Memahami pemikiran Ki Hadjar Dewantara membuat saya mempunyai perspektif baru dalam memandang arti pendidik dan pendidikan. Perumpamaan seorang pendidik sebagai petani memberikan arti bahwa tugas utama pendidik yaitu mampu menuntun kodrat anak bukan menumbuhkan kodrat baru yang sering kita lakukan dan menganggap itu adalah hal yang benar. Kemampuan menuntun inilah yang akhirnya menciptakan Merdeka Belajar karena peserta didik mampu mengembangkan dirinya secara mandiri, mampu meyakini segala sesuatu yang benar dengan seorang pendidik yang menuntun ketercapaian potensinya. Selain itu, âBerhamba Kepada Anakâ yang mengisyaratkan keberpihakan kita kepada anak yang ditandai dengan memahami apa yang dibutuhkan oleh anak memberikan pemahaman bagi saya bahwa kesuksesan seorang pendidikan dan pendidikan itu apabila pendidik memahami dengan menggunakan rasa dan mengerti karakteristik peserta didik.
Saya ingin menerapkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara di sekolah dengan membuat sebuah Program yang mengarah kepada tuntunan pendidikan Merdeka Belajar yaitu â MERONA â ( Mandiri, Empati, Respect, Objektif, Nalar, dan Agamais). Saya akan meminta arahan dan bimbingan kepala sekolah serta merangkul rekan sejawat dan peserta didik untuk menciptakan sekolah yang mampu menjadi âTamanâ bagi siswa. Dalam mengimplementasikan Program sekolah âMERONA â ( Mandiri, Edukatif, Religius, Objektif, Naratif, Adaptif â, Beberapa hal yang akan dilakukan adalah :
1.Mandiri , Meningkatkan kompetensi pendidik dalam menggunakan model dan media pembelajaran melalui pelatihan yang akan diadakan oleh sekolah sehingga mampu memberikan pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan karakteristik peserta didik dan materi pembelajaran
2. Edukatif , Meningkatkan kemampuan bernalar kristis peserta didik dengan memanfaatkan pojok literasi kelas.
3. Religius , Mengembangkan pemahaman agama melalui kearifan lokal yang terintegrasi dalam pembelajaran,
4. Objektif, Tegas, adil dan bertanggungjawab di dalam mengambil keputusan tanpa membedakan latar belakang peserta didik sehingga mampu menanamkan profil pelajar yang berkebhinnekaan global.
5. Naratif, meningkatkan kreativitas peserta didik melalui âSASISAKAâ ( Satu Siswa Satu Karya)
5. Adaptif , penerapan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan rasa Empati dan menimbulkan sikap gotong royong.
Untuk mewujudkan program MERONA ini maka ada beberapa langkah yang bisa dilakukan
Mendesain Model pembelajaran yang sesuai dengan kodrat anak Mengintegrasikan metode âRASA-KUâ ( Ramah, Asyik, Santun, Aktif- Kompetitif, dan Ulet) didalam pembelajaran dengan menciptakan pembelajaran holistic. Mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran yang mengarah kepada potensi yang dimiliki peserta didik Pihak yang terlibat adalah kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah dan Rekan guru yang membantu menerapkan Program ini.