Sebagai bangsa yang kaya akan keragaman budaya, Indonesia memiliki beragam tradisi yang menjadi ciri khas tiap daerah. Dari tarian, bahasa, hingga pakaian adat, semua merepresentasikan jati diri Nusantara. Namun, ada satu simbol yang begitu lekat dan bisa disebut sebagai identitas nasional, yakni batik.
Batik bukan sekadar kain bercorak indah. Di balik setiap motifnya, tersimpan makna mendalam yang berhubungan dengan sejarah, filosofi, hingga nilai sosial masyarakat. Itulah sebabnya batik kerap hadir dalam berbagai upacara adat maupun acara resmi, menjadi medium yang menyatukan kekayaan budaya dengan identitas bangsa.
Di antara ragam motif batik di Indonesia, ada satu yang begitu khas dan memiliki arti penting di lingkup kenegaraan: batik pada seragam Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri). Seragam ini tidak hanya menjadi tanda kebanggaan para abdi negara, tetapi juga menyimpan sejarah panjang dan makna yang patut untuk kita pahami.
Mari kita telusuri lebih dalam sejarah serta filosofi yang melekat pada motif batik seragam Korpri dalam ulasan berikut.
Sejarah Seragam Batik Korpri
Seragam Korpri adalah pakaian khusus yang dikenakan oleh para pegawai negeri sipil (PNS) di Indonesia. Biasanya, seragam ini dipakai dalam upacara kenegaraan atau kegiatan formal pemerintahan. Lebih dari sekadar pakaian dinas, seragam Korpri menjadi simbol profesionalisme, dedikasi, serta kedisiplinan para abdi negara dalam menjalankan tugasnya.
Gagasan seragam Korpri lahir pada era Orde Baru, sekitar tahun 1990-an, ketika Presiden Soeharto ingin menghadirkan identitas bersama bagi seluruh aparatur sipil negara. Kala itu, seragam Korpri ditetapkan sebagai pakaian wajib sehari-hari bagi PNS, sekaligus diposisikan sebagai lambang persatuan dan identitas nasional.
Baca lagi:
Menghadirkan Pendidikan Inklusif: Menghapus Batas dengan Dedikasi Guru dan Inovasi Teknologi
Namun, kehadiran seragam ini tak lepas dari perdebatan. Ada anggapan bahwa seragam Korpri merupakan bentuk simbol politik yang halus, digunakan pemerintah untuk menanamkan citra kedekatan antara birokrasi dan kekuasaan. Meski demikian, seragam ini tetap bertahan hingga sekarang, bahkan menjadi ciri khas yang melekat pada setiap upacara kenegaraan maupun peringatan hari besar nasional.
Adapun motif batik yang menghiasi seragam Korpri diciptakan oleh Aming Prayitno, seorang seniman lukis sekaligus dosen Seni Rupa di Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia—kini dikenal sebagai Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Karya inilah yang kemudian menjadikan seragam Korpri bukan sekadar pakaian dinas, melainkan juga karya seni yang sarat makna.
Motif batik Korpri memiliki makna yang menggambarkan jati diri bangsa Indonesia (Gambar: Freepik/wrudolf)Makna yang Terkandung dalam Motif Batik Korpri
Setiap motif pada seragam batik Korpri tidak dibuat sembarangan. Di balik coraknya, tersimpan filosofi yang merefleksikan jati diri bangsa Indonesia.
Bhumi (warna emas)
Warna emas melambangkan bumi nusantara sekaligus tekad untuk membangun bangsa dengan tetap berasaskan kelestarian lingkungan.
Nusa (biru muda)
Biru muda menggambarkan gugusan pulau-pulau Indonesia yang dikelilingi udara bersih nan luas, mencerminkan keindahan sekaligus kekayaan alam negeri ini.
Segara
Motif segara merepresentasikan identitas Indonesia sebagai negara maritim, yang kehidupannya sangat erat dengan laut dan samudra.
Meskipun seragam Korpri pertama kali hadir pada tahun 1990-an, desainnya sudah beberapa kali mengalami perubahan, terutama pada warna. Dahulu bernuansa kehijauan, kini identik dengan warna biru.
Baca juga:
Kemendikdasmen Terbitkan Panduan Pembelajaran STEM 2025 untuk Perkuat Generasi Berdaya Saing Global
Jika pada awalnya motif batik Korpri hanya dihiasi corak lung-lungan dan buket, maka versi terbaru lebih kaya dengan tambahan motif tumpal di bagian bawah. Namun, elemen utama tetap dipertahankan, yakni lambang Korpri berupa pohon, rumah berbentuk balairung, serta sepasang sayap yang menyimbolkan semangat pengabdian.
Menariknya, pembuatan seragam batik Korpri juga diatur secara ketat melalui spesifikasi teknis, mulai dari konstruksi benang pakan dan lungsin, kekuatan tarik dan sobek kain, hingga standar warna serta ukuran dan berat bahan.
Model seragam pun memiliki aturan tersendiri. Untuk pria, desainnya berupa kemeja berkerah tegak dengan lengan panjang bermanset, lima kancing tertutup di bagian depan, serta saku dalam di sisi kiri atas. Sementara untuk wanita, seragam berbentuk blus berkerah rebah dengan lengan panjang tanpa manset, empat kancing depan, serta dua saku dalam di sisi kanan dan kiri bawah.
Lebih dari sekadar seragam kerja, batik Korpri menyimpan pesan kebangsaan dan filosofi mendalam. Setiap goresan motifnya mewakili bumi, nusa, dan segara—tiga unsur utama yang membentuk identitas Indonesia. Warna biru yang mendominasi juga menjadi simbol ketenangan, kesetiaan, dan kedisiplinan, nilai yang diharapkan melekat pada setiap pegawai negeri sipil.
Dengan aturan detail mulai dari motif hingga model pakaian, batik Korpri hadir bukan hanya sebagai busana formal, melainkan juga penanda jati diri dan pengingat akan pengabdian pada bangsa. Maka, setiap kali seragam ini dikenakan, ia tidak hanya memperlihatkan keseragaman, tetapi juga semangat persatuan dan dedikasi untuk Indonesia.
Referensi:
Makna dan Aturan Pemakaian Baju Korpri: Identitas Resmi ASN Indonesia
Mengenal Baju Korpri, Muncul pada Era Orde Baru dan Jadi Seragam Identitas ASN
Mengenal Motif Batik Korpri, Mengingat Seniman Pembuat Lambangnya
Penulis: Eka | Penyunting: Putra