Perkembangan teknologi saat ini yang begitu cepat berpengaruh sangat signifikan terhadap bidang pendidikan di Indonesia. Hal ini membuat guru harus mampu beradaptasi terhadap dinamika perubahan yang terjadi saat ini, termasuk perubahan kurikulum dari Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka dimana guru merupakan salah satu profesi dalam bidang pendidikan yang salah satu tugasnya mencerdaskan anak bangsa. Sebagai seorang guru yang ditugaskan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal), tepatnya di SD Negeri 29 Idai Kecamatan Ketungau Hulu Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat tentu harus berjuang dengan semangat tinggi untuk mengabdikan diri demi mencerdaskan anak bangsa di pelosok negeri. Berada di daerah 3T kendala utama yang dihadapi adalah jauh dari perkotaan, jaringan internet yang sulit, tidak adanya listrik PLN (masih menggunakan panel surya) dan jauhnya fasilitas kesehatan serta fasilitas publik, namun sebagai seorang guru harus tetap kreatif, inovatif dan memiliki keinginan kuat untuk mengembangkan, memanfaatkan dan mengoptimalkan seluruh kemampuan serta keterampilan yang dimiliki. Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani , yang artinya di depan seorang pendidik harus memberi teladan yang baik, di tengah atau di antara murid guru harus menciptakan prakarsa dan ide serta dari belakang seorang guru harus memberikan dorongan dan arahan (Hutagol et al., 2018;93). Filosofi dari Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara inilah yang menjadi pijakan dalam menapaki jalan sebagai guru di daerah 3T.
SD Negeri 29 Idai terletak di perbatasan Indonesia-Malaysia yang merupakan salah satu sekolah dasar yang berada di daerah 3T tepatnya berada di Desa Idai Kecamatan Ketungau Hulu Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat. Selama ini upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui variasi metode dan media pembelajaran terus dilakukan, misalnya menggunakan media Pop Up Book untuk memperkenalkan Pancasila kepada peserta didik. Pembelajaran Outdoor Learning juga telah dilakukan ketika mengajarkan materi penjumlahan dalam mata pelajaran matematika kepada peserta didik di SD Negeri 29 Idai dengan meminta peserta didik untuk mengambil daun bunga sepatu yang ada di halaman sekolah sebanyak sepuluh lembar, kemudian meminta peserta didik untuk menghitungnya. Pembelajaran yang bervariasi tersebut dilakukan agar tidak terjadi kejenuhan di kelas dan tercipta pembelajaran yang menyenangkan.
Pembelajaran berdiferensiasi awalnya dikenalkan oleh Tomlinson dan Moon (2013:1) yang menyatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir, melayani, dan mengakui keberagaman peserta didik dalam belajar sesuai dengan kesiapan, minat dan preferensi belajar peserta didik. Kemudian menurut Faiz (2019:2847) pembelajaran berdiferensiasi mengedepankan konsep bahwa setiap individu memiliki minat, potensi dan bakat yang berbeda, untuk itu peran guru harus mampu mengkoordinasikan dan mengkolaborasikan perbedaan tersebut dengan strategi yang tepat. Pembelajaran berdiferensiasi yang telah dilakukan meliputi pembelajaran berdiferensiasi proses, adapun upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang bervariatif, seperti penggunaan video pembelajaran dan dilanjutkan dengan penggunaan edugame yang telah dikembangkan sendiri sesuai dengan perkembangan kemampuan kognitif peserta didik di SD Negeri 29 Idai. Pembelajaran berdiferensiasi konten, adapun upaya yang dilakukan adalah melakukan digitalisasi materi dari buku paket ke dalam aplikasi canva dengan menambahkan foto maupun gambar yang relevan dengan materi Pancasila di kelas 4 dan memberikan materi dalam bentuk video sebelum menggunakan edugame melalui perangkat android.
Gambar 1. Peserta didik sedang menggunakan Edugame dalam pembelajaran
Penerapan Kurukulum Medeka di SD Negeri 29 Idai melalui pembelajaran berdiferensiasi yang telah dilakukan tentunya mendapatkan dukungan dari kepala sekolah, karena pihak sekolah telah mengizinkan untuk menggunakan laptop sekolah dalam pembelajaran di kelas. Sebelum menggunakan Edugame dalam pembelajaran terlebih dahulu meminta rekan sejawat di SD Negeri 29 Idai untuk menggunakan edugame dan memberikan masukan serta sarannya untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan perbaikan pembuatan konten pada edugame . Hal ini dilakukan sebelum pembelajaran berdiferensiasi berbantuan edugame dilakukan di kelas. Edugame ini diakses melalui perangkat HP android milik guru SD Negeri 29 Idai maupun peserta didik yang memiliki HP Android. Adapun bagi peserta didik yang tidak memiliki HP android sendiri tetapi orang tuanya memiliki HP android, maka guru mengirim aplikasi edugame ke HP orang tua peserta didik sehingga peserta didik dapat mempelajari lebih lanjut edugame di rumah masing-masing.
Hasil yang telah diperoleh dari pembelajaran berdiferensiasi berbantuan edugame yaitu:
(1) Edugame mudah digunakan oleh guru dan murid,
(2) Edugame tidak membutuhkan jaringan internet, sehingga cocok untuk digunakan di daerah yang kesulitan akses internet seperti di SD Negeri 29 Idai,
(3) Penggunaan berbagai gambar, teks, dan desain yang menarik mendorong motivasi belajar peserta didik, hal ini terlihat dari antusiasme peserta didik dalam belajar di kelas.
Guru juga telah meminta testimoni dari guru rekan sejawat di sekolah, kepala sekolah dan peserta didik SD Negeri 29 Idai. Hasil testimoni menunjukkan bahwa edugame sangat bermanfaat bagi peserta didik terutama di sekolah 3T yang dapat dimanfaatkan secara offline . Berdasarkan hasil tersebut, penerapan kurikulum merdeka melalui pembelajaran berdiferensiasi berbantuan edugame di sekolah 3T sangat efektif diaplikasikan dalam pembelajaran, karena dalam penggunaannya tidak memerlukan jaringan internet atau dapat dimanfaatkan secara offline , sehingga sangat cocok diterapkan di sekolah 3T. Hal ini tentunya dapat terwujud karena guru telah berusaha mengembangkan diri melalui pelatihan guru, in house training dan berbekal sertifikasi guru yang telah didapatkan sehingga penerapan kurikulum merdeka ini dapat maksimal dilakukan terutama di sekolah 3T.
#GuruInovatif, #LombaArtikelS3, #ArtikelGI, #LombaGI
Penyunting: Luqmanul Hakim