Yogyakarta, 23—24 Januari 2025 - GuruInovatif.id menyelenggarakan workshop nasional bersertifikat Guru Inovatif Academy ke-45 yang membahas mengenai “Eksplorasi Metode Pembelajaran yang Menarik, Menyenangkan, dan Interaktif” bersama Anita Jojor, M.Pd.
Dalam workshop ini, Anita mengawali dengan memberikan refleksi kepada peserta workshop yang hadir secara daring (online). Refleksi tersebut berupa pertanyaan “Apakah ada materi yang masih Anda ingat sampai sekarang ketika disampaikan oleh guru Anda semasa belajar di bangku pendidikan?”
Menurut Anita, adanya materi yang masih dapat kita ingat sampai sekarang ketika belajar dulu, menandakan guru-guru kita dapat menyampaikan materi tersebut dengan cara yang menarik. Hal inilah yang perlu kita adopsi di masa kini, apalagi ketika menghadapi generasi yang lekat dengan teknologi.
Kenapa Perlu Menerapkan Pendekatan Pembelajaran yang Menarik?
Anita menjelaskan pendekatan pembelajaran yang menarik akan mendorong keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar. Guru dapat menggunakan metode yang bervariasi, seperti diskusi, permainan, dan proyek kolaboratif agar menciptakan suasana pembelajaran yang lebih dinamis dan mengurangi kejenuhan saat belajar.
Menyisipkan elemen “menyenangkan” dalam kegiatan belajar juga akan membantu meredakan tekanan akademis dan membuat siswa lebih termotivasi. Sehingga aktivitas permainan edukatif atau dengnan menggunakan multimedia dapat memperkaya pengalaman belajar dan meningkatkan retensi informasi.
Dengan keterlibatan aktif siswa di kelas, hal ini akan menciptakan komunikasi dua arah antara siswa dan guru yang interaktif. Di masa kini, hal ini bisa diraih dengan menerapkan teknologi, seperti penggunaan platform pembelajaran online, dimana siswa dapat berbagi ide dan bekerja sama dalam suatu proyek.
Baca juga:
Peran Pengembangan Keterampilan dan Kompetensi Guru dalam Meningkatkan Kualitas SDM Negeri
Pengaruh Masa Generasi Terhadap Gaya Belajar Siswa
Anita kemudian menjelaskan bahwa saat ini guru dihadapkan dengan generasi yang jauh berbeda dibandingkan zaman dulu. Hal ini akan memengaruhi pendekatan guru dalam menyampaikan materi ajar di kelas. Contohnya Anda termasuk guru yang termasuk ke golongan Generasi Y, maka besar kemungkinan Anda lebih sering memainkan satu media sosial saja, seperti Facebook. Sedangkan, di generasi Z dan Alpha cenderung memainkan lebih dari satu media sosial, seperti Instagram, YouTube, TikTok, dan media sosial lainnya yang bahkan tidak kita ketahui.
Generasi Z & Alpha seringkali dilabeli sebagai generasi yang minim batasan (boundaryless generation). Maksudnya adalah generasi ini dapat dengan mudah mendapatkan akses melalui dunia maya, bahkan materi belajar yang kita sampaikan dapat ditemukan oleh siswa sebelum guru menyampaikannya.
Memahami Konsep Pembelajaran Interaktif
Selanjutnya, Anita mengulas konsep pembelajaran interaktif yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
Inti pembelajaran interaktif
Pembelajaran interaktif berfokus pada keterlibatan aktif peserta didik dalam proses belajar. Dalam pembelajaran ini, peserta didik tidak diposisikan hanya penerima informasi pasif, tetapi juga terlibat dalam interaksi, diskusi, dan juga kegiatan yang mendorong pemahaman mereka.
Tujuan pembelajaran interaktif
Penerapan pembelajaran interaktif di dalam kelas bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan mengembangkan keterampilan sosial melalui pengalaman langsung dan interaksi aktif.
Faktor-Faktor Pendukung Pembelajaran Interaktif
Anita juga menjelaskan untuk mendukung pembelajaran interaktif di kelas, terdapat beberapa faktor yang patut guru ketahui, antara lain:
1. Peserta didik
Guru harus memahami kesiapan belajar masing-masing siswa di kelas, hal ini dapat guru ketahui dengan memeroleh data yang tak hanya meliputi nama siswa saja, namun juga sikap atau perilaku, motivasi siswa, minat dan bakat siswa. Dengan mengetahui data-data tersebut, guru bisa memilih metode yang cocok dan relevan dengan siswa.
2. Guru
Guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan motivator yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang interaktif. Karena sebagai pendidik, guru memerlukan 4 kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian. Ketika siswa bertanya kepada guru, dan guru menjawabnya namun konteksnya tidak tepat, maka bisa jadi akan menimbulkan kebingungan pada siswa. Akhirnya siswa mencoba mencari jawaban yang bisa “memuaskan keinginannya” melalui dunia maya. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, bisa jadi suatu saat siswa akan kehilangan minat untuk belajar.
Baca juga:
Urgensi Dibalik Penetapan 4 Kompetensi yang Wajib Dimiliki Guru
3. Sarana dan prasarana
Ruangan belajar, media pembelajaran, dan teknologi yang memadai mendukung kegiatan interaktif. Hal ini sangat berpengaruh dalam menciptakan lingkungan belajar siswa yang interaktif. Karena selain mendukung pemahaman siswa yang lebih baik, sarana dan prasarana juga dapat berpengaruh pada pengembangan potensi siswa.
4. Kurikulum
Kurikulum yang dirancang dengan pendekatan interaktif, yang mendorong keterlibatan aktif peserta didik. Meskipun sebagian sekolah mengikuti pemberlakuan kurikulum yang ditetapkan pemerintah, terdapat pula sekolah atau satuan pendidikan yang menerapkan kurikulum sesuai sebagai karakteristik satuan pendidikannya sendiri. Pemilihan kurikulum sangat berpengaruh pada perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru.
Selain itu Anita juga menjelaskan bagaimana cara menganalisis kebutuhan peserta didik untuk menerapkan pembelajaran yang interaktif, merancang strategi pembelajaran interaktif yang efektif, hingga praktik penerapan metode pembelajaran interaktif di dalam kelas. Mau tahu apa saja penjelasannya? Simak tayangan ulang workshop nasional Guru Inovatif Academy ke-45 dalam tautan berikut ini!
Tertarik dengan materi-materi yang serupa? Yuk, bergabung menjadi membership GuruInovatif.id untuk mendapatkan berbagai materi-materi pengembangan kompetensi guru relevan lainnya
Klik untuk bergabung membership GuruInovatif.id
Penulis: Eka | Penyunting: Putra