Hakikat pendidikan merupakan suatu tuntunan dalam perkembangan murid, artinya pendidikan tidak bisa merubah kodrat yang ada pada murid. Pendidikan hanya bisa menuntun perkembangan kodrat tersebut supaya bisa berkembang dengan baik, sehingga tercipta wellbeing pada hidup murid. Dalam prosesnya, pendidikan harus sesuai dengan kodrat alam dan kodrat jaman pada murid, artinya pendidikan itu dinamis.
Penerapan kurikulum merdeka merupakan langkah yang tepat dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pada kurikulum merdeka terdapat 3 jalur yang dapat dipilih, yaitu mandiri belajar, mandiri berubah, dan mandiri berbagi. Hal ini memberikan kebebasan bagi pihak sekolah untuk memilih jalur pada kurikulum merdeka yang sesuai dengan keadaan sekolah. Selain itu, beberapa program yang dilontarkan oleh pemerintah, seperti pendidikan guru penggerak, sekolah penggerak, dan berbagi praktik baik, semakin memperkuat tujuan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Guru sebagai garda terdepan pada pendidikan di sekolah, harus berupaya supaya pembelajaran yang diselenggarakan sesuai dengan hakikat pendidikan. Program sertifikasi guru semakin memperkuat kualitas guru dalam melaksanakan tupoksinya. Dalam implementasi kurikulum merdeka, berbagai pelatihan guru diselenggarakan oleh pemerintah, baik secara daring ataupun luring, seperti yang ada pada situs ayo guru belajar yang sudah terintegrasi dengan SIMPKB. Ditingkat sekolah, pada setiap awal semester selalu dilaksanakan pelatihan in house training sebagai salah satu langkah untuk menyamakan persepsi dan mempersiapkan pembelajaran yang lebih baik.
Terdapat tujuh aset yang dimiliki oleh sekolah, yaitu manusia, sosial, fisik, politik, lingkungan/ alam, finansial, serta agama dan budaya. Dalam rangka mewujudkan wellbeing di sekolah, perlu adanya pengelolaan yang baik pada semua aset yang ada di sekolah. Kesuksesan dalam pengelolaan aset sekolah merupakan tanggungjawab semua anggota komunitas sekolah. Murid termasuk kedalam aset manusia yang dalam pengelolaannya harus sejalan dengan hakikat pendidikan.
Perkembangan murid pada jenjang SMA/ SMK berada pada tahap wiraga-wirama. Mereka memiliki karakteristik mulai mengembangkan rasa tanggungjawab, pembiasaan, dan menjalin komunikasi dengan sesama dan lingkungannya, sehingga perilaku mereka sangat aktif dan kritis terhadap keadaan dan kegiatan yang dijalani. Oleh karena itu, guru harus pintar dalam mengembangkan karakteristik mereka sehingga menjadi pribadi yang baik. Salah satunya adalah dengan lebih mengadakan program yang dapat mengembangkan student agency atau kepemimpinan murid melalui penghargaan terhadap suara (voice ), pilihan (choice ), dan kepemilikan (ownership ).
Di SMKN 1 Banjar, terdapat sebuah program P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang bertujuan untuk mengembangkan student agency atau kepemimpinan murid, yaitu program siswa penggerak. Dengan memperhatikan hakikat pendidikan dan karakteristik murid pada jenjang SMA/ SMK, program siswa penggerak berusaha mengembangkan karakteristik murid supaya bisa tercipta wellbeing pada keseharian mereka terutama di sekolah. Pada program ini, siswa mengidentifikasi hal-hal yang harus diperbaiki di sekolah, kemudian mereka memilih satu yang akan menjadi project mereka. Tugas guru adalah membimbing mereka dalam identifikasi dan pemilihan project , sehingga sesuai dengan kemampuan mereka. Setelah itu, mereka akan merencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan, waktu pelaksanaan, dan apa saja yang diperlukan supaya project mereka bisa sukses. Tugas guru adalah membimbing dan menjadi jembatan penghubung antara murid dengan sekolah, sehingga project mereka bisa terlaksana dengan baik. Dalam pelaksanaan program siswa penggerak ini, aset-aset yang ada di sekolah terhubung dengan baik dalam rangka pelaksanaan project murid supaya bisa berjalan dengan sukses. Keberadaan suara, pilihan, dan kepemilikan pada murid pun terakomodasi dengan baik. Melalui program ini pun, murid belajar menjadi bagian dari solusi dari permasalahan yang terjadi di sekolah.
Program siswa penggerak dimulai dengan satu pertanyaan pemantik, yaitu "Bagaimana kondisi sekolah menurut kalian?" Dari pertanyaan ini, murid akan berargumen. Untuk argumen yang positif akan kita pertahankan keadaan tersebut, sedangkan untuk argumen yang negatif akan kita cari penyelesaiannya. Murid kemudian mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang mereka temui dan menentukkan satu permasalahan yang akan mereka selesaikan. Mereka akan menentukkan ketua project nya, waktu pelaksanaan, alat dan bahan yang diperlukan, pihak yang akan diajak kerjasama, dan hal lain yang diperlukan untuk keberhasilan project. Tugas guru hanya membimbing. Posisi guru pada program ini adalah manajer dengan menggunakan tahapan komunikasi coaching .
Gambar 1. Program siswa penggerak untuk mengatasi permasalahan kebersihan toilet | Dokumentasi Pribadi
Gambar 2. Program siswa penggerak untuk merapihkan lingkungan mesjid | Dokumentasi Pribadi
Gambar 3. Program siswa penggerak kegiatan kerohanian | Dokumentasi Pribadi
Program ini merupakan program yang bisa diterapkan disemua jenjang. Perbedaan dalam implementasinya terletak pada cara berkomunikasi dengan siswa yang memiliki karakteristik tahapan perkembangan yang berbeda-beda. Melalui program ini, diharapakan dapat memberikan kontribusi bagi tercapainya wellbeing pada murid.
Kata kunci: sertifikasi guru, pelatihan guru, pelatihan in house training.
#GuruInovatif, #LombaArtikelS3, #ArtikelGI, #LombaGI
Penyunting: Putra