Oleh: Ahmad Soleh
Pembelajaran menggembirakan (joyfull learning) merupakan pendekatan efektif dalam membangkitkan minat belajar siswa. Apalagi, bagi siswa yang memiliki kesulitan dalam mempelajari sejumlah mata pelajaran di kelas. Dengan pendekatan joyfull learning, guru dapat menciptakan iklim pembelajaran yang kreatif, bebas, dan tidak membosankan. Sehingga, proses pembelajaran di kelas tidak membebani siswa.
Joyfull learning juga menjadi salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam Kurikulum Merdeka Belajar. Efektivitas pembelajaran pun dapat tercipta, sebab dengan pendekatan ini, guru menciptakan suasana pembelajaran yang bebas dari keterpaksaan. Siswa belajar dengan kesadaran dan ketulusan hatinya. Secara perlahan, siswa akan menjadi insan pembelajar yang mandiri.
Di era kemajuan teknologi informasi seperti sekarang ini, siswa dapat dengan mudah mendapatkan berbagai pengetahuan baru. Tugas guru ialah memberikan arahan agar berbagai platform digital dapat digunakan untuk hal-hal positif. Mulai dari media sosial hingga platform web edukatif yang dapat diakses untuk mencari informasi. Bahkan, guru bisa berinovasi dengan memanfaatkan Artificial Intelligence/AI (kecerdasan buatan) untuk memantik rasa ingin tahu siswa.
Tentu, guru di era sekarang dituntut untuk melek digital. Sebab itulah, seorang guru jangan sampai kalah oleh siswa yang mungkin lebih mutakhir dalam penguasaan platform digital. Ibarat kata pepatah, “guru kencing berdiri, murid kencing berlari.” Bila gurunya kurang mutakhir, siswa akan menirunya. Pun ketika guru mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, siswa dapat lebih cepat menyusulnya. Maka dari itu, guru pun harus terus belajar dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Kembali lagi, dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menggembirakan, guru juga dapat memanfaatkan beragam platform digital untuk membuat tampilan bahan ajar yang bagus, indah, dan memesona. Bahan ajar yang menarik tentu akan membuat siswa bersemangat untuk belajar. Kemudian, pemanfaatan platform digital juga bisa digunakan untuk meningkatkan interaksi antara guru dengan siswa, misalnya dengan bermain kuis. Dengan begitu, siswa akan senang dengan proses belajar dan tidak merasa tertekan.
Di sisi lain, siswa juga akan terbiasa menggunakan platform digital untuk hal-hal positif. Misalnya, tentang bagaimana memanfaatkan media sosial sebagai ruang membangun interaksi sosial yang membawa pengaruh positif. Dengan begitu, pendekatan joyfull learning dapat memberikan dampak positif, sehingga bisa diterapkan dalam proses pembelajaran. Inilah wajah pendidikan kita di era digital. Semangat Bapak/Ibu guru, teruslah menjadi panutan bagi generasi muda bangsa ini!
#GuruInovatif #LombaArtikelS4 #ArtikelGI #LombaGI
Penyunting: Putra