[Yogyakarta, 1-2 Mei 2025] GuruInovatif.id menyelenggarakan workshop nasional bersertifikat Guru Inovatif Academy ke-51 yang membahas mengenai topik “Mendesain Pembelajaran Berbasis Literasi & Logika dengan STEAM di Kelas” bersama Merri Nathalia, M.Pd.
Selama dua hari, para peserta diajak menggali lebih dalam mengenai pendekatan STEAM dalam pembelajaran, serta bagaimana mengintegrasikan unsur literasi dan logika dalam setiap aktivitas belajar mengajar.
Apa Itu Pendekatan STEAM?
Dalam pemaparannya, Ibu Merri menjelaskan bahwa STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, dan Mathematics) merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada eksplorasi dan konteks dunia nyata. Tujuan utamanya adalah menciptakan pengalaman belajar yang tidak hanya memperkuat pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Lebih dari sekadar penggabungan lima bidang ilmu, STEAM berfokus pada bagaimana siswa dapat belajar secara menyenangkan melalui proses menyelidiki masalah, mengajukan pertanyaan, serta merancang solusi secara aktif.
Literasi dan Logika: Fondasi Utama dalam STEAM
Literasi dalam konteks pembelajaran STEAM tidak hanya sebatas membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kemampuan memahami informasi, menyusun argumen, dan mengomunikasikan ide. Sementara logika berkaitan dengan proses berpikir sistematis, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Keduanya menjadi pilar penting dalam mendorong siswa menjadi pembelajar aktif dan mandiri. Merri menekankan bahwa ketika literasi dan logika diintegrasikan secara optimal dalam pendekatan STEAM, siswa tidak hanya belajar memahami, tetapi juga mencipta dan berefleksi.

Belajar Lewat Simulasi & Rancangan Pembelajaran
Salah satu bagian menarik dari workshop ini adalah sesi simulasi perancangan pembelajaran berbasis STEAM. Peserta diajak untuk merancang aktivitas yang dimulai dari tahapan ask (bertanya), imagine (membayangkan), plan (merencanakan), create (membuat), hingga improve (menyempurnakan). Setiap tahapan ini mengajak siswa untuk menggunakan logika dalam menyusun strategi, serta mengembangkan literasi dalam mengolah dan menyampaikan informasi. Elemen teknologi dan seni juga turut disisipkan, agar pembelajaran lebih interaktif dan kreatif.

Contoh Nyata dari Dunia PAUD
Dalam sesi berbagi praktik baik, Ibu Merri menampilkan contoh aktivitas dari jenjang PAUD yang memperlihatkan potensi logika dan literasi sejak dini. Misalnya, Arini yang menyusun balok dari ukuran besar ke kecil, Weni yang membuat kerajinan tangan tanpa arahan guru, serta Angga yang menciptakan mainan sederhana dari bahan bekas. Ketiga contoh ini memperlihatkan bagaimana pendekatan STEAM sudah bisa diterapkan bahkan sejak usia dini, untuk membangun pola pikir logis, kemampuan berbahasa, dan kreativitas anak.
Guru Sebagai Fasilitator & Perancang Pengalaman Belajar
Lebih dari sekadar mengajar, seorang guru berperan sebagai perancang pembelajaran dan fasilitator yang mampu menciptakan suasana belajar yang kontekstual, kolaboratif, dan menyenangkan. Pendekatan STEAM memungkinkan siswa untuk belajar melalui proyek, eksplorasi masalah nyata, dan kerja tim, menjadikannya pengalaman yang jauh lebih interaktif dan relevan.
“Guru memiliki peran penting dalam menyiapkan pembelajaran yang merangsang nalar dan rasa ingin tahu siswa. Jadi, tugas guru bukan hanya menyampaikan materi, tetapi juga membangun pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa,” ujar Ibu Merri dalam pemaparannya.
Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai cara mendesain pembelajaran berbasis literasi dan logika dengan STEAM di kelas? Simak penjelasan lengkapnya dalam tayangan ulang workshop nasional yang telah diselenggarakan!
Tertarik dengan materi-materi pengembangan kompetensi guru lainnya? Bergabunglah menjadi member GuruInovatif.id untuk mendapatkan akses eksklusif ke berbagai materi pengembangan kompetensi guru.
Penulis: Faqih | Penyunting: Cahya