Setiap tanggal 10 Oktober menjadi ajang peringatan tahunan dunia mengenai kesehatan mental yang sering disebut sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Secara internasional, peringatan ini lebih dikenal dengan sebutan World Mental Health Day. Peringatan ini dicetuskan oleh lembaga kesehatan dunia yang bernama World Federation of Mental Health (WFMH).
Sejak masalah mengenai kesehatan mental mulai muncul di berbagai negara, organisasi WFMH bertindak untuk menyelesaikan krisis ini. Organisasi ini memiliki tujuan untuk mengadvokasi serta mensosialisasikan tentang kesehatan mental secara keseluruhan.
Seringkali tema yang dikampanyekan dalam Hari Kesehatan Mental Sedunia mengangkat isu sosial yang meliputi wanita, anak-anak, kesehatan, pekerjaan, trauma, hingga bunuh diri. Pada tahun 2023 ini, tema untuk memperingati Hari Kesehatan Sedunia adalah "Mental Health is a Universal Human Right " atau “Kesehatan Mental adalah Hak Asasi Manusia secara Universal”.
Kesehatan Mental Guru Berpengaruh pada Kualitas Pendidikan Menjaga kesehatan mental merupakan hal penting yang perlu diketahui sejak dini. Karena kesehatan mental menjadi bagian yang penting bagi kesehatan dan kesejahteraan seorang manusia secara menyeluruh. Seorang individu yang sehat adalaah seseorang yang sejahtera secara psikologis, sosial maupun emosional.
Di dunia pendidikan, kita seringkali memperbincangkan (bahkan mengeluh) mengenai “rendahnya kualitas pendidikan†di Indonesia, namun kita juga secara tidak sengaja mengabaikan mengenai kondisi kesehatan mental para pengajar yang dapat berdampak pada kinerja serta pengalaman belajar yang diterima murid di dalam kelas.
Baca juga: Guru pun mengalami Burnout, Apa itu Burnout?
Ketika pandemi COVID-19 melanda dunia, kebijakan pembelajaran jarak jauh selain menghambat laju persebaran virus, juga memberikan tekanan kepada guru-guru di seluruh dunia. Pembelajaran tatap muka yang dialihkan menjadi pembelajaran secara daring (online ) adalah hal baru bagi guru-guru di Indonesia. Para pengajar belum siap untuk memberikan pembelajaran secara online .
Meskipun saat ini kebijakan mengajar sudah kembali lagi menjadi pembelajaran tatap muka, beban untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif serta mengejar ketertinggalan materi (learning loss ) selama pembelajaran daring tidaklah hilang begitu saja. Masih banyak yang belum mengetahui atau menyoroti usaha-usaha yang diperlukan guru dalam menciptakan konten pembelajaran, mendistribusikan tugas, hingga memberikan umpan balik (feedback ) untuk setiap murid yang diajar.
Baca juga: Mengatasi Learning Loss, Membangkitkan Kembali Semangat Pendidikan Bangsa!
Hal ini juga ditambah dengan tekanan yang diterima tenaga pengajar dari orang tua/wali murid mengenai hasil belajar anak mereka. Akibatnya, laporan guru yang merasa cemas, tidak nyaman, dan malu meningkat.
5 Cara untuk Mempertahankan Kesehatan Mental Guru Karena tingginya tuntutan beban kerja, seringkali guru-guru lebih memprioritaskan dalam mendukung rekan kerjanya dibandingkan kondisi diri mereka sendiri. Padahal kondisi mental diri sendiri ternyata juga belum sejahtera.
Mari mendukung kesehatan mental guru di Hari Kesehatan Mental Sedunia (Sumber gambar: Canva) Berikut ini kami cantumkan 5 cara yang bisa Anda lakukan untuk mempertahankan kesehatan mental Anda sebagai tenaga pengajar:
1. Menetapkan batasan sedini mungkin dan mempertahankannya Ternyata mengemukakan kebutuhan Anda itu adalah hal yang penting. Guru juga seorang manusia yang tidak bisa 24 jam siap untuk selalu berurusan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan sekolah.
Dengan menetapkan waktu khusus untuk merespon hal-hal yang berkaitan dengan sekolah, Anda dapat membagi energi dan istirahat sejenak dari urusan-urusan di sekolah. Misalnya, menetapkan dari jam 5 sore Anda tidak dapat membalas hal-hal yang berkaitan dengan urusan sekolah dan baru dapat merespon ketika jam 7 pagi.
2. Fokus pada hal-hal yang bisa Anda kontrol Dengan mengontrol hal-hal yang bisa Anda kendalikan, akan mengembalikan rasa aman yang pada diri Anda. Contohnya seperti kegiatan apa yang akan Anda lakukan di waktu kosong, menentukan kapan untuk istirahat dari mengonsumsi informasi-informasi yang ada di dunia maya, hingga kegiatan apa yang dapat menimbulkan dan meningkatkan rasa aman serta nyaman dalam diri Anda.
3. Menjaga komunikasi dengan keluarga dan teman Interaksi sosial ternyata menjadi faktor krusial yang ketika Anda menghadapi waktu-waktu yang sulit. Merasa kesepian atau tidak ada yang mendukung Anda, dapat memperburuk keadaan. Hubungi keluarga atau teman yang dapat mengerti kondisi Anda. Karena percakapan yang singkat pun dapat mengurangi rasa kesepian Anda.
4. Menggerakkan tubuh Jika Anda merupakan tipe guru yang sering duduk ketika mengajar, maka sebaiknya Anda perlu untuk sesekali berkeliling di dalam kelas. Mungkin kegiatan ini merupakan hal yang sepele, namun dapat melepaskan banyak energi sehingga Anda merasa sedikit lebih segar.
5. Melatih rasa bersyukur Cobalah untuk mengingat 3 hal yang membuat Anda bersyukur setiap hari. Mengungkapkan rasa terima kasih kepada rekan yang membantu pekerjaan Anda. Hal-hal seperti ini akan meningkatkan suasana hati Anda, selain itu Anda akan merasa terhubung dengan orang-orang disekitar Anda dan mereka akan merasa dihargai oleh Anda.
Layanan Peduli Kesehatan Jiwa di Indonesia Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan jiwa atau kesehatan mental, maka pemerintah dan beberapa komunitas yang bergerak dan peduli pada kesehatan jiwa bersedia untuk mendengarkan kisah dan keluh kesah Anda.
Berikut ini beberapa hotline yang bisa Anda simpan dan hubungi:
1. Layanan Kesehatan Jiwa Kemenkes Stigma masyarakat terhadap beberapa jenis penderita kesehatan mental membuat kita enggan untuk membicarakannya. Untuk mencegah hal terburuk yang mungkin terjadi, Anda dapat menghubungi layanan konsultasi kesehatan jiwa dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan nomor (021)500-454.
2. Komunitas Jangan Bunuh Diri Tujuan dibentuknya komunitas ini adalah untuk mengubah stigma masyarakat mengenai gangguan atau penyakit jiwa serta meluruskan mitos dalam masyarakat bahwa kejadian bunuh diri sangata berhubungan dengan gangguan jiwa.
Anda dapat menghubungi komunitas ini melalui nomor telepon 021-0696-9293 atau melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com
3. Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) merupakan komunitas yang mendukung orang dengan Skizofrenia (ODS), keluarga, dan individu-individu yang peduli dengan isu kesehatan jiwa atau mental. Meskipun KPSI ini lebih berfokus ada isu Skizofrenia, namun komunitas ini juga membuka sesi curhat dan sharing mengenai kesehatan jiwa.
Komunitas ini telah tersebar di seluruh Indonesia. Anda dapat menghubungi komunitas ini melalui nomor 0857-7388-3889 atau dapat mengunjungi website komunitas di skizofrenia.org .
Kesehatan Mental Bukanlah Isu yang Bisa Diremehkan Isu kesehatan jiwa atau mental menjadi hal yang tidak bisa untuk kita diabaikan. Tenaga pengajar seperti guru juga membutuhkan dukungan dan lindungan dalam hal kesehatan mental mereka. Begitu banyaknya tekanan dan tuntutan yang dihadapi demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) bangsa, bisa mempengaruhi kualitas pendidikan yang diberikan kepada murid bahkan masa depan bangsa.
Jika kita juga memperhatikan dan mendukung kesehatan mental para tenaga pengajar dalam jangka panjang, maka guru-guru akan bertambah kepercayaan diri serta motivasi dalam mengajar di kelas.
Mental Health is Important, No Matter who You Are!
Sumber: Cegah Bunuh Diri dengan Nomor Darurat Berikut Ini Hari Kesehatan Mental Sedunia dan Sejarahnya Kesehatan Mental dan Kesejahteraan Hidup Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Teachers: Protecting Your Mental Health We Need to Talk About Teacher's Mental Health
Penulis: Eka | Penyunting: Putra