Seiring dengan semakin kompetitifnya seleksi masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Tes Kemampuan Akademik (TKA) telah berevolusi. Ia bukan lagi sekadar ajang adu hafalan rumus, melainkan telah menjadi sebuah arena pembuktian nalar, logika, dan kemampuan berpikir kritis.
Menyadari pergeseran paradigma ini, platform pengembangan kompetensi guru, GuruInovatif.id, kembali mempersembahkan webinar berkualitas melalui GI Class #147 dengan tajuk “Pengembangan Soal HOTS Berbasis Literasi Numerasi untuk Persiapan TKA”.
Acara yang diselenggarakan secara daring ini sukses menjadi magnet bagi ratusan pendidik dari seluruh penjuru Indonesia. Antusiasme yang tinggi membuktikan adanya kebutuhan mendesak di kalangan guru untuk memperbaharui strategi pengajaran dan asesmen mereka agar relevan dengan tuntutan zaman.
Dipandu oleh narasumber kompeten, Noralia Purwa Yunita, M.Pd., para peserta diajak menyelam lebih dalam ke esensi penyusunan soal yang tidak hanya menguji, tetapi juga mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher-Order Thinking Skills).
Literasi Numerasi: Bukan Sekadar Angka, Tapi Logika Bertindak
Salah satu penekanan utama dalam webinar ini adalah pentingnya literasi numerasi. Ibu Noralia menjelaskan bahwa kemampuan ini jauh melampaui sekadar kecakapan menghitung. Literasi numerasi adalah kompetensi untuk menggunakan berbagai macam angka dan simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari.
Baca juga:
GI Class #130 | Membangun Sinergi di Kelas Literasi Numerasi Berbasis Kolaborasi Think-Pair-Share
“Banyak siswa kita yang pandai secara matematis namun 'gagap' ketika dihadapkan pada soal cerita yang kompleks atau data yang disajikan dalam bentuk non-tradisional seperti infografis atau tabel. Di sinilah letak tantangannya. TKA modern tidak lagi bertanya 'berapa hasilnya?', tetapi lebih kepada 'apa makna dari data ini?' dan 'bagaimana kamu memecahkan masalah ini?'," ungkap Ibu Noralia dalam sesinya.
Beliau menambahkan, "Oleh karena itu, misi kami dalam sesi ini adalah memberdayakan para guru untuk menjadi arsitek soal yang handal. Soal yang tidak hanya menguji, tetapi juga mengajar siswa untuk berpikir secara mendalam, terstruktur, dan aplikatif. Inilah bekal sesungguhnya yang mereka butuhkan."

Wawasan Mendalam dan Strategi Praktis dari GI Class #147
Webinar ini tidak hanya berhenti pada tataran teori, tetapi juga memberikan strategi praktis yang bisa langsung diterapkan oleh para guru di kelas. Berikut adalah beberapa poin kunci yang dibedah secara tuntas:
a. Memahami evolusi dan urgensi TKA
Peserta diajak untuk memahami bahwa TKA kini dirancang untuk menyaring calon siswa yang memiliki potensi kognitif unggul. Ini sejalan dengan kebutuhan perguruan tinggi dan dunia kerja yang menuntut individu yang mampu menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan solusi, bukan sekadar mengeksekusi perintah.
Baca juga:
Permendikdasmen No. 9 Tahun 2025: TKA Jadi Standar Baru Seleksi Akademik di Indonesia
b. Dekonstruksi soal LOTS vs. HOTS
Secara gamblang, dijelaskan perbedaan fundamental antara soal Lower-Order Thinking Skills (LOTS) yang berfokus pada ingatan dan pemahaman dasar, dengan soal HOTS. Jika LOTS bertanya "apa" dan "kapan", maka HOTS menantang siswa dengan pertanyaan "mengapa bisa terjadi?", "bagaimana jika skenarionya diubah?", dan "analisislah dampak dari fenomena ini!".
c. Anatomi dan teknik penyusunan soal HOTS
Para guru dibekali resep jitu merancang soal HOTS yang efektif. Prosesnya dimulai dari pemilihan stimulus yang kontekstual dan otentik (bisa berupa kutipan berita, hasil riset, atau studi kasus), dilanjutkan dengan perumusan akar masalah (pertanyaan inti), hingga pembuatan pilihan jawaban (distraktor) yang logis namun menantang.
d. Membangun budaya berpikir kritis di kelas
Implementasi soal HOTS bukanlah sekadar persiapan ujian. Ini adalah bagian dari upaya membangun budaya berpikir kritis dalam ekosistem kelas. Guru didorong untuk lebih sering menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning) dan diskusi, di mana siswa terbiasa mempertahankan argumennya dengan data dan logika.
e. Antusiasme tinggi dan diskusi interaktif
Sesi webinar berjalan sangat dinamis, terutama saat sesi tanya jawab dibuka. Banyaknya pertanyaan yang masuk dari para peserta menunjukkan relevansi dan urgensi topik ini. Diskusi tidak hanya seputar teknis pembuatan soal, tetapi juga menyentuh aspek pedagogis tentang bagaimana mengubah pola pikir siswa dari pasif menjadi aktif dan kritis.
GuruInovatif.id melalui program GI Class, akan terus berkomitmen menyediakan platform bagi para pendidik untuk bertumbuh dan beradaptasi. Karena guru yang berdaya adalah kunci untuk melahirkan generasi penerus yang cerdas, kreatif, dan siap menghadapi kompleksitas masa depan. Bagi anda yang penasaran dengan lanjutan materi dari pembahasan ini, Anda dapat menyaksikan tayangan ulang webinar dalam tautan berikut ini.
Selain itu, masih banyak topik pembelajaran lainnya yang bisa Anda temukan dengan bergabung sebagai member GuruInovatif.id. Sebagai anggota, Anda berkesempatan mengakses semua kursus online yang dirancang untuk mendukung pengembangan kompetensi guru di era pendidikan saat ini.

Klik untuk bergabung membership GuruInovatif.id
Penulis: Ridwan | Penyunting: Putra