PEMBELAJARAN BERBASIS AKTIVITAS DI SD NEGERI 096755 Perkebunan Maligas
Oleh
Rubinem Rahayu, S.Pd
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan sumber belajar pada lingkugan belajar di sekolah. Dalam pembelajaran, siswa didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, megecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, serta mengembangkannya menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungannya. Pembelajaran menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru kepada siswa. Siswa adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan untuk mengatasi masalah. Sehingga pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada siswa utuk mengkonstruksikan pengetahuan dalam proses kognitifnya secara utuh.
Pembelajaran berbasis aktivitas merupakan proses belajar yang melibatkan proses fisik dan mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip seperti mengamati, mencerna, megerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dalam konsep belajar sesungguhnya pembelajaran berbasis aktivitas merupakan interaksi antara siswa dengan media pembelajaran yang dapat memungkinkan terjadinya generalisasi.
Tujuan kegiatan pembelajaran berbasis aktivitas di SD Negeri 096755 Perkebunan Maligas yaitu meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, meningkatkan pemahaman sosial antara siswa dengan lingkungan sekitarnya, mendorong siswa untuk dapat menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yag dipelajari mudah diingat dan tidak mudah dilupakan siswa tersebut, membantu siswa membentuk cara kerja bersama secara efektif, saling berbagi informasi, mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain, serta melatih siswa belajar berpikir analitis dan mencoba memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa tersebut.
Beberapa prinsip yang terdapat pada kegiatan pembelajaran berbasis aktivitas di SD Negeri 096755 Perkebunan Maligas yaitu (Gambar 1):
Somatis, dimana siswa mengalami aktivitas fisik yang memungkinkan siswa tersebut berinteraksi dengan orang lain secara berpasangan atau berkelompok. Kegiatan ini ditandai dengan adanya pergerakan fisik (moving ) dari satu tempat ke tempat lain baik di dalam maupun di luar kelas. Auditory, dimana siswa dimungkinkan untuk mendengar secara aktif dari berbagai sumber informasi. Pada kegiatan ini, siswa secara aktif mendengarkan penjelasan materi atau informasi dari berbagai sumber belajar. Visual, dimana siswa dimungkinkan untuk melakukan pengamatan gambar atau lingkungan sekitar. Pada kegiatan ini, siswa melakukan pemahaman gambar, bagan dan grafik data secara dua dimensi dan tiga dimensi. Intelektual, dimana siswa dimungkinkan untuk melakukan proses tanya jawab terhadap lingkugan belajarnya. Pada kegiatan ini, siswa melakukan pencarian informasi dari berbagai sumber belajar. Pembelajaran berbasis aktivitas memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi siswa SD Negeri 096755 Perkebunan Maligas, yaitu:
Dapat meningkatkan tingkat keterlibatan siswa dalam pembelajaran berbasis aktivitas. Dengan melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran, mereka cenderung lebih fokus dan terlibat aktif. Pembelajaran berbasis aktivitas memungkinkan siswa untuk mengalami konsep secara langsung. Melalui eksperimen, simulasi, atau proyek, mereka dapat memahami konsep-konsep abstrak dengan cara yang lebih nyata dan mendalam. Pembelajaran berbasis aktivitas sering melibatkan penerapan praktis dari pengetahuan teoritis. Pembelajaran tersebut membantu siswa mengembangkan keterampilan praktis yang dapat mereka terapkan di kehidupan sehari-hari atau di tempat kerja. Pembelajaran berbasis aktivitas yang melibatkan berbagai indra dan interaksi membantu meningkatkan retensi informasi. Siswa cenderung lebih baik mengingat informasi ketika mereka terlibat dalam pengalaman langsung daripada hanya mendengarkan kuliah atau membaca buku. Melalui pembelajaran berbasis aktivitas, siswa diberi kesempatan untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengembangkan kreativitas. Mereka dapat mengasah kemampuan berpikir analitis dan melatih daya pikir kreatif mereka. Pembelajaran berbasis aktivitas seringkali lebih menarik bagi siswa, yang dapat meningkatkan motivasi mereka untuk belajar. Siswa lebih mungkin terlibat dan berpartisipasi aktif jika pembelajaran dilakukan melalui kegiatan yang menarik dan relevan bagi mereka. Kolaborasi dalam pembelajaran berbasis aktivitas kelompok dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial seperti komunikasi, kerja tim, dan pemecahan konflik. Ini penting untuk mempersiapkan mereka menghadapi tantangan di dunia nyata. Pembelajaran berbasis aktivitas memungkinkan pendekatan holistik terhadap pembelajaran, yang mencakup aspek kognitif, emosional, dan fisik. Hal ini membantu menyediakan pengalaman belajar yang lebih menyeluruh. Gambar 1. Skema pelaksanaan pembelajaran berbasis aktivitas Sehingga penting untuk dicatat bahwa penggunaan pembelajaran berbasis aktivitas dapat bervariasi tergantung pada tujuan pembelajaran, tingkat usia siswa, dan konteks pendidikan tertentu. Pembelajaran berbasis aktivitas memerlukan peran guru yang aktif dan terlibat dalam menciptakan pengalaman pembelajaran yang menarik dan bermakna. karakteristik yang umumnya ditemukan dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis aktivitas oleh guru di SD Negeri 096755 Perkebunan Maligas, yaitu:
Perencanaan kegiatan atau aktivitas dengan cermat seperti pemilihan kegiatan yang sesuai dengan kurikulum, tujuan pembelajaran, dan kebutuhan siswa. Perencanaan harus mencakup tahap pengenalan, pelaksanaan aktivitas, dan refleksi. Guru tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga fasilitator pembelajaran. Guru harus terlibat aktif dalam mendukung dan memandu siswa selama aktivitas. Guru perlu memantau progres siswa, memberikan arahan, dan memberikan dukungan sesuai kebutuhan. Pembelajaran berbasis aktivitas dapat dirancang untuk mendorong kerja kelompok dan kolaborasi sehingga guru perlu memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi, berbagi ide, dan belajar satu sama lain. Hal ini membantu mengembangkan keterampilan sosial dan kerja tim. Guru harus menyadari perbedaan dalam kelas dan dapat menyesuaikan aktivitas sesuai dengan gaya belajar dan tingkat pemahaman siswa. Dengan mengetahui kebutuhan siswa, guru dapat memberikan dukungan tambahan jika diperlukan. Guru dapat meningkatkan aktivitas siswa dengan alat pembelajaran interaktif, simulasi, atau media melalui integrasi teknologi dan sumber daya pembelajaran. Guru dapat membantu siswa dalam memahami cara mereka belajar siswa tersebut. Hal ini dapat dicapai dengan memasukkan aktivitas yang melibatkan refleksi diri dan mendorong siswa untuk menjadi pemikiran yang lebih bebas. Selama pembelajaran berbasis aktivitas, guru dapat menggunakan evaluasi formatif untuk memantau pemahaman siswa dan memberikan umpan balik secara berkala. Ini memungkinkan guru untuk menyesuaikan pembelajaran selama proses dan membantu siswa memperbaiki pemahaman mereka. Guru harus memberikan siswa ruang untuk mengeksplorasi ide kreatif mereka sendiri. Ini dapat mendorong pemikiran kreatif dan inovasi di antara siswa. Hubungan yang positif antara guru dan siswa dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Ini dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam aktivitas dan merasa nyaman untuk mengemukakan pendapat mereka. Setelah aktivitas selesai, guru perlu merefleksikan proses pembelajaran, mengevaluasi hasilnya, dan menyesuaikan pendekatan mereka untuk meningkatkan pembelajaran di masa depan. Melalui pembelajaran berbasis aktivitas mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. Dengan melibatkan siswa dalam kegiatan fisik atau interaktif, mereka dapat mengembangkan keterampilan praktis yang dapat diaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berbasis aktivitas memungkinkan siswa untuk mengalami konsep secara langsung, menyebabkan pemahaman yang lebih mendalam. Dengan merasakan dan menerapkan konsep dalam konteks nyata, siswa dapat membangun pemahaman yang kokoh. Pembelajaran berbasis aktivitas merangsang keterampilan berpikir kritis dan kreatif sehingga siswa diberi kesempatan untuk memecahkan masalah, berkolaborasi, dan mengembangkan solusi inovatif, membantu mereka menjadi pembelajar yang lebih mandiri dan kreatif. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran aktivitas dapat meningkatkan motivasi belajar. Pendekatan ini memberikan alternatif yang menarik dan relevan dibandingkan dengan metode pengajaran tradisional, yang dapat membantu menjaga minat dan semangat belajar siswa di SD Negeri 096755 Perkebunan Maligas.
Kolaborasi dalam pembelajaran berbasis aktivitas berbasis kelompok membantu mengembangkan keterampilan sosial siswa. Melalui kerja sama dalam proyek atau tugas kelompok, siswa dapat belajar bekerja sama, berkomunikasi, dan menghargai pendapat orang lain. Pembelajaran berbasis aktivitas menyediakan pengalaman belajar yang holistik, mencakup aspek kognitif, emosional, dan fisik. Ini membantu membangun pemahaman yang menyeluruh dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan. Melalui pembelajaran berbasis aktivitas, guru dapat menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa melalui pembelajaran berbasis aktivitas di SD Negeri 096755 Perkebunan Maligas. Hal ini membantu mengakomodasi gaya belajar individu dan memastikan setiap siswa dapat mencapai pemahaman yang maksimal serta pengintegrasian teknologi dan sumber daya modern dalam aktivitas pembelajaran dapat meningkatkan daya tarik dan relevansi pada pembelajaran berbasis aktivitas di kelas. Pada intinya, pembelajaran berbasis aktivitas bukan hanya sekadar cara untuk mentransfer informasi, tetapi juga merupakan pendekatan yang merangsang pemikiran aktif, eksplorasi, dan kreativitas. Dengan menciptakan lingkungan pembelajaran yang dinamis dan berorientasi pada siswa di SD Negeri 096755 Perkebunan Maligas, pembelajaran berbasis aktivitas dapat membentuk generasi siswa yang lebih siap menghadapi tantangan dunia modern.
Penyunting: Putra