"Teachers are the unsung heroes of our society, often working in challenging circumstances, with limited resources and under great stress." -J.K. Rowling
Rutinitas yang berulang, beban kerja yang tinggi, tekanan untuk mencapai hasil yang terbaik, dan kurangnya dukungan dari pihak sekolah serta orang terdekat seringkali membuat seorang tenaga pendidik sampai pada titik lelah dan jenuh. Perasaan lelah dan jenuh tersebut membuat seorang guru menjadi tidak produktif dan fokus dalam kegiatan pembelajaran.
Stres yang dialami guru dapat menghambat pembelajaran (Sumber: Canva) Pada tahap yang lebih kompleks, perasaan-perasaan di atas dapat menyebabkan tenaga pendidik sampai pada tahap stress dan burnout . Hal tersebut sangat membahayakan karena selain kekacauan secara emosional, stress dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan psikis tenaga pendidik. Kekacauan mood dan perangai dapat menimbulkan kesan negatif pada peserta didik. Suasana kelas menjadi tidak harmonis dan materi ajar yang diberikan terkesan hambar dan berlalu begitu saja.
Bapak/Ibu tentu tidak menginginkan hal di atas terjadi bukan? Anda tidak perlu khawatir terhadap gejala stress tersebut. Berikut kami berikan 5 cara menghilangkan perasaan stress dan burnout bagi Bapak/Ibu sekalian. Simak penjelasan sampai akhir ya!
5 Cara Terbaik Mengatasi Perasaan Stress dan Burnout bagi Tenaga Pendidik Burnout adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang mengalami kelelahan emosional, depersonalisasi, dan penurunan kinerja dalam pekerjaan. Berikut lima cara terbaik yang dapat Bapak/Ibu praktikkan untuk dapat pembelajaran yang maksimal.
Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah melakukan identifikasi dan mengenali permasalahan yang Anda rasakan. Sebagai contoh, metode mengajar yang berulang dapat menyebabkan kebosanan dalam kelas. Oleh karena itu, susunlah beberapa metode pengajaran baru yang interaktif sekaligus yang paling relevan dengan bahan ajar untuk mempermudah pemahaman terhadap materi ajar.
Identifikasilah terlebih dahulu penyebab stres dan burnout (Sumber: Canva) Apabila telah memiliki rencana yang lebih tersusun, Anda dapat memulai segala sesuatu dengan lebih mudah. Selain itu, mengenali penyebab stress dan burnout dalam diri Bapak/Ibu sekalian dapat memberikan dampak positif berupa terbentuknya kepekaan terhadap hal-hal fundamental sebagai tenaga pendidik seperti, pengelolaan waktu, perencanaan target, dan cara berinteraksi dengan peserta didik.
2. Berikanlah Self-Reward pada Diri Anda Memberikan apresiasi terhadap diri sendiri bukanlah bentuk egois dan boros. Self-reward dan self-care sangat penting untuk menjaga kesehatan emosional dan fisik Bapak/Ibu sekalian. Bentuk peduli pada diri sendiri dapat diwujudkan dalam berbagai cara seperti, membeli barang wishlist , makan makanan enak, dan pergi menonton film.
Manyantap makanan kesukaan merupakan bentuk apresiasi terhadap diri sendiri (Sumber: Canva) Anda pasti berpikir bahwa alih-alih meredakan stress , membuang uang malah menambah beban pikiran. Apabila masih sempat berpikir demikian maka Bapak/Ibu sekalian belum memiliki manajemen keuangan yang baik dan terencana. Lagipula bentuk self-reward bisa dapat dalam bentuk non-uang seperti, meditasi, membaca buku, mendengarkan musik, istirahat yang cukup, dan menonton film komedi di televisi. Oleh sebab itu, pada dasarnya kebahagian tidak hanya terwujud dalam bentuk uang melainkan juga dapat dalam berbagai hal.
3. Rapikan Lingkungan Kerja Anda Faktor yang satu ini seringkali terlewatkan dan dianggap sebelah mata, padahal dampak yang diberikan dapat menjadi penunjang bagi terciptanya semangat kerja. Tumpukkan kertas, soal, dan data-data lainnya di atas meja, banyaknya barang-barang tidak terpakai di meja kerja, dan bekas tinta dapat memengaruhi tenaga pendidik secara psikologis dan emosinal. Oleh karena itu, Bapak/Ibu harus segera merapikan meja kerjanya sebagai salah satu penunjang dalam pendidikan di Indonesia.
Lingkungan kerja yang bersih dan tertata dapat meningkatkan produktivitas kerja (Sumber: Canva) 4. Menyusun dan Mengefektifkan Rencana Pembelajaran Salah satu penyebab stress adalah tidak terwujudnya beberapa rencana pembelajaran dengan baik. Selain itu, ekspektasi yang berlebihan terhadap pelaksanaan pembelajaran dan implementasinya kepada peserta didik seringkali membuat tenaga pendidik burnout . Apabila ada beberapa keinginan yang tidak terpenuhi oleh peserta didik maka Anda merasa bahwa segala rencana pembelajaran Anda telah gagal.
Menyelaraskan rencana pembelajaran akan mempermudah pengajaran (Sumber: Canva) Perasaan-perasaan seperti ini membuat Anda tidak fokus dan larut dalam kesedihan. Oleh karena itu, susunlah ulang rencana pembelajaran Anda dengan berbagai kemungkinan. Sebagai contoh, susunlah rencana pembelajaran berdasarkan skala priotitas. Selain itu, manfaatkanlah juga teknologi, perangkat lunak, dan aplikasi lainnya untuk membuat rencana pembelajaran Anda menjadi lebih efektif.
5. Berolahraga Olahraga merupakan salah satu jalan keluar paling ampuh untuk menghilangkan perasaan stress . Lakukanlah olahraga kesukaan Anda untuk rehat sejenak dari rutinitas kerja yang padat. Ada banyak olahraga yang dapat Anda lakukan seperti bersepeda, berenang, dan yoga.
Bersepeda merupakan salah satu upaya mengurangi stres (Sumber: Canva) Nikmatilah waktu-waktu luang untuk meningkatkan kualitas dalam diri Anda. Tariklah nafas yang dalam, keluarkan perlahan. Setelah itu, berikanlah pikiran Anda beberapa saat untuk merelakan apa yang telah terlewatkan, memperbaiki apa yang masih mungkin dibenahi, dan melaksanakan target-target kedepannya secara maksimal. Dengan demikian, satu per satu capaian dan target Anda dapat terlaksana dengan baik.
Demikianlah lima cara yang dapat Bapak/Ibu terapkan dalam menghilangkan stress dan burnout dalam proses belajar-mengajar. Kontrol terhadap diri sendiri sangat penting bagi Bapak/Ibu sekalian. Lima cara di atas dapat meningkatkan kualitas pikiran, menjadikan kegiatan pembelajaran lebih efektif, meningkatkan kesehatan, memperkuat hubungan yang harmonis, dan meningkatkan kreativitas Anda sebagai tenaga pendidik. Semangat selalu untuk guru di seluruh Indonesia! maju terus pendidikan bangsa!
Penulis: Yandi Chidlir Editor: Putra