Kisah di Balik Hari Sumpah Pemuda - Guruinovatif.id

Diterbitkan 25 Okt 2024

Kisah di Balik Hari Sumpah Pemuda

Artikel ini akan membahas seputar kisah dan rentetan kejadian di balik lahirnya Hari Sumpah Pemuda yang terus dikenang dan diingat oleh seluruh masyarakat Indonesia hingga saat ini.

Refleksi

Redaksi Guru Inovatif

Kunjungi Profile
79x
Bagikan

Tanggal 28 Oktober 1928 menjadi hari yang tidak dapat dilupakan dan terus terkenang hingga saat ini. Para pemuda Indonesia dari berbagai suku berkumpul dan bersepakat untuk bersatu menyatakan kecintaan dan pengabdiannya terhadap negara Republik Indonesia pada hari itu.

Kejadian itu menjadi bukti konkrit akan kuat dan teguhnya nasionalisme para pemuda Indonesia dimana mereka menyatakan ikrar terhadap adanya persatuan bangsa, tanah air, serta persatuan bahasa, yaitu Indonesia.

Melihat kondisi generasi muda saat ini yang dinilai mengalami kelunturan semangat nasionalisme, maka penting untuk terus mengingat gerakan yang sudah dilakukan oleh para pendahulu dalam memersatukan anak muda Indonesia untuk berjuang demi tanah air.

Sudah seharusnya, generasi muda saat ini untuk terus mengingat dan mengenang Hari Sumpah Pemuda sebagai bentuk kecintaan terhadap negara dan mencegah kelunturan jiwa nasionalisme. Maka dari itu, artikel berikut akan membantu para anak muda untuk mengingat lebih dalam mengenai kisah di balik Hari Sumpah Pemuda.

Kronologi di Balik Hari Sumpah Pemuda

Ikrar Sumpah Pemuda pertama kali tercetus pada saat rapat Kongres Pemuda II yang dilaksanakan pada 27-28 Oktober 1928. Rapat ini digagas oleh Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan kemudian dihadiri oleh berbagai organisasi pemuda daerah Indonesia. Di antaranya adalah:

  1. Jong Java (Pemuda Jawa)

  2. Jong Sumatranen Bond (Pemuda Sumatra)

  3. Jong Bataks Bond (Pemuda Batak/Tapanuli)

  4. Boedi Oetomo, Jong Islamieten Bond (Perhimpunan Pemuda Islam)

  5. Jong Celebes (Pemuda Sulawesi)

  6. Sekar Rukun (Pemuda Sunda)

  7. Jong Ambon (Pemuda Ambon)

  8. Pemuda Kaum Betawi.

Para pemuda yang berasal dari beragam latar belakang suku dan budaya yang berbeda berhasil untuk dipersatukan untuk sama-sama membahas persatuan bangsa, terutama di kalangan pemuda Nusantara.

Kisah di Balik Hari Sumpah Pemuda
Ilustrasi perjuangan pemuda Indonesia dalam memperjuangkan bangsa (Gambar: Getty Images/Yamtono_Sardi)

Rapat ini berlangsung selama dua hari, 27-28 Oktober 1928, di tiga tempat yang berbeda, yaitu gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw. Rapat ini sudah direncanakan sejak 2 tahun sebelumnya, namun pembahasan serius terkait rapat ini baru diadakan pada tanggal 3 Mei dan Agustus 1928. Dalam pertemuan tersebut, akhirnya terbentuk list panitia yang akan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan Kongres Pemuda II ini. Berikut nama-nama tersebut:

  • Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI)

  • Wakil Ketua: R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)

  • Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)

  • Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)

  • Pembantu I: Johan Mahmud Tjaja (Jong Islamieten Bond)

  • Pembantu II: R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)

  • Pembantu III: R.C.L. Sendoek (Jong Celebes)

  • Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)

  • Pembantu V: Mohammad Rochjani Su’ud (Pemoeda Kaoem Betawi)

Hasil Rapat Kongres Pemuda II

Rapat ini di bagi menjadi 3 sesi. Rangkaian pertama dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 1928 di Katholieke Jongenlingen Bond. Kegiatan dimulai dengan sambutan yang disampaikan oleh sang pemimpin rapat, yaitu Soegondo Djojopuspito, untuk mengawali rangkaian rapat dengan semangat persatuan para pemuda ini. Dalam rapat ini, para pemuda membahas terkait pentingnya bahasa Melayu untuk digunakan sebagai bahasa politik, selain itu juga mereka membahas terkait gagasan untuk menjadi tuan rumah gerakan perjuangan dalam membentuk organisasi nasional.

Pada rangkaian pertama ini, Muhammad Yamin menegaskan bahwa terdapat lima faktor yang mampu memperkuat persatuan Indonesia, yaitu:

  1. Sejarah

  2. Bahasa

  3. Hukum adat

  4. Pendidikan

  5. Kemauan.

Maka dari itu, kelima poin ini yang menjadi gagasan awal dalam membentuk ikrar Sumpah Pemuda.

Rapat rangkaian kedua dimulai pada tanggal 28 Oktober 1928 di Oost Java Bioscoop. Pertemuan ini fokus membahas terkait pendidikan di Indonesia. Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro menjadi pembicara utama dalam pertemuan kedua ini. Keduanya kompak membahas bahwa anak harus mendapatkan pendidikan kebangsaan serta keseimbangan antara pendidikan di sekolah maupun di rumah. Sistem pendidikan pada anak juga harus bersifat demokratis

Rapat pada rangkaian terakhir ini ditutup di Indonesische Clubgebouw yang saat ini dikenang sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Di gedung inilah, nantinya ikrar Sumpah Pemuda disahkan bersama. Pada pertemuan ini, 2 pembicara, yaitu Soenario dan Ramelan membahas terkait nasionalisme. Soenario berfokus pada pembahasan akan pentingnya nasionalisme dan demokrasi untuk ditanamkan pada jiwa setiap pemuda Indonesia, sedangkan Ramelan menyatakan bahwa gerakan kepanduan harus berjalan beriringan dengan pergerakan nasional dan keduanya tidak dapat dipisahkan.

Di akhir kegiatan ini, seluruh catatan hasil pembahasan rangkaian kegiatan pun dibacakan dan disederhanakan menjadi naskah ikrar yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda, berisikan:

“Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia.”
“Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia.”
“Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.”

Seluruh rangkaian ini kemudian ditutup dengan mendengarkan lagu “Indonesia Raya” oleh Wage Rudolf Supratman untuk pertama kali didengarkan ke publik.

Sumpah Pemuda menjadi pemersatu sekaligus penyemangat seluruh insan muda Indonesia dari dulu hingga saat ini untuk terus mencintai negara ini dan siap untuk membela tanah air dan bangsa. Tanpa momen bersejarah ini, maka perjuangan kemerdekaan Indonesia mungkin dapat terhambat. Oleh karena itu, para pemuda Indonesia harus terus mengingat hari ini sebagai hari yang berbahagia sekaligus bentuk apresiasi atas para pendahulu yang sudah berhasil mempersatukan para pemuda dari dulu hingga saat ini.

Tingkatkan kualitas dan kompetensi mengajar Anda dimanapun serta kapanpun dengan bergabung menjadi anggota Guruinovatif.id.
Akses berbagai event, kursus online serta fasilitas lainnya secara GRATIS selama 7 hari!

Klik untuk gabung Membership GuruInovatif.id

Referensi:
Sejarah Sumpah Pemuda 1928
Sumpah Pemuda Sebagai Persatuan Bangsa Untuk Membangun Negara Yang Berdikari


Penulis: Audrey Abigail | Penyunting: Putra

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Menelisik Urgensi Bahasa Inggris bagi Tenaga Pendidik
2 min
Pembelajaran Diferensiasi Yang Menarik Dengan Media Literasi Digital Visual
Filsafat Pendidikan dalam Film 3 Idiots
3 min
Dampak Negatif Kecanggihan Internet
2 min
Media Sosial; Solusi Penguatan Literasi Digital bagi Guru dan Siswa
Mengenal dan Menerapkan Teori Labelling dalam Menciptakan Lingkungan Belajar yang Menyenangkan
3 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar