GI Class #91 | Asesmen Diagnostik Awal Tahun Pembelajaran - Guruinovatif.id: Platform Online Learning Bersertifikat untuk Guru

Diterbitkan 18 Mar 2024

GI Class #91 | Asesmen Diagnostik Awal Tahun Pembelajaran

Asesmen diagnostik memainkan peran kunci dalam mendukung inklusi dan kesetaraan dalam pendidikan melalui pemetaan murid dan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam hal ini pendidik dapat menyediakan dukungan tambahan dan penyesuaian yang diperlukan

Seputar Guru

Event Guru Inovatif

Kunjungi Profile
297x
Bagikan

Pada hari Jumat tanggal 15 Maret 2024 telah diselenggarakan online workshop Guru Inovatif Class #91 oleh Guruinovatif.id yang mengangkat tema “Asesmen Diagnostik Awal Tahun Pelajaran”. Event ini dibersamai oleh Rachmah Safitri, M.Pd., selaku trainer Guruinovatif.id.

Peran Penting Asesmen Diagnostik

Peran penting dari asesmen diagnostik dalam konteks pendidikan adalah memberikan pemahaman yang mendalam tentang kemampuan, kebutuhan, dan potensi siswa secara individual. Melalui asesmen diagnostik, pendidik dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa dalam berbagai area pembelajaran, serta memahami gaya belajar dan preferensi mereka. Hal ini memungkinkan pendidik untuk merancang pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan minat siswa, sehingga meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Selain itu, asesmen diagnostik juga memainkan peran kunci dalam mendukung inklusi dan kesetaraan dalam pendidikan melalui pemetaan murid dan pembelajaran berdiferensiasi. Dengan memahami kebutuhan khusus dan tantangan yang dihadapi oleh setiap siswa melalui dua hal tadi, pendidik dapat menyediakan dukungan tambahan dan penyesuaian yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua siswa memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas.

Jenis Asesmen Diagnostik

Asesmen diagnostik memiliki dua jenis utama, yaitu kognitif dan non-kognitif, berikut ini penjelasannya:

1. Asesmen kognitif

Bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan intelektual dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tertentu. Ini sering melibatkan pengukuran kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, menganalisis informasi, dan menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks yang relevan. Dengan menggunakan tes standar atau instrumen penilaian lainnya, asesmen kognitif membantu pendidik memahami sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan dan menyesuaikan instruksi sesuai dengan kebutuhan individu.

Baca juga:
Mengenal Survei Karakter Sebagai Salah Satu Bagian dari Asesmen Nasional

2. Asesmen non-kognitif

Asesmen ini lebih menyoroti aspek-aspek psikologis, emosional, dan sikap siswa. Ini termasuk pengukuran seperti motivasi, kemandirian, kepercayaan diri, keterampilan sosial, dan sikap terhadap belajar. Asesmen non-kognitif membantu pendidik dalam memahami faktor-faktor yang memengaruhi kinerja siswa di luar kemampuan intelektual mereka, yang pada gilirannya dapat membentuk pendekatan instruksional yang lebih holistik dan berkelanjutan. Dengan memadukan kedua jenis asesmen ini, pendidik dapat mendapatkan gambaran komprehensif tentang kebutuhan, minat, dan potensi setiap siswa, sehingga memungkinkan mereka untuk merancang pengalaman pembelajaran yang lebih terpersonal dan relevan.

GI Class #91 | Asesmen Diagnostik Awal Tahun Pembelajaran

Pelaksanaan Asesmen Diagnostik

Asesmen diagnostik memiliki tahap pelaksanaan mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Hal ini berlaku pada asesmen diagnostik kognitif dan non-kognitif, seperti:

1. Asesmen kognitif

Dalam mempersiapkan dan melaksanakan asesmen identifikasi untuk siswa kelas 3, langkah-langkah yang terstruktur menjadi krusial. Pertama, penting untuk membuat jadwal pelaksanaan yang terencana dengan baik, memperhitungkan waktu yang cukup untuk setiap tahapan asesmen. Identifikasi materi asesmen harus didasarkan pada capaian pembelajaran yang telah ditetapkan, sehingga relevan dengan tujuan pembelajaran. Selanjutnya, susunlah pertanyaan-pertanyaan sederhana yang dapat menggambarkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran secara komprehensif.

Baca juga:
Konsep dan Tujuan Asesmen Kompetensi Minimum

Setelah melakukan asesmen, langkah selanjutnya adalah mengolah hasilnya dengan bijak. Bagi murid dengan nilai rata-rata atau di atasnya, tindak lanjutnya dapat berupa pengayaan materi untuk mempertahankan atau meningkatkan pencapaian mereka. Bagi murid yang berada di bawah nilai rata-rata, pendampingan individu atau kelompok kecil mungkin diperlukan untuk membantu mereka memahami materi dengan lebih baik.

Penting untuk memberikan bantuan ekstra dan perhatian khusus kepada mereka agar mereka dapat mengejar ketertinggalan. Selain itu, proses asesmen perlu diulang dengan menggunakan asesmen formatif untuk memonitor perkembangan siswa secara berkala dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Dengan demikian, pendidik dapat mengidentifikasi kebutuhan dan kelemahan siswa dengan lebih tepat dan merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif.

2. Asesmen non-kognitif

Dalam tahap persiapan asesmen non-kognitif, penting untuk menyediakan alat bantu yang dapat membantu siswa dalam mengungkapkan emosi mereka dengan jelas. Salah satu cara yang efektif adalah dengan menyediakan gambar-gambar yang mewakili berbagai ekspresi emosi, sehingga siswa dapat lebih mudah mengidentifikasi dan mengkomunikasikan perasaan mereka. Selanjutnya, daftar pertanyaan kunci perlu disusun dengan cermat, fokus pada aktivitas belajar yang mendorong siswa untuk merenungkan dan mengungkapkan pengalaman mereka di rumah, seperti bercerita, menulis, atau menggambar.

Selama pelaksanaan asesmen, guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara bebas mengekspresikan dan menjelaskan kegiatan belajar mereka di rumah. Dengan mendengarkan secara saksama, guru dapat mengamati ekspresi emosi siswa dan mengidentifikasi tanda-tanda emosi negatif yang mungkin muncul. Jika ada siswa yang menunjukkan ekspresi emosi yang mengkhawatirkan, guru perlu mengambil tindakan dengan mengajak mereka berdiskusi secara pribadi untuk memahami penyebabnya dan memberikan dukungan yang diperlukan.

Baca juga:
Refleksi Mutu Pendidikan Sekolah dengan Asesmen Nasional

Selain itu, komunikasi dengan orang tua juga menjadi langkah penting dalam menyampaikan informasi mengenai perkembangan emosional siswa dan memperoleh masukan atau dukungan tambahan dari orang tua jika diperlukan. Terakhir, untuk memastikan efektivitas asesmen non-kognitif, proses ini perlu diulang pada awal pembelajaran untuk melacak perkembangan emosi siswa secara berkala dan mengidentifikasi perubahan yang mungkin terjadi. Dengan demikian, guru dapat memberikan dukungan yang tepat dan memastikan kesejahteraan emosional siswa dalam proses pembelajaran.

Mau tahu lebih lanjut mengenai asesmen diagnostik? Simak pembahasan selengkapnya termasuk contoh program yang dapat diterapkan melalui rekaman Zoom Meeting pada link berikut yang dapat diakses secara GRATIS!

GuruInovatif.id berkomitmen untuk memacu transformasi pendidikan Indonesia melalui pengembangan kompetensi guru dengan membantu guru dan institusi pendidikan bertransformasi lebih cepat dalam proses pengajaran dan pembelajaran ke arah yang lebih baik dan memberikan inspirasi bagi guru dan praktisi pendidikan dalam ranah memperkaya ilmu pengetahuan. Pantau melalui media sosial kami https://www.instagram.com/guruinovatif.id/ untuk mendapatkan informasi webinar dan event terbaru yang tak kalah menarik lainnya. Salam Guru Inovatif!


Penulis: Francois Rynasher Mamarimbing | Penyunting: Putra

MERAH PUTIH
MERAH PUTIH
Berlaku hingga
03 Hari
03 Jam
03 Menit
03 Detik
Pilih Membership

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

GURUKU JANGAN STRES
Generasi Stroberi dan Kesehatan Mental Guru
2 min
Membangun Ekosistem Digital di Sekolah Dasar

SAMINO, S.Pd

Sep 22, 2023
2 min
Kunci Hubungan Personal: Memanggil Nama Murid dengan Benar di Ruang Kelas
3 min
Gen z jadi Guru, Kenapa Tidak?
1 min
Guru Wajib Tahu Empat Keterampilan di Era Industri 4.0
3 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar