Menuju Indonesia Emas 2045: Optimalisasi SDM dengan Metode Pembelajaran STEAM dan Kemampuan Abad 21 - Guruinovatif.id

Diterbitkan 25 Feb 2025

Menuju Indonesia Emas 2045: Optimalisasi SDM dengan Metode Pembelajaran STEAM dan Kemampuan Abad 21

Temukan cara optimalisasi potensi SDM melalui metode STEAM dan pengembangan 4C (critical thinking, collaboration, creativity, communication) untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045. Pelajari strategi pendidikan inovatif menghadapi era digital!

Metode Mengajar

Redaksi Guru Inovatif

Kunjungi Profile
31x
Bagikan

Upaya untuk mewujudkan Indonesia sejajar dengan negara yang maju bukanlah perkara mudah. Karena kunci untuk menjadi negara yang maju adalah kompetitif dan produktif. Masyarakat Indonesia sebenarnya memiliki potensi tersebut, namun harus dibarengi dengan kerja keras mulai dari sekarang.

Kompetitif dan produktif dapat diraih bila potensi sumber daya manusia (SDM) negeri mendapatkan perhatian yang optimal sejak dini. Untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan kondisi perubahan yang tak diketahui itu, maka kita perlu memupuk kepercayaan diri dan kemampuan untuk menghadapinya. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan salah satu metode pendekatan dalam pembelajaran yang dapat mewujudkan mimpi Indonesia Emas 2045, jadi simak artikel ini sampai akhir.

4 Kemampuan Abad 21 yang Perlu Dipupuk untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Kita telah hidup di era ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi tumbuh serta berkembang begitu pesat. Untuk dapat bertahan di era seperti ini, teori Bloom mengemukakan tentang kemampuan berpikir meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik seharusnya tak hanya mencapai tingkatan hafalan, tetapi memerlukan keterampilan berpikir kritis dalam menghadapi kemajuan teknologi, perlunya berkolaborasi, kemampuan komunikasi yang bagus untuk memecahkan masalah yang ditemui anak di lingkungannya. Sehingga, kita mengenal keterampilan-keterampilan ini dengan 4C:

  • critical thinking (kemampuan berpikir kritis);

  • collaboration (kemampuan berkolaborasi);

  • creativity (memiliki kreativitas); dan

  • communication (kemampuan berkomunikasi).

Baca juga:
Meski Diterpa Efisiensi Anggaran, Mendikdasmen Tekankan Komitmennya dalam Menjaga Layanan Pendidikan yang Berkualitas

Kita harus mampu membina dan mendidik siswa-siswi kita agar mereka dapat bertahun hidup di masa mendatang. Untuk mengatasi masalah yang akan muncul di masa depan, siswa harus mengandalkan diri sendiri untuk berpikir, belajar sendiri, dan memiliki kepercayaan diri serta ketangguhan dalam menghadapi sesuatu yang tidak diketahui. Penyelesaian masalah terkadang tidak dapat diselesaikan dengan hanya mengandalkan diri sendiri, sehingga mereka juga perlu untuk menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain secara jelas.

Pada konsep pendidikan yang berfokus pada aspek kolaborasi, akan mengarahkan siswa untuk berpikir kritis, lebih kreatif, inovatif, serta mencari solusi yang didasari pada nilai-nilai moral dan budaya Indonesia. Disadari atau tidak, dunia pendidikan terus melahirkan ide dan konsep inovatif lainnya, sehingga jika tidak mengikuti perkembangan ini, maka kita akan tetap tertinggal dalam segala hal.

Salah satu contohnya, dalam pelaksanaan kegiatan belajar yang berbasis teacher centered, anak bisa jadi terhambat proses kreatifnya, imajinasi yang dibatasi, dan menghambat keterampilan berpikir kritisnya karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru sudah tersedia dan tersusun. Pada akhirnya siswa hanya perlu mengerjakan sesuai instruksi atau perintah yang diberikan. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat mendorong anak untuk kreatif, kritis, dan komunikatif.

Menuju Indonesia Emas 2045: Optimalisasi SDM dengan Metode Pembelajaran STEAM dan Kemampuan Abad 21Ilustrasi suasana pembelajaran menggunakan metode STEAM (Gambar: Canva/Odua Images)

Metode Pembelajaran STEAM untuk Menstimulasi Kemampuan Abad 21 pada Siswa

Kita memerlukan suatu pendekatan pembelajaran yang aktif, inovatif serta memicu kemampuan berpikir kritis. Salah satu metode pembelajaran yang dapat mengakomodasi hal-hal tersebut adalah metode pembelajaran STEAM. Metode ini memiliki konsep bahwa praktik sama pentingnya dengan teori. Karena jika anak hanya mempelajari teori di dalam kelas, maka anak berkemungkinan tidak bisa mengimbangi perubahan dunia yang dinamis. Dengan kata lain anak harus mampu belajar baik menggunakan tangan dan otaknya.

Metode pembelajaran STEAM merupakan singkatan dari science, technology, engineering, art, and mathematics. Metode ini merupakan pengembangan dari metode pembelajaran STEM dengan menambahkan bidang seni (art) ke dalam kegiatan belajarnya.

Menurut Maharani & Zuminati (2021) dalam Motimona & Maryatun (2023), metode STEAM sebenarnya sudah ada dalam kehidupan kita sehari-hari, namun kita jarang menyadarinya. Konsep dalam metode ini lebih mengedepankan pembelajaran kolaboratif, oleh karena itu ruangan kelas diatur agar tidak kaku. Misal, meja dan kursi tidak disusun secara berderet, tetapi fleksibel (bisa dipindahkan) untuk menghasilkan suasana belajar yang menyenangkan dan interaktif.

Baca juga:
Peran Krusial Manajemen Sekolah dalam Menciptakan Lingkungan Belajar yang Berkualitas

Metode STEAM dapat menstimulasi dan memperkuat kemampuan anak dalam memaknai kegiatan yang dilakukannya. Karena metode ini mengacu pada perkembangan teknologi yang komprehensif serta dapat diimplementasikan dengan mengolaborasikan ilmu pengetahuan dengan lingkungan sekitar anak. Sehingga kegiatan belajar dapat mengintegrasikan antar komponen yang mencakup lima disiplin ilmu STEAM.

Para pakar pendidikan mengatakan bahwa metode STEAM lebih dari sekadar mengembangkan keterampilan praktis. Namun juga membantu siswa mengembangkan kapasitas dalam hal:

  • Mengambil keputusan secara bijaksana;

  • Terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang bermakna (meaningful);

  • Menjadi pemecah masalah (problem solver) yang tangguh;

  • Menghargai proses kolaborasi; dan

  • Bekerja melibatkan proses kreatif.

Implementasi metode STEAM akan memberdayakan siswa untuk menjadi pembelajar yang selalu ingin tahu dan mencari solusi kreatif bila berhadapan dengan pertanyaan atau permasalahan yang tak dapat ditemukan jawabannya secara online.

Dunia yang kita tinggali semakin lama akan semakin kompleks dan kemampuan generasi masa depan sangat tergantung pada sekolah untuk memastikan bahwa para siswa dilengkapi dengan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kompleksitasnya.

Salah satu program inovatif yang sedang dilaksanakan pada tahun 2025 adalah Sekolah Juara. Program ini merupakan inisiatif strategis yang dirancang untuk mendorong transformasi sekolah menjadi pusat pembelajaran yang unggul, inovatif, dan berdaya saing.

Program Sekolah Juara juga menawarkan manfaat yang komprehensif bagi seluruh ekosistem pendidikan, termasuk peningkatan kompetensi guru, penguatan manajemen sekolah, pemberdayaan siswa. Mari bersama membangun ekosistem pendidikan yang lebih baik demi masa depan bangsa yang lebih cerah!

Program Sekolah Juara

Klik untuk daftar Sekolah Juara 2025

Referensi:
Implementasi Metode Pembelajaran STEAM pada Kurikulum Merdeka untuk PAUD
Model Pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics) dengan Pendekatan Saintifik
What is STEAM Education?


Penulis: Eka | Penyunting: Putra

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Tips Mengelola Kelas Saat Mengajar

Edy Samsul

Jul 21, 2022
1 min
Meningkatkan Partisipasi Siswa dengan Metode Pembelajaran Jigsaw
4 min
Metode Pembelajaran Teatrikal: Membangun Kreativitas dan Kolaborasi di Ruang Kelas
3 min
Tips mengatasi kejenuhan belajar dirumah maupun di sekolah
Joyful Learning Mencuatkan Kreativitas Siswa

Agus Nurjaman

Jul 06, 2022
6 min
Penguatan Literasi Digital Melalui Desain Pembelajaran Matematika SMP dengan Konteks Kearifan Lokal Indonesia Berbantuan Platform Digital

HARTONO

Sep 10, 2023
7 min
Kursus Webinar