Belajar merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang sepanjang hidupnya agar mengalami perubahan baik dalam hal tingkah laku, keterampilan, pengetahuan, pola pikir, dan sebagainya. Kegiatan belajar mengajar memerlukan atensi dari siswa agar dapat memahami materi ajar yang disampaikan oleh gurunya dengan baik.
Apa itu atensi? Bagaimana cara menarik perhatian siswa dalam kegiatan belajar? Simak penjelasannya dalam artikel ini hingga selesai.
Atensi dalam Pembelajaran: Fondasi Konsentrasi dan Keberhasilan Siswa
Setiap peserta didik dalam melakukan aktivitasnya di sekolah kerap kali akan menjumpai berbagai materi yang menuntut mereka untuk berpikir, baik secara kompleks maupun secara visual. Tapi pada kenyataannya masih banyak kita temui siswa-siswa yang kesulitan untuk berkonsentrasi jika dihadapkan pada materi-materi pelajaran yang lebih kompleks, seperti berhitung, menghafal, dan sebagainya.
Nurhasanah dan Meiyanti (2020) mengemukakan bahwa atensi merupakan proses kognitif yang melibatkan berbagai macam aspek psikologis dan neurologis. Atensi dapat pula diartikan sebagai kegiatan memusatkan pikiran secara jelas dan tajam terhadap satu objek. Atensi menjadi salah satu aspek penentu dalam keberhasilan proses belajar.
Siswa yang kurang memiliki atensi akan merasa kesulitan untuk fokus terhadap suatu objek dan merasa bosa dengan segala sesuatu dalam waktu yang singkat. Tak jarang kita jumpai, siswa yang bosan akan melakukan kegiatan lain seperti menggambar, mambaca novel, berbicara sendiri, jalan-jalan di kelas hingga keluar kelas.
Baca juga:
Menuju Indonesia Emas 2045: Optimalisasi SDM dengan Metode Pembelajaran STEAM dan Kemampuan Abad 21
Selain itu, siswa yang kurang memiliki atensi cenderung mudah melamun, mudah panik, bingung, serta lambat. Hal ini dapat menyebabkan siswa sulit memahami materi, salah dalam mengerjakan PR, lupa membawa buku pelajaran, salah menggunakan seragam, hingga lupa membawa tugas yang telah diberikan oleh guru.
Menurut Engkoswara (dalam Mulyana dkk., 2013), ada 4 klasifikasi perilaku belajar yang dapat digunakan oleh guru untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar, yaitu:
1. Perilaku kognitif
Siswa yang berkonsentrasi dalam kegiatan belajar dapat diidentifikasi dengan kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan, komprehensif dalam menafsirkan informasi, mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh, serta mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh.
2. Perilaku afektif
Perilaku ini ditunjukkan siswa yang berkonsentrasi dalam belajar melalui dengan adanya penerimaan (tingkat perhatian tertentu), respon (keinginan untuk memberikan tanggapan terhadap bahan yang diajarkan), mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai integrasi dari suatu keyakinan, ide, dan sikap seseorang.
3. Perilaku psikomotor
Siswa yang berkonsentrasi menunjukkan gerakan anggota badan yang tepat atau sessuai dengan instruksi guru, komunikasi non-verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang penuh arti.
4. Perilaku berbahasa
Siswa yang berkonsentrasi dalam belajar dapat menunjukkan aktivitas atau merespon dengan bahasa yang terkoordinasi dengan baik dan benar.
Meningkatkan Tingkat Konsentrasi pada Siswa dengan Relaksasi Atensi
Di era arus informasi yang dapat diakses siapapun menyebabkan kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh manusia, dimana tuntutan pemenuhan kebutuhan serta didukung oleh keadaan lingkungan sering menimbulkan ketegangan. Hal ini dapat menyebabkan konsentrasi selalu terpecah karena ketegangan yang dirasakan.
Ketidakmampuan melakukan relaksasi bisa menyebabkan kesulitan untuk memfokuskan perhatian. Apalagi ditambah hal-hal yang bersifat sebagai distraktor malah keliru dianggap sebagai hal yang penting. Sehingga konsentrasi seseorang terhadap masalah akan selalu beririsan dengan masalah lain yang tidak ada hubungannya dan menyebabkan jalan penyelesaiannya menjadi semakin jauh.
Ilustrasi menerapkan teknik relaksasi atensi pada peserta didik (Gambar: Canva/Odua Images)Selama ini terdapat beragam program-program untuk menenangkan atau merelaksasikan urat syaraf yang tegang, meredakan pikiran, mengurangi stres, dan memulihkan energi yang telah dikeluarka dalam beraktivitas. Relaksasi merupakan sebuah teknik untuk menenangkan fisik maupun pikiran (batin). Teknik relaksasi berorientasi pada kesegaran pikiran yang stres akibat dari aktivitas sehari-hari atau dampak dari penyakit yang sedang diderita.
Relaksasi atensi merupakan relaksasi yang lebih menekankan pada peningkatan kepekaan indera visual manusia. Relaksasi ini dapat memberikan manfaat berupa:
Meningkatkan aktivitas berpikir secara umum
Meningkatkan proses kreatif
Meningkatkan pemahaman visual
Meningkatkan kemampuan konsentrasi
Baca juga:
Kemendikdasmen Teken MoU dengan KLH Mengenai Pendidikan Ramah Lingkungan
Prinsip Dasar dalam Melakukan Relaksasi Atensi
Dalam melakukan relaksasi atensi, terdapat 3 prinsip dasar yang patut untuk diketahui oleh guru, yaitu:
1. Loosening up (peregangan)
Pendekatan pada peregangan otot-otot tubuh yang mengalami ketegangan sehingga otot yang tegang bisa kembali normal atau rileks. Contohnya melakukan aktivitas peregangan pada seluruh anggota tubuh.
2. Letting go (pembebasan ketegangan)
Individu membebaskan serta menyadari ketegangan-ketegangan yang ada dalam pikiran serta anggota tubuh telah lepas.
3. Going to close (pendekatan masalah)
Relaksasi dilakukan dengan membuka kesadaran dan memusatkan perhatian hanya pada satu perhatian dengan mengabaikan masalah yang lain.
Atensi merupakan fondasi penting dalam proses pembelajaran yang memengaruhi kemampuan siswa untuk memahami materi dan mengoptimalkan perilaku belajar. Kurangnya perhatian tidak hanya berdampak pada kinerja akademik, tetapi juga dapat menghambat perkembangan keterampilan kognitif, afektif, psikomotor, dan berbahasa.
Oleh karena itu, penerapan teknik relaksasi atensi, seperti peregangan, pelepasan ketegangan, dan fokus selektif, menjadi strategi esensial untuk membantu siswa mencapai konsentrasi maksimal dan meningkatkan kreativitas serta pemahaman visual
Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip tersebut, diharapkan proses belajar mengajar dapat berlangsung lebih efektif dan menyenangkan, serta mendukung perkembangan holistik siswa dalam menghadapi tantangan pendidikan di era modern.
GuruInovatif.id menyediakan pelatihan intensif dan privat bersama trainer profesional untuk guru di sekolah Anda. Sekolah Anda pun bebas menentukan tema dan waktu pelatihannya loh!

Klik untuk konsultasi kebutuhan guru sekolah Anda
Referensi:
Keefektifan Pendekatan Behavior Menggunakan Teknik Token Economy untuk Meningkatkan Atensi Belajar Siswa Kelas VIII di SMPN 29 Semarang
Penerapan Relaksasi Atensi untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar pada Siswa SMK
Stres Berhubungan dengan Atensi pada Siswa Sekolah Menengah Atas
Penulis: Eka | Penyunting: Putra