Penguatan Pancasila sebagai Identitas Bangsa melalui Profil Pelajar Pancasila - Guruinovatif.id: Platform Online Learning Bersertifikat untuk Guru

Diterbitkan 22 Apr 2024

Penguatan Pancasila sebagai Identitas Bangsa melalui Profil Pelajar Pancasila

Lingkungan pendidikan merupakan benteng pertahanan peserta didik dari pengaruh negatif yang tersebar di luar lingkungan sekolah. Melalui karakter pelajar Pancasila, kurikulum merdeka memberikan pedoman dasar yang menjadi sebuah usaha untuk mempertahankan karakter pelajar Indonesia.

Refleksi

FERDIAN PERMANA

Kunjungi Profile
108x
Bagikan

Seringkali kita mendengar kalimat “Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia” dalam kehidupan sehari-hari, bahkan sudah banyak artikel yang menulis dan membahas tentang pernyataan tersebut.

Apakah ini ada kaitannya dengan kondisi pelajar Indonesia pada akhir-akhir ini? Mari kita refleksikan bersama.

Pancasila yang merupakan dasar pedoman hidup masyarakat Indonesia tentunya memiliki latar belakang yang panjang dalam perumusannya. Pancasila dikatakan sebagai entitas bangsa Indonesia. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa sila-sila yang terkandung dalam Pancasila merupakan kebiasaan atau kebudayaan masyarakat Indonesia yang kemudian diikat dan disatukan sebagai dasar pedoman bangsa Indonesia. Bahkan Pancasila menjadi sebuah pedoman wajib yang harus dihafalkan dan diimplementasikan oleh peserta didik di sekolah, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.

Jika dilihat dari isi yang terkandung dalam Pancasila, sebenarnya semua nilai-nilai luhur yang terkandung dari masing-masing sila sudah sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terkecuali pada ranah pendidikan. Ada banyak pendidikan karakter yang dikembangan di sekolah dan diselaraskan dengan pendidikan karakter yang terdapat dalam Pancasila. Pendidikan karakter yang berpedoman pada Pancasila ini diharapkan dapat mengakar kuat dalam kehidupan peserta didik.

Nilai-nilai luhur yang terdapat dalam Pancasila berusaha dimunculkan melalui pembiasaan-pembiasaan positif yang terdapat di lingkungan sekolah. Penanaman pembiasaan positif senantiasa diberikan kepada peserta didik di sekolah sebagai bekal kehidupan di masyarakat kelak. Pembiasaan positif tersebut juga diharapkan dapat tertanam dalam jiwa peserta didik dan kemudian dimunculkan pada setiap tingkah lakunya. Namun, ada kalanya beberapa nilai-nilai luhur tersebut kabur dan dilupakan peserta didik ketika berada di lingkungan masyarakat. Hal ini diakibatkan dari banyaknya pengaruh negatif yang muncul dari lingkungan luar sekolah.

Pendidikan karakter di lingkungan sekolah memiliki tantangan besar, ditambah lagi dengan pesatnya perkembangan teknologi yang tidak hanya memberikan dampak positif saja. Pemerintah melalui pengembangan kurikulum tidak henti-hentinya menanamkan Pancasila agar mengakar kuat dalam pendidikan di Indonesia. Pancasila sebagai dasar pedoman hidup bangsa Indonesia diharapkan mampu menjadi filter dari dampak negatif yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi informasi di abad 21 ini.

Sebagaimana diketahui bersama, bahwa kemajuan teknologi di bidang pendidikan tidak hanya membawa dampak positif, namun juga membawa dampak negatif. Namun, dampak negatif tersebut dapat diminimalisir dan difilter menggunakan pendidikan karakter yang secara tidak langsung menanamkan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari. Jika dilihat dari perannya, lingkungan pendidikan memiliki peran strategis sebagai tempat ditempanya Pancasila bagi peserta didik sebelum kembali ke lingkungan masyarakat kelak.

Penguatan karakter Pancasila melalui kurikulum kemudian ditegaskan kembali pada Kurikulum Merdeka. Jelas sekali branding dari Kurikulum Merdeka ini bertujuan untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila. Kurikulum Merdeka juga memberikan ruang khusus terhadap Profil Pelajar Pancasila. Pendidikan karakter berlandaskan Pancasila dimasukkan dalam segala lini pembelajaran dan berdiri dengan nama Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau biasa disebut dengan P5. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini dikemas dalam tema yang disesuaikan dengan jenjang atau fase dari setiap pendidikan, mulai dari SD, SMP, dan SMA/K memiliki tema dan kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik serta kebutuhan masyarakat dimana peserta didik tinggal. Profil Pelajar Pancasila juga dipertegas dengan enam dimensi, yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berahlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, dan bernalar kritis. Masing-masing dimensi memiliki elemen kunci dengan bermacam-macam karakter yang harus dimiliki oleh peserta didik di sekolah.

Baca juga:
Profil Pelajar Pancasila, Definisi, Elemen, dan Fungsinya dalam Pembentukan Karakter Anak Bangsa

Implementasi Profil Pelajar Pancasila juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan mereka, baik secara akademik maupun non akademik. Peserta didik dapat mengeksplorasi kemampuan mereka melalui dimensi dan elemen-elemen yang terkandung dalam setiap dimensi untuk diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Pola pendidikan karakter dengan penegasan seperti ini memang penting untuk diterapkan pada abad 21 ini.

Bagaimana tidak? Permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik tidak hanya masalah klasikal, kenakalan remaja yang begitu masif didengar dari media massa memang harus diberantas dengan penanaman pendidikan karakter yang efektif dan terstruktur. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim juga selalu mewanti-wanti setiap lembaga pendidikan untuk memberantas tiga besar dosa dalam dunia pendidikan, yakni perundungan, intoleransi, dan kekerasan seksual.

Melihat berbagai macam perilaku negatif yang muncul dari lingkungan pendidikan merupakan sebuah gambaran bahwa perlunya penanaman karakter yang selaras dengan kebutuhan peserta didik. Ada banyak tantangan pada abad 21 ini yang berbeda dari tantangan di dunia pendidikan pada beberapa puluh tahun yang lalu. Semakin banyak pengaruh negatif dari dunia luar yang kemudian tidak dapat terkontrol persebarannya. Pengaruh negatif yang tidak tersaring lambat laun akan mempengaruhi peserta didik dan menimbulkan kenakalan yang memberikan efek buruk dalam jangka panjang. Lingkungan pendidikan yang merupakan salah satu benteng pertahanan harus memberikan pendidikan moral yang lebih masif untuk membentengi semua perilaku negatif yang menyerang peserta didik.

Profil Pelajar Pancasila menjadi salah satu solusi yang ditawarkan dari Kurikulum Merdeka merupakan suatu hal yang sudah tepat sasaran. Pendidikan karakter semacam ini memang sudah masanya untuk dimunculkan sebagai penguat karakter peserta didik dengan karakter pelajar Pancasila. Melalui pembiasaan-pembiasaan yang diselenggarakan di lingkungan sekolah yang mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan menengah. Masa tersebut merupakan masa yang paling tepat untuk membentuk karakter positif sebelum mereka beranjak dewasa. Penanaman kebiasaan positif dengan berulang-ulang diharapkan dapat menjadikan karakter positif peserta didik mengakar kuat dalam jiwa mereka, dengan demikian perilaku-perilaku negatif dapat dihilangkan dari dunia pendidikan dan terwujudlah pelajar Pancasila sesuai dengan apa yang diharapkan pemerintah melalui implementasi Kurikulum Merdeka.


Penyunting: Putra

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

"Penguatan Literasi Digital sebagai Jawaban Tantangan Sekolah Menghadapi Era Modern"
Meningkatkan Keterampilan Berbahasa dan Kosakata Bahasa Inggris dengan Aplikasi Spelling Bee
4 min
Manajemen Stress untuk Meningkatkan Produktivitas

SANDYKA KURNIAWAN

Sep 14, 2021
2 min
Menghadapi Era Digital : Meningkatkan Kemampuan Literasi Digital di Kalangan Siswa dan Guru

Susanti Ika

Sep 10, 2023
1 min
Hari Lahir Pancasila: Makna, Sejarah, dan Pentingnya dalam Identitas Bangsa Indonesia
2 min
Mentalitas yang Tersamarkan oleh Profesionalitas
2 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB