perlahan, otak terbiasa dengan ritme yang lebih tenang dan stabil. Fokus tidak lagi menjadi beban, melainkan kebiasaan alami.

Baca juga: 
Mengenal Teknik Relaksasi Atensi dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan Konsentrasi Siswa

Selain latihan pribadi, lingkungan belajar juga memegang peran besar. Kelas yang mendukung ketenangan, guru yang memberi ruang refleksi, dan sistem yang menghargai proses lebih dari sekadar hasil, semuanya membantu siswa belajar dengan lebih sadar. Di tengah dunia serba cepat, hal-hal sederhana seperti itu menjadi bentuk perlawanan yang bermakna.

Membangun fokus adalah perjalanan jangka panjang. Ia tidak terjadi dalam sehari, tetapi tumbuh dari kebiasaan kecil yang konsisten. Ketika siswa mulai menikmati proses belajar tanpa gangguan, mereka menemukan kembali rasa puas dan percaya diri yang dulu mungkin hilang.

Peran Guru dan Sekolah di Tengah Gelombang Distraksi

Distraksi digital bukan hanya masalah pribadi, tapi sudah menjadi tantangan bersama yang perlu dihadapi dengan strategi kolektif. Guru punya peran penting sebagai penuntun arah di tengah banjir informasi yang tak ada habisnya. Bukan dengan cara melarang, tapi dengan memberi pemahaman tentang bagaimana menggunakan teknologi dengan bijak dan penuh kesadaran.

Sekolah bisa menjadi tempat latihan bagi peserta didik untuk belajar mengendalikan fokus. Program sederhana seperti waktu belajar tanpa ponsel, pembelajaran berbasis proyek, atau diskusi ringan tentang dampak dunia digital bisa membantu mereka memahami pentingnya menjaga perhatian. Di sisi lain, teknologi juga tetap bisa dimanfaatkan secara positif untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik selama digunakan dengan pengendalian diri yang baik.

Lebih dari itu, sekolah perlu menumbuhkan budaya sadar digital. Bukan sekadar membatasi akses, tapi menanamkan kesadaran bahwa setiap notifikasi adalah pilihan apakah harus langsung dijawab, atau lebih baik ditunda agar bisa tetap fokus pada hal yang lebih penting. Dengan cara ini, pendidikan tak hanya mencetak pengetahuan, tapi juga membentuk karakter dan kebiasaan berpikir yang lebih matang.

Ketika guru dan peserta didik sama-sama belajar mengelola perhatian, mereka sedang menghidupkan kembali inti dari pendidikan itu sendiri seperti kemampuan untuk hadir, memahami, dan bertumbuh. Dunia boleh terus berubah, tapi kekuatan dari perhatian penuh akan selalu menjadi dasar dari belajar yang sebenarnya.

Belajar di era penuh gangguan menuntut lebih dari sekadar kemampuan digital. Ia menuntut kesadaran untuk benar-benar hadir dan memilih apa yang pantas mendapat perhatian. Notifikasi mungkin tak bisa kita hentikan, tapi kita bisa memilih untuk tidak selalu menanggapinya.

Fokus kini bukan hanya soal kemampuan, tapi juga soal sikap hidup. Ia menentukan cara seseorang memahami dunia dan dirinya sendiri. Karena itu, tugas pendidikan hari ini adalah membantu siswa menemukan kembali ketenangan berpikir di tengah dunia yang terlalu bising.

Ingin membantu guru di sekolah Anda lebih fokus, sadar, dan siap menghadapi tantangan pembelajaran digital?

Dapatkan pelatihan privat di sekolah Anda melalui program In-House Training (IHT) untuk meningkatkan kompetensi guru dan kualitas akademik sekolah bersama trainer berpengalaman.

Waktu dan tempat sesuai pilihan Anda!

EraDistraksi NotifikasidanKonsentrasi Belajar GuruInovatif.id

Konsultasikan kebutuhan pelatihan di sekolah Anda GRATIS!

Referensi:
Cara Meningkatkan Fokus Belajar di Tengah Distraksi Digital
Distraksi dan Multitasking Digital: Tantangan Fokus Mahasiswa di Era Teknologi
Tetap Fokus di Era Informasi Berlebih


Penulis: Ridwan | Penyunting: Putra

0

0

Loading comments...

Memuat komentar...

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Teori Kecerdasan Ganda
0 sec
Semarakkan Peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI dengan 15 Kalimat Ucapan Berikut Ini!
0 sec
Teknik Pomodoro, Cara Efektif dan Efisien untuk Meningkatkan Produktivitas
0 sec
Origami dan Manfaatnya bagi Siswa dalam Pendidikan
0 sec
Cara Mengatasi Kebiasaan Menunda-nunda yang Dapat Menggelapkan Masa Depan
0 sec
Komunitas