Penguatan Literasi Digital Bagi Siswa dan Guru agar Bijak dalam Penggunaan Platform Digital - Guruinovatif.id

Diterbitkan 10 Sep 2023

Penguatan Literasi Digital Bagi Siswa dan Guru agar Bijak dalam Penggunaan Platform Digital

Penguatan literasi digital tentu bukanlah hal yang mudah. Namun perlahan dan pasti, negeri ini mampu menjadi pionir literasi serta mengepakkan sayap menuju peradaban yang gemilang. Sebagaimana pernyataan Lenang Manggala bahwa “penguatan budaya literasi adalah kunci memajukan negeri ini"

Dunia Pendidikan

NOR RAHMA SUKOWATI

Kunjungi Profile
940x
Bagikan

Setiap tahunnya, tak dapat dipungkiri bahwa pendidikan akan selalu mengalami peningkatan dan pembaharuan. Hal ini bertujuan agar mutu pendidikan senantiasa terjaga guna mewujudkan output pendidikan yang gemilang bagi peradaban. Keseluruhan pembaharuan tersebut tentu selaras dengan perkembangan era yang ada, termasuk halnya melebur dan menyesuaikan diri dengan konsep digitalisasi. 

Peleburan konsep digitalisasi dalam pendidikan tentu memerlukan waktu yang tak singkat serta sumber daya manusia yang kompeten. Namun seiring berkembangnya zaman, pendidikan berbasis digital menjadi bagian dari proses belajar dan pembelajaran yang terintegrasi. 

Sehingga tak heran, pendidikan berbasis digital mulai digalakkan untuk mewujudkan cita- cita pendidikan bangsa. Bukan hanya dalam ranah peningkatan mutu belajar dan pembuatan media saja namun literasi pun sudah melebur dalam konsep digitalisasi. 

Sehingga tak heran, selama beberapa tahun belakangan, mulai banyak tercipta ragam karya platform digital untuk menunjang peningkatan generasi dalam berliterasi digital. 

Mengenal Literasi Digital

Sederhananya, literasi digital merupakan salah satu indikator dalam keberhasilan pendidikan sebab berkaitan dengan cara berfikir generasi yang kreatif, kritis dan lugas terhadap sumber informasi yang mereka dapatkan. Salah satu manfaat dari berliterasi digital yakni hadirnya perubahan dalam diri dari yang awalnya merupakan seorang informasi pasif menjadi aktif. 

Hal ini tentu akan memberikan dampak yang positif di masa depan bagi generasi dalam menganalisis dan melakukan penyelesaian masalah. Dampak yang berkelanjutan yakni kemampuan generasi dalam berliterasi secara luas dan bebas pada ranah norma, etika maupun budaya. 

Dalam berliterasi digital, tentu ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh generasi agar kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan mudah. Beberapa faktor tersebut menurut Douglas A.J. Belshaw yakni sebagai berikut :

  • Pertama yakni faktor kebudayaan. Faktor tersebut berkaitan dengan kepiawaian generasi dalam memahami ragam konteks maupun budaya dalam penggunaan literasi digital. 
  • Kedua, yakni faktor kognitif. Faktor tersebut berkaitan dengan kemampuan generasi dalam menilai, memilah dan menyaring konten literasi digital sehingga tidak terjebak dengan hal – hal yang berbau negatif. 
  • Ketiga, yakni faktor konstruktif. Faktor tersebut berkaitan dengan keikutsertaan generasi dalam menciptakan karya maupun ragam informasi berdasar fakta yang ada di sekitar maupun yang didapatkan berdasar data terpercaya. 
  • Keempat, yakni faktor komunikatif. Faktor tersebut berkaitan dengan kepiawaian generasi dalam memahami kinerja jejaring serta mampu berkomunikasi dengan baik melalaui platform digital secara positif. 
  • Kelima, yakni faktor tanggung jawab. Generasi mampu bertanggung jawab atas segala informasi yang telah diperoleh dan diinformasikan kepada khalayak secara akurat dan tentunya dapat memberikan kebermanfaatan. 
  • Keenam, yakni faktor kreatif. Generasi mampu melakukan beragam kreasi dan inovasi dalam meningkatkan pengetahuan. 
  • Ketujuh, faktor kritis. Generasi memiliki kemampuan dalam menyaring informasi sehingga menjadi hal yang positif, informatif dan efektif untuk disampaikan pada publik. 
  • Kedelapan, faktor tanggung jawab sosial. Generasi mampu meningkatkan rasa tanggung jawab dalam menggunakan media sosial sebagai sarana dalam berliterasi digital.

Strategi Penerapan Literasi Digital

(Penggunaan media digital bersama tim TPN8 (Temu Pendidik Nusantara 8))

Literasi digital yang diimplementasikan dalam kehidupan tentu akan membantu terwujudnya proses edukasi di tengah – tengah masyarakat melalui berbagai tahapan yakni tahapan menemukan, menggunakan, mengevaluasi, mengelola serta membuat informasi agar lebih kreatif dan bijak.

Maka tidak heran, keunggulan generasi dalam berliterasi digital tentu akan mengurangi tingkat penyebaran informasi hoaks, masalah pelanggaran privasi, sampai adanya fenomena kecanduan gawai untuk mengakses internet dengan brutal. Namun, keidealan tersebut masih belum terwujud lantaran masih rendahnya literasi digital masyarakat Indonesia. 

Hal ini sudah terbukti melalui berbagai fenomena dan pemberitaan yang cukup menyesakkan dada karena ketidakpiawaian generasi dalam memahami literasi digital. 

Namun, nyatanya penguatan akan pentingnya literasi digital bagi generasi masih mengalami banyak hambatan sehingga membutuhkan strategi penguatan literasi digital agar bisa diterapkan guru dan siswa secara keseluruhan. Beberapa diantaranya yakni sebagai berikut :

1. Menguatkan Kapasitas dan Kualitas Fasilitator (Pegiat Literasi)

Strategi penguatan pertama yakni dengan meningkatkan kapasitas fasilitator salah satunya melalui pelatihan dalam penggunaan internet, aplikasi, serta kepenulisan publik. Bagaimana mungkin literasi digital dapat diwujudkan bila tidak ada program pelatihan guru sebagai fasilitator utama di lingkup sekolah? 

Tentu saja ini bukan tugas personal melainkan diperlukan adanya sinergitas dari pemerintah, lembaga pendidikan, maupun keluarga sebagai para pejuang yang menjadi garda terdepan untuk memajukan pendidikan. 

Pun penting untuk memberikan pemahaman mendalam pada para fasilitator untuk belajar terkait sumber referensi hukum maupun etika dalam penggunaan media digital. Akses informasi tanpa batas tentu tetap memiliki rambu – rambu aturan. Tujuannya yakni agar setiap orang yang mendapatkan informasi tersebut dapat memajukan pemikiran dan meningkatkan kemampuan dalam penggunaan teknologi informasi secara optimal dan tanggung jawab. 

2. Peningkatan Kapasitas Sumber Belajar Bermutu Tinggi

Strategi selanjutnya yakni dengan meningkatkan jumlah maupun variasi dari sumber belajar khususnya di ruang publik sehingga dapat diakses oleh para guru dan siswa. Tentu saja hal tersebut merupakan sumber informasi yang positif agar dapat memberikan keteladanan bagi yang mengakses. Keseimbangan informasi yang didapatkan guru dan siswa tentu akan memberikan dampak yang baik dalam kegiatan belajar mengajar. 

3. Keterlibatan Publik dalam Penguatan Literasi Digital

Langkah selanjutnya yang bisa dilakukan yakni dengan melibatkan para tokoh maupun profesionl untuk mengawal cara pengaplikasikan media digital guna meningkatkan kemampuan literasi. 

Keterlibatan para pakar dan praktisi pendidikan tertentu akan memberikan dorongan positif untuk meningkatkan kemampuan literasi digital. Misalnya, dengan mengadakan kelas berbagi maupun kelas inspirasi yang dapat diakses khalayak umum. Selain itu, penting bagi para pemangku kepentingan yakni pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, industri, media maupun relawan pendidikan berkontribusi dalam pengembangan literasi digital. 

Salah satu contohnya yakni dengan memfasilitasi para fasilitator literasi digital untuk mengikuti kegiatan pelatihan, misalnya pelatihan In House Training. Pun, juga menyediakan sarana maupun prasarana serta membuat dan menyelenggarakan kegiatan literasi digital di lingkup sekolah dan masyarakat. 

Penggunaan Platform Digital Bagi Guru dan Siswa

(Pembelajaran E-Learning di Lembaga Al Falah Darussalam)

Selain menerapkan strategi yang ada, keterlibatan guru dan siswa dalam mengenal dan menggunakan penggunaan paltform digital juga sangat berpengaruh pada capaian keberhasilan program literasi digital. 

Oleh karena itu, sangat wajar bila hari ini ada banyak ragam platform digital baik gratis maupun berbayar yang hadir untuk turut memudahkan siswa dalam memahami pengetahuan. 

Namun, bagaimana untuk menyelaraskan penggunaan platform digital tersebut untuk mencapai tujuan? Para guru dan siswa tentu bukanlah satu – satunya pemeran untuk membantu negeri mewujudkan generasi cakap literasi digital. 

Tentu dibutuhkan sinergitas dari seluruh pihak dan membutuhkan kolaborasi penuh sebagaimana yang diajarkan berdasar pembelajaran ala STIFIn (kerja 3AS). Yakni :

Pertama, kerja ker(AS). Seluruh pihak baik dari pemangku kepentingan seperti pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat dan personal itu sendiri perlu untuk belajar secara optimal untuk piawai dalam berliterasi digital. Sebab tanpa adanya kerja keras, mustahil rasanya guru dan siswa dapat meningkatkan kemampuan literasi digital. 

Secara realita, memang hambatan teknologi begitu besar dan dapat menjebak siapapun untuk masuk dalam arus negatifnya. Salah satu contoh kerja keras yang konkrit yakni dengan adanya program sertifikasi guru. Program tersebut tentu akan memberikan banyak wawasan pada para guru untuk lebih meningkatkan kompetensi dan merupakan calon pegiat literasi yang terampil bagi siswa. 

Kedua, kerja cerd(AS). Kerja cerdas diperlukan dengan menerapkan berbagai strategi jitu guna meningkatkan kepiawaian dalam berliterasi digital. Hadirnya platform digital baik dari pemerintah maupun buatan lembaga pendidikan merupakan aksi konkrit dari kerja cerdas. 

Sebagai contoh misalnya, sudah ada beberapa sekolah yang memiliki ­e-learning berdasar kebutuhan guru dan siswa masing -masing. Sehingga hal ini memberikan kemudahan bagi keduanya dalam KBM khususnya bagi siswa. Selain itu, kehadiran e-learning maupun platform digital lainnya juga membantu guru dan siswa mempelajari berbagai cara belajar dan penyelesaian masalahnya. 

Ketiga, kerja ikhl(AS). Selanjutnya penerapan dengan berdasar kerja ikhlas. Ketiadaan ikhlas maupun ketulusan dalam hati tentu akan menjadi penghambat terwujudnya kecakapan literasi digital bagi generasi. Sehingga sangat penting menanamkan dalam diri tekrait filosofi berliterasi agar generasi tidak salah menempatkan diri.

Penguatan literasi digital tentu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, namun perlahan dan pasti, negeri ini mampu menjadi pionir literasi serta mengepakkan sayap menuju peradaban yang gemilang. Sebagaimana pernyataan Lenang Manggala bahwa “penguatan budaya literasi adalah kunci memajukan negeri ini”

#GuruInovatif #LombaArtikelS4 #ArtikelGI #LombaGI


Penyunting: Putra

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Pemanfaatan chromebook dalam kegiatan literasi

Titi Suryansah

Sep 10, 2023
53 sec
Mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Keterampilan Digital dalam Pembelajaran Mewujudkan Merdeka Belajar
2 min
Strategi Mengembangkan Kecakapan Literasi Digital Siswa dengan Hoax Breaker Movement melalui Belajar Berwawasan

Daniar eka putri

Sep 10, 2023
5 min
GI Academy #24: Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Sekolah
3 min
Mengembangkan Keterampilan Literasi Digital dengan Menggunakan Instagram sebagai Alat Pembelajaran
2 min
Penguatan Literasi Digital bagi Siswa dan Guru Melalui Platform Digital

SRIAGUNGGB

Sep 06, 2023
5 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar