Konsep dan Tujuan Asesmen Kompetensi Minimum - Guruinovatif.id

Diterbitkan 02 Feb 2024

Konsep dan Tujuan Asesmen Kompetensi Minimum

Di tahun 2021 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim memutuskan untuk mengganti Ujian Nasional dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Apa itu AKM? Apa yang akan diukur oleh AKM ini? Temukan jawabannya dalam artikel ini!

Seputar Guru

Redaksi Guru Inovatif

Kunjungi Profile
763x
Bagikan

Pada tahun 2021 yang lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim memutuskan untuk mengganti Ujian Nasional (UN) dengan konsep Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter.

Penggantian ini diputuskan untuk menyederhanakan kompleksitas di Ujian Nasional. Konsep asesmen yang diterapkan ini diharapkan dapat mengukur kemampuan minimal para peserta didik di sekolah. Kali ini kami akan membahas mengenai salah satu pengganti Ujian Nasional, yakni Asesmen Kompetensi Minimum. Jadi, simak artikel ini hingga selesai ya!

Apa itu Asesmen Kompetensi Minimum?

Asesmen Kompetensi Minimum atau yang disingkat AKM merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat.

Sebenarnya wacana penenerapan AKM untuk menggantikan UN sudah ada semenjak pandemi Covid-19. Pada akhirnya di tahun 2020 merupakan tahun terakhir murid mengikuti UN, sehingga mulai tahun 2021 hingga sekarang AKM telah diterapkan di masing-masing satuan pendidik di seluruh Indonesia.

AKM menjadi salah satu instrumen dari ketiga instrumen Asesmen Nasional untuk memetakan sekolah-sekolah berdasarkan kompetensi minimum yang harus dipersiapkan. Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd., selaku Direktur Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di tahun 2020 juga menyatakan kompetensi minimum menjadi kompetensi dasar yang dibutuhkan murid untuk bisa belajar, apapun materinya dan apapun mata pelalajarannya.

Kompetensi dan Aspek Komponen yang Diukur Dalam AKM

Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur dalam AKM, yaitu literasi membaca dan literasi numerasi. Mengapa hanya dua kompetensi ini saja yang diukur dari sekian jenis literasi yang ada?

Karena literasi membaca dan literasi numerasi dinilai dapat mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah serta mengolah informasi. Sehingga AKM akan menyajikan masalah dengan beragam konteks yang diharapkan dapat diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi dan numerasi yang dimilikinya.

Lebih lanjut dalam modul AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran yang diterbitkan oleh Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mendefinisikan literasi membaca sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia serta produktif dalam berkontribusi di masyarakat.

Sedangkan literasi numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia.

Asesmen literasi membaca dan numerasi pada AKM dapat ditinjau dari 3 aspek komponen, yaitu:

  1. Konten;
  2. Proses kognitif; serta
  3. Konteks
Konsep dan Tujuan Asesmen Kompetensi Minimum
Ilustrasi mengerjakan Asesmen Kompetensi Minimum (Gambar: Getty Images/Lady Konstantia)

Aspek komponen konten

Konten yang diukur dalam literasi membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan antara lain teks informasi dan teks fiksi. Sedangkan pada literasi numerasi dibedakan menjadi bilangan, pengukuran dan geometeri, data dan ketidakpastian, serta aljabar.

Aspek komponen proses kognitif

Pada literasi membaca, proses kognitif dibagi menjadi tiga level, yakni informasi, interpretasi dan informasi, interpretasi dan integrasi serta evaluasi dan refleksi. Proses kognitif pada iterasi numerasi juga dibagi menjadi tiga level, yaitu pemahaman, penerapan, dan penalaran.

Proses atau tingkat kognitif dapat menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk menyelesaikan masalah atau persoalan.

Aspek komponen konteks

Untuk aspek komponen konteks baik literasi membaca dan numerasi dibedakan menjadi tiga hal, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik. Konteks dapat menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan.

Seperti apa sih bentuk-bentuk soal dari AKM ini?

Bentuk-Bentuk Soal AKM

Bentuk-bentuk dari soal AKM memiliki lima variasi bentuk, yaitu pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian, dan esai atau uraian

1. Pilihan ganda

Soal yang berbentuk pilihan ganda, terdiri atas pokok soal dengan beberapa opsi jawaban. Murid-murid nanti akan menjawab soal dengan memilih satu jawaban yang benar dari beberapa opsi pilihan yang disediakan. Untuk jumlah pilihan jawaban, dapat disesuaikan dengan jenjang pendidikan murid tersebut.

2. Pilihan ganda kompleks

Soal ini terdiri dari atas pokok soal dan beberapa pernyataan yang harus dipilih atau direspons. Pernyataan-pernyataan atau pilihan-pilihan jawaban harus merupakan satu kesatuan konsep/rincian kompetensi. Penerapan bentuk soal ini pun ada dua model, yaitu:

  1. Murid memilih kotak atau kolom yang disediakan di setiap pernyataan yang sesuai dengan permasalahan pokok yang terkandung di dalam soal
  2. Murid memilih kolom Ya/Tidak, Benar/Salah, atau kategori lain di setiap pernyataan yang sesuai dengan permasalahan pokok di dalam soal.

3. Menjodohkan

Bentuk soal ini akan mengukur kemampuan murid dalam mencocokkan dan menghubungkan antar dua pernyataan yang telah disediakan. Biasanya di lajur pertama (biasanya di sebelah kiri) adalah pokok soal dan lajur kedua (di sebelah kanan) berupa jawabannya.

4. Isian atau jawaban singkat

Bentuk soal ini menuntut murid untuk memberikan jawaban secara singkat, berupa kata, frasa, angka, atau simbol. Perbedaannya adalah soal isian disusun dalam bentuk kalimat berita, sementara soal jawaban singkat disusun dalam bentuk pertanyaan.

5. Uraian

Bentuk soal ini akan menuntut kemampuan murid dalam mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis. Biasanya di soal uraian akan disediakan pedoman penskoran yang merupaka acuan dalam pemberian skor. Sehingga jawaban murid akan dinilai atau diskor berdasarkan kompleksitas jawabannya.

AKM dapat diikuti oleh sebagian murid kelas 5 SD, 8 SMP, dan 11 SMA yang dipilih secara acak oleh Kemdikbud. Hal ini dilakukan agar murid yang menjadi peserta AKM dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka masih berada di satuan pendidikan tersebut. Dari segi jumlah soal, nantinya murid kelas 5 SD mengerjakan 30 soal yang terdiri literasi membaca dan numerasi. Sedangkan murid kelas 8 SMP dan 11 SMA akan mengerjakan 36 soal.

Referensi:
AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran
Asesmen Kompetensi Minimum sebagai Bagian dari Asesmen Nasional 2021
Framework Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

Dapatkan pelatihan privat di sekolah Anda untuk meningkatkan kualitas akademik guru dan akademik sekolah bersama trainer pilihan.
Waktu dan tempat sesuai pilihan Anda!
Konsultasi GRATIS!


Penulis: Eka | Penyunting: Putra

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Tips untuk Guru Semangat Mengajar!
2 min
Pentingnya Menjadi Role Model bagi Siswa
4 min
Guru Sehat Mental, Murid pun Bahagia
2 min
Strategi Kesejahteraan Guru: Panduan untuk Mengelola Stres dan Meningkatkan Keseimbangan Hidup dalam Dunia Pendidikan

Jesse Christiami

Nov 30, 2023
1 min
Mental Guru Harus Sehat
Kenapa PAUD itu Penting?
1 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar