MENTAL GURU HARUS SEHAT
Oleh: Riyanti Susiloningtyas, S.Pd.,M.Pd
Guru SMKN 3 Purwokerto
Pendahuluan
Pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam pembangunan suatu bangsa, dan guru memegang peran sentral dalam memastikan kesuksesan sistem pendidikan. Namun, di balik dedikasi mereka dalam membimbing generasi muda, seringkali terabaikan aspek kesehatan mental para guru. Kesejahteraan psikologis mereka memiliki dampak langsung tidak hanya pada kualitas pengajaran, tetapi juga pada keberhasilan pembelajaran siswa.
Artikel ini akan menjelajahi secara mendalam gambaran kesehatan mental guru, sebuah aspek yang sangat relevan dalam konteks pendidikan modern. Dalam menggali realitas yang dihadapi oleh para pendidik, kita akan membahas faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mental mereka, tantangan yang mereka hadapi, dan dampaknya pada keberlangsungan sistem pendidikan.
Melalui pemahaman yang lebih baik terhadap gambaran kesehatan mental guru, kita dapat mengidentifikasi langkah-langkah yang perlu diambil untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Hal ini bukan hanya penting untuk mendukung kesehatan individu para guru, tetapi juga untuk memastikan bahwa mereka dapat memberikan kontribusi optimal dalam membentuk masa depan generasi penerus.
Mari kita memulai perjalanan untuk memahami lebih dalam tentang bagaimana kesehatan mental guru memiliki implikasi besar dalam mencapai tujuan pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan.
Tinjauan Teori Kesehatan Mental
Menurut Menninger (dalam Yusuf, 2018), kesehatan mental didefinisikan sebagai kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri secara efektif dengan lingkungan dan orang di sekitarnya, sambil menunjukkan kebahagiaan yang optimal. Lebih dari sekadar efisiensi dan kegembiraan, kesehatan mental melibatkan pemeliharaan watak kecerdasan yang dapat digunakan, perilaku yang mempertimbangkan sosial, dan disposisi yang bahagia.
Daradjat (2016) juga menggambarkan kesehatan mental sebagai kemampuan untuk beradaptasi dengan diri sendiri, orang lain, dan masyarakat, serta menghindari gejala-gejala gangguan jiwa. Orang yang sehat mental dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat.
Kartono (2000) menyatakan bahwa kesehatan mental adalah kondisi individu yang dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah. Kesimpulannya, kesehatan mental melibatkan kemampuan individu untuk mengatasi stres, menjalani kehidupan sehari-hari dengan produktif, dan memberikan kontribusi positif pada masyarakat. Ini tidak hanya berkaitan dengan ketiadaan gangguan mental, tetapi juga melibatkan kekuatan psikologis, kecerdasan emosional, dan hubungan yang sehat.
Karakteristik Mental yang Sehat
Yusuf (2018) menguraikan bahwa individu yang memiliki kesehatan mental dapat dikenali melalui empat karakteristik utama. Pertama, kematangan emosi, di mana orang tersebut menunjukkan tiga ciri perilaku, yaitu memiliki kemandirian, disiplin diri, dan determinasi diri. Kedua, kemampuan menerima realitas, di mana individu mampu mengakui perbedaan antara keinginan, dorongan, dan ambisi mereka dengan kemampuan orang lain, serta dapat memecahkan masalah dengan cepat dan menerima tanggung jawab.
Ketiga, kemampuan untuk hidup bersama dan bekerja sama dengan orang lain. Hal ini mencakup kesadaran akan sifat sosial dirinya, bukan hanya bersedia tetapi juga mampu bekerja sama untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Terakhir, memiliki filsafat atau pandangan hidup. Individu yang memiliki pandangan hidup dapat dipandu dalam menghadapi kehidupan, khususnya dalam menghadapi situasi yang mengganggu dan menimbulkan beban. Pandangan hidup ini menjadi pedoman untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
Faktor yang mempengaruhi kesehatan mental
Yusuf (2018) mengemukakan bahwa kesehatan mental seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor utama. Pertama, faktor biologi, yang melibatkan genetika, ketidakseimbangan kimiawi dalam tubuh, penyakit kronis, dan kerusakan pada sistem saraf pusat. Kedua, faktor psikologis, yang mencakup frustrasi (perasaan kecewa atau sedih), konflik, kurangnya kasih sayang, sikap pesimis terhadap masa depan, dan kurangnya pengakuan dari kelompok. Terakhir, faktor lingkungan, yang melibatkan lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kerja, dapat memicu stres yang berdampak pada kesehatan mental seseorang. Dengan demikian, pemahaman yang komprehensif terhadap kesehatan mental perlu mempertimbangkan interaksi kompleks antara faktor-faktor ini.Kesehatan mental guru menjadi aspek kritis dalam konteks pendidikan yang seringkali terabaikan. Meskipun para guru memiliki peran sentral dalam membentuk generasi mendatang, kesejahteraan mental mereka seringkali diabaikan atau dianggap remeh. Artikel ini akan membahas gambaran kesehatan mental guru, tantangan yang dihadapi, serta mengapa pentingnya memberikan perhatian khusus terhadap kesejahteraan mental mereka (Cut Aathirah Nurrady & Siregar, 2021).
Tantangan Kesehatan Mental Guru
1. Beban Kerja yang Tinggi
Guru sering menghadapi tekanan tinggi dari berbagai arah, termasuk persiapan pelajaran, tuntutan administratif, dan tanggung jawab terhadap kesejahteraan siswa. Beban kerja yang tinggi dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan mental guru.
2. Interaksi dengan Siswa yang Beragam
Berurusan dengan siswa yang memiliki kebutuhan khusus, masalah perilaku, atau lingkungan belajar yang tidak kondusif dapat menjadi sumber stres tambahan bagi guru. Mereka harus mampu menangani beragam tantangan ini dengan empati dan pemahaman.
3. Kurangnya Dukungan dan Pengakuan
Guru sering kali tidak mendapatkan dukungan yang memadai dari pihak sekolah atau pemerintah. Kurangnya pengakuan terhadap pekerjaan mereka yang berat dapat memberikan dampak negatif pada motivasi dan kesehatan mental.
4. Penggunaan Teknologi
Penerapan teknologi dalam pembelajaran dapat menciptakan tekanan tambahan bagi guru, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa dengan perkembangan teknologi terkini.
5. Isolasi dan Kurangnya Kolaborasi
Beberapa guru mungkin merasa terisolasi dalam pekerjaan mereka. Kurangnya kolaborasi dengan rekan kerja atau kesempatan untuk berbagi pengalaman dapat memperburuk kesehatan mental.
Gambaran Kesehatan Mental Guru
- Stres dan Kecemasan: Banyak guru mengalami tingkat stres dan kecemasan yang tinggi, terutama menjelang ujian atau evaluasi kinerja.
- Kepuasan Pekerjaan: Meskipun menghadapi banyak tantangan, banyak guru juga melaporkan tingkat kepuasan pekerjaan yang tinggi karena dampak positif yang mereka buat dalam kehidupan siswa.
- Keseimbangan Kehidupan Pekerjaan dan Pribadi: Menjaga keseimbangan antara kehidupan pekerjaan dan pribadi menjadi kunci untuk mempertahankan kesehatan mental yang baik.
- Penggunaan Strategi Koping: Guru yang memiliki kesehatan mental yang baik seringkali menggunakan strategi koping positif, seperti olahraga, meditasi, atau dukungan sosial, untuk mengatasi tekanan dan stres.
Pentingnya Perhatian Terhadap Kesejahteraan Mental Guru
- Dampak pada Kualitas Pengajaran: Kesehatan mental guru memiliki dampak langsung pada kualitas pengajaran. Guru yang merasa baik secara mental cenderung lebih efektif dalam memberikan materi pelajaran dan berinteraksi dengan siswa.
- Pemberian Contoh bagi Siswa: Guru yang menjaga kesehatan mentalnya memberikan contoh positif bagi siswa tentang pentingnya merawat kesejahteraan mental mereka sendiri.
- Mengurangi Risiko Burnout: Dengan memberikan perhatian yang tepat terhadap kesejahteraan mental guru, risiko burnout dapat diminimalkan, yang pada gilirannya dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas tenaga pengajar.
- Menciptakan Lingkungan Pendidikan yang Sehat: Dengan memberikan perhatian terhadap kesehatan mental guru, dapat diciptakan lingkungan pendidikan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.
- Perlu Adanya Dukungan dan Pelatihan: Pihak sekolah dan pemerintah perlu memberikan dukungan dan pelatihan yang memadai kepada guru untuk membantu mereka mengatasi tantangan kesehatan mental.
Meningkatkan Kesehatan Mental Guru sebagai Kunci Utama untuk Mengatasi Stres
Kesehatan mental guru memegang peran penting dalam kualitas pengajaran dan kesejahteraan secara keseluruhan. Dalam menghadapi tuntutan pekerjaan yang tinggi dan tekanan, guru perlu memprioritaskan kesehatan mental mereka. Berikut adalah beberapa langkah sederhana yang dapat membantu guru mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental:
- Olahraga Teratur: Rutin berolahraga merupakan cara efektif untuk mengurangi tingkat stres. Olahraga tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik tetapi juga dapat meningkatkan produksi endorfin, zat kimia alami yang dapat meningkatkan suasana hati. Guru dapat memilih aktivitas fisik yang sesuai dengan preferensi pribadi mereka, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang. Bahkan, latihan ringan selama beberapa menit setiap hari sudah dapat memberikan manfaat positif.
- Istirahat Cukup: Istirahat yang memadai sangat penting untuk pemulihan mental dan fisik. Meskipun tenggat waktu dan tugas-tugas menghampiri, guru perlu mengakui pentingnya waktu istirahat. Tidur yang cukup dan berkualitas dapat meningkatkan konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan mengelola stres. Menciptakan rutinitas tidur yang konsisten dan mencoba untuk menjaga kualitas tidur dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan mental.
- Lakukan Aktivitas Positif: Melibatkan diri dalam aktivitas yang membawa kebahagiaan dan rasa pencapaian dapat meningkatkan kesehatan mental. Mungkin itu adalah hobi, seperti membaca, menulis, atau berkebun. Guru juga dapat mencoba terlibat dalam kegiatan sosial untuk membangun hubungan yang positif dengan rekan kerja dan teman-teman. Aktivitas positif membantu mengurangi stres dan menciptakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
- Jaga Konsentrasi: Dalam mengajar dan bekerja, seringkali diperlukan fokus dan konsentrasi yang tinggi. Guru dapat mencoba teknik manajemen waktu, seperti pembagian tugas dan penjadwalan prioritas, untuk membantu menjaga fokus mereka. Selain itu, berpraktiklah untuk bermeditasi atau melakukan latihan pernapasan singkat ketika merasa tertekan. Ini dapat membantu meredakan stres dan meningkatkan ketenangan pikiran.
Kesimpulan
Kesehatan mental guru memiliki dampak yang signifikan pada kualitas pendidikan. Dengan memberikan perhatian yang tepat terhadap kesejahteraan mental guru, dapat diciptakan lingkungan pendidikan yang lebih positif dan berkelanjutan. Pihak sekolah, pemerintah, dan komunitas pendidikan perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa para guru mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk menjalani profesinya dengan baik dan sehat secara mental.
References
Cut Aathirah Nurrady, & Siregar, J. (2021). Gambaran Kesehatan Mental Guru Sekolah Dasar (SD) Inklusi di Pekanbaru. Journal of Islamic and Contemporary Psychology (JICOP), 1(1), 27–36. https://doi.org/10.25299/jicop.v1i1.6709
Daradjat, Dr. Zakiah. (2016). Kesehatan Mental. Jakarta: PT. Gunung Agung.
Yusuf L.N, Prof. Dr. Syamsu. (2018). Kesehatan Mental Perspektif Psikologi dan Agama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Penyunting: Putra