Salah satu istilah yang selaras dengan pembelajaran deep learning saat ini adalah computational thinking. Mengapa istilah ini dapat dikaitkan dengan deep learning? Apakah computational thinking ini berkaitan dengan kecakapan dalam menggunakan teknologi terbaru? Simak pembahasannya dalam artikel ini dengan saksama hingga tuntas!
Pengertian dan Asal Istilah Computational Thinking
Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, computational thinking memiliki arti “pemikiran komputasional”. Bila menelaah dari maknanya, pemikiran komputasional ini tidak serta merta menuntut seorang individu untuk dapat mengoperasikan atau menggunakan teknologi terkini. Namun, istilah ini lebih mengacu pada cara berpikir untuk menyelesaikan berbagai permasalahan.
Istilah ini mulai digunakan secara luas pada tahun 2006 yang berasal dari publikasi esai Jeannette M. Wing pada tahun 2006. Dalam esai tersebut, Jeannette menjelaskan bahwa:
“Computational thinking builds on the power and limits of computing processes, whether they are executed by a human or by a machine.”
Pemikiran komputasi berasal dari kombinasi kekuatan dan batasan proses komputasi, baik yang dijalankan oleh manusia maupun oleh mesin. Metode dan model komputasi memberi manusia keberanian untuk memecahkan masalah dan mendesain sistem yang tidak dapat dilakukan oleh seorang diri.
Dalam esai tersebut, Jeannette juga menegaskan computational thinking merupakan keterampilan dasar yang perlu dimiliki semua orang, tidak hanya terbatas pada orang yang berkutat pada komputer belaka. Keterampilan inilah yang seharusnya perlu ditanamkan kepada setiap anak agar mendukung perkembangan analitis mereka.
Seiring berjalannya waktu, istilah ini berkembang menjadi sebuah keterampilan untuk mengidentifikasi tahap demi tahap untuk menemukan solusi dari sebuah permasalahan yang kompleks.
Baca juga:
Mengenal 3 Pilar Konsep Deep Learning dalam Pendidikan
4 Komponen Inti dalam Computational Thinking
Penamaan istilah “computational thinking” terinspirasi dari prinsip dan metode yang berjalan pada sebuah komputer dalam menyelesaikan sebuah masalah. Sehingga konsep ini menekankan pada penggunaan langkah-langkah yang tepat dan logis agar dapat direplikasi dan dieksekusi, sehingga proses pemecahan masalah menjadi lebih efisien dan terukur.
Terdapat 4 komponen inti dalam computational thinking yang perlu Anda ketahui, yakni:
1. Decomposition (Menguraikan)
Langkah pertama dalam computational thinking adalah dekomposisi atau menguraikan. Bisa jadi setiap sekolah memiliki kesepakatan penyebutan yang berbeda, namun intinya tetap sama: untuk memecahkan permasalahan yang kompleks, Anda harus memecah hal tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola.
Menguraikan permasalahan menjadi bagian yang penting dalam computational thinking karena di tahap ini permasalahan akan dipecah menjadi kepingan yang lebih kecil dan sederhana, sehingga dapat diselesaikan satu persatu dan diidentifikasi penyebab kemunculannya.
2. Pattern recognition (Pengenalan pola)
Salah satu bagian dari computational thinking adalah mengenali pola. Pada tahap ini, individu melakukan proses mengidentifikasi pola atau hubungan yang berbeda dari sebuah permasalahan secara utuh.
Tujuan dari mengenali pola ini untuk menyederhanakan masalah lebih lanjut dengan menemukan bagian-bagian yang mungkin mirip atau berbeda, sehingga akan membantu dalam membangun pemahaman yang berkelanjutan tentang masalah yang lebih kompleks. Karena biasanya dalam sebuah permasalahan terdapat suatu pola tertentu.

3. Abstraction (Abstraksi)
Tahap selanjutnya dalam computational thinking adalah abstraksi. Tahap ini meliputi tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk menggeneralisasi dan mendefinisikan berbagai prinsip umum yang memunculkan pola, tren, dan keteraturan.
Langkah ini bertujuan agar siswa mengidentifikasi bagian penting yang dapat digunakan untuk menyelesaikan bagian lain dari masalah yang sama serta mengabaikan informasi yang kurang relevan.
4. Algorithmic (Algoritma)
Tahap akhir dari computational thinking adalah algoritma. Tahap ini mengharuskan individu untuk bisa mengembangkan petunjuk pemecahan masalah yang sama secara langkah demi langkah. Agar orang lain dapat memakai langkah atau informasi tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang serupa.
Baca juga:
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Pembelajaran Pendekatan Deduktif
Karakteristik Keterampilan Computational Thinking
Seorang individu yang memiliki keterampilan computational thinking dapat memiliki beberapa karakteristik berikut ini:
Mampu mengelompokkan dan menganalisis data.
Mampu menjalankan analisis solusi dengan cara dan tahap yang efektif serta efisien.
Mampu merepresntasikan data secara abstrak dengan memakai simulasi atau model.
Mampu menggeneralisasi penyelesaian untuk bermacam-macam masalah yang berbeda.
Mampu menyusun dan menyelesaikan permasalahan dengan memakai perangkat komputer dan digital.
Computational thinking merupakan keterampilan untuk menyelesaikan sebuah permasalahan yang kompleks secara runtut. Proses ini dimulai dengan memecah sebuah masalah menjadi bagian yang lebih kecil, memahami pola dan menghilangkan hal-hal yang tidak relevan, lalu menciptakan solusi langkah demi langkah yang dapat ditiru.
Mengajarkan dan menumbuhkan computational thinking kepada siswa lebih dari sekadar meningkatkan literasi digital. Hal ini jauh lebih dalam mendalam, karena saat keterampilan ini mengajarkan cara menghadapi masalah yang akan mereka temui di masa depan untuk meraih kesuksesan.
Referensi:
Computational Thinking
Defining Computational Thinking
Early Learning Strategies for Developing Computational Thinking Skills
Kenali Berbagai Metode Berpikir Efektif Computational Thinking
Penulis: Eka | Penyunting: Putra