Sosial Media sebagai Solusi untuk Mengatasi Gawat Literasi di Indonesia - Guruinovatif.id

Diterbitkan 11 Agu 2023

Sosial Media sebagai Solusi untuk Mengatasi Gawat Literasi di Indonesia

Media sosial merupakan salah satu jenis teknologi website 2.0 yang dapat menjadi pilihan guru dalam menghadirkan pembelajaran yang asyik dan menyenangkan. Website 2.0 merupakan salah satu bentuk teknologi yang memungkinkan penggunanya saling berbagi informasi, berdiskusi, dan memberikan umpan balik

Dunia Pendidikan

VINSENSIUS MAUNIA SINGGIH HUSADA, S.PD

Kunjungi Profile
690x
Bagikan

Perkembangan teknologi informasi terjadi sangat pesat pada era abad 21 ini. Aktivitas manusia dalam berbagai bidang kehidupan semakin dipermudah dengan kehadiran perangkat teknologi informasi. Namun hal tersebut tentunya tidak menutup kemungkinan untuk menghadirkan dampak negatif. Selain timbul kebiasaan (habbits) untuk hidup secara instan, kehadiran teknologi informasi ternyata juga berdampak pada munculnya gawat literasi. The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menyatakan bahwa secara internasional Indonesia menduduki peringkat kedua dari bawah soal literasi. Persentase masyarakat Indonesia yang mempunyai kebiasaan dalam berliterasi hanya sebesar 0,001%. Artinya bahwa dari 278,69 juta masyarakat Indonsesia saat ini, hanya terdapat 278.690 jiwa yang gemar berliterasi. 

Dunia pendidikan rupanya merupakan salah satu bidang yang terdampak dari rendahnya literasi di Indonesia. Apalagi tahun-tahun terakhir ini semenjak pandemi covid-19, budaya literasi nampaknya kurang lagi diperhatikan sebagai salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran. Peserta didik menggunakan bantuan search engine (mesin pencari informasi) untuk mengerjakan tugas bahkan pada saat ulangan harian. Berdasarkan pengalaman saya ketika mengajar, terdapat peserta didik yang hanya copy paste informasi dari suatu situs website dan tanpa dilakukan parafrase. Hal tersebut menandakan tidak ada proses membaca dan memahami konten materi yang disediakan pada website tersebut. Bahkan peserta didik akhir-akhir ini juga mempunyai kebiasaan baru yaitu menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk mengerjakan tugas dari guru. 

Dunia pendidikan tidak hanya sebagai bidang yang terdampak oleh rendahnya literasi, namun juga dapat memberikan solusi melalui perbaikan kualitas pembelajaran. Salah satu upaya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran adalah dengan merancang media pembelajaran yang dibutuhkan oleh peserta didik pada pembelajaran masa kini. Media sosial merupakan salah satu jenis teknologi website 2.0 yang dapat menjadi pilihan guru dalam menghadirkan pembelajaran yang asyik dan menyenangkan. Website 2.0 merupakan salah satu bentuk teknologi yang memungkinkan penggunanya untuk saling berbagi informasi, berdiskusi, dan memberikan umpan balik. Sosial media merupakan salah satu jenis teknologi informasi favorit di Indonesia yang dapat ditinjau dari jumlah penggunanya. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyatakan bahwa dari 63 juta pengguna internet di Indonesia, kurang lebih 95% menggunakannya untuk mengakses sosial media pribadi yang dimilikinya. 

Literasi terdiri dari berbagai macam jenis dan metode untuk pelaksanaannya. Sosial media merupakan salah satu jenis teknologi informasi yang dapat dipergunakan untuk membiasakan dalam berliterasi digital. Literasi digital dalam pembelajaran dapat didefinisikan sebagai pengetahuan maupun keterampilan dalam memanfaatkan media digital dalam setiap proses pembelajaran. Era digitalisasi saat ini banyak akun sosial media yang menyediakan informasi kepada guru tentang pembelajaran yang inovatif serta kreatif dan sesuai dengan karakteristik peserta didik milenial, gen Z, maupun generasi alpha. Karakteristik dari generasi-generasi tersebut secara umum adalah lebih suka informasi yang to the point dan memperhatikan secara visual dari media pemberi informasi. Peserta didik dapat memanfaatkan sosial media sebagai salah satu sumber belajar digital. Guru dapat mengembangkan keterampilan mengajar maupun mendidik dari sosial media yang menyediakan informasi tentang pelatihan guru. Berikut adalah akun-akun sosial media yang menyediakan informasi tentang pembelajaran baik untuk guru maupun peserta didik:

    1. Channel YouTube FendyIndra21

Gambar 1. Dashboard Channel YouTube FendyIndra21

Channel dengan 514.000 subscriber dan 209 video ini memberikan informasi tentang pembelajaran sejarah yang inovatif dan kreatif. Motto dari channel ini adalah “Guru berprestasi adalah guru yang selalu ditunggu muridnya di kelas”. Informasi yang disajikan meliputi penggunaan model serta strategi pembelajaran yang interaktif, pembuatan serta tutorial penggunaan media pembelajaran sejarah yang inovatif, pembelajaran online masa pandemi covid-19 yang menarik, contoh pelaksanaan ice breaking pada awal pembelajaran, dan ada juga multimedia pembelajaran berisi konten materi sejarah yang dapat dipergunakan peserta didik sebagai sumber belajar.

Salah satu konten yang menarik dari channel ini adalah video yang berjudul “Gather Town Alternatif selain Zoom dan Google Meet untuk Pembelajaran”. Konten tersebut ditonton oleh 13.000 penonton, disukai oleh 172 orang, dan mendapatkan komentar positif dari penonton pada kolom komentar. Konten ini memberikan referensi bagi guru dalam menggunakan media telekonferensi (meeting) online yang kreatif, inovatif, dan interaktif. Peserta didik dapat melaksanakan aktivitas pembelajaran layaknya seperti sungguh-sungguh sedang berada dalam kelas yang meliputi: mencari dan bertemu kelompok, berdiskusi dengan teman sekelompok, baris-berbaris sebelum presentasi kelompok, pembimbingan oleh guru untuk setiap kelompoknya, dan melakukan presentasi menggunakan virtual whiteboard.

     2. Akun instagram Jangan Jadi Guru

Gambar 2. Dashboard Akun Instagram Jangan Jadi Guru

Memang secara sekilas nama akun instagram ini seperti mengajak pengikutnya untuk tidak berprofesi sebagai seorang guru, akan tetapi tidak dengan kontennya. Akun Jangan Jadi Guru ini justru memberikan informasi dan motivasi kepada guru maupun calon guru untuk menjadi pengajar sekaligus pendidik yang profesional. Seperti yang tercantum dalam biografi akun ini bahwa tujuan dari akun ini adalah membantu calon guru dan guru baru menjadi guru baik. Akun yang dibuat oleh Rizky Rahmat ini sudah mempunyai 126.000 pengikut dan 173 postingan. Konten dalam akun ini berisi tentang tips pelaksanaan metode serta strategi pembelajaran yang tepat. Selain itu, akun ini juga membahas tentang implementasi Kurikulum Merdeka Belajar termasuk salah satunya adalah meluruskan stereotip negatif tentang kurikulum tersebut. Rizky Rahmat seringkali mendapati beberapa komentar penonton yang keliru tentang Kurikulum Merdeka Belajar.

Salah satu kesalahpahaman tentang Kurikulum Merdeka Belajar diungkapkan oleh Rizky Rahmat dalam postingannya yang berjudul “Ganti Kurikulum hanya Ganti Istilah”. Video tersebut membahas bahwa terdapat guru bahkan pembicara seminar pendidikan yang berpendapat bahwa asesmen formatif dalam Kurikulum Merdeka Belajar sama halnya dengan Penilaian Tengah Semester yang terdapat dalam Kurikulum 2013. Hal tersebut sangat disayangkan oleh Rizky Rahmat dikarenakan implementasi keduanya sebenarnya punya strategi pelaksanaan yang berbeda. Rizky Rahmat menjelaskan bahwa pelaksanaan Asesmen Formatif dilakukan sepanjang proses pembelajaran, tidak ditentukan lama waktu pelaksanaan, dan hasilnya tidak dipergunakan untuk pertimbangan kenaikan kelas melainkan hanya mengecek pemahaman peserta didik. Sedangkan Penilaian Tengah Semester (PTS) dilaksanakan ketika peserta didik sudah menyelesaikan proses pembelajaran, ditentukan rentang waktu pelaksanaan, dan hasilnya dipergunakan sebagai pertimbangan kenaikan kelas (masuk dalam nilai rapor).

Postingan lain yang tak kalah menarik yaitu ketika membahas tentang Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Rizky Rahmat mengatakan bahwa kegiatan P5 harus diawali terlebih dahulu dengan stimulus sebagai pemantik untuk melatih keterampilan serta karakter peserta didik utamanya yang berkaitan dengan Profil Pelajar Pancasila (beriman bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinaan global, bergotong-royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri). Selain itu, dalam postingan tersebut juga dijelaskan bahwa penilaian P5 yang tepat seharusnya tidak hanya dilakukan terhadap produk peserta didik saja melainkan juga prosesnya. Rizky Rahmat mencontohkan pada saat P5 tema Kewirausahaan, aspek penilaian yang tepat tidak hanya berkaitan dengan kenikmatan rasa hasil olahan makanan peserta didik saja, akan tetapi juga proses pelaksanaan proyek dari awal perancangan sampai dihasilkan produk makanan. Rizky Rahmat juga mengatakan bahwa tidak perlu menjadi masalah ketika peserta didik berdiskusi dengan orang tua saat membuat produk makanan dikarenakan tindakan tersebut termasuk bagian dari proses.

    3.Channel YouTube Khan Academy

Gambar 3. Dashboard Channel YouTube Khan Academy

Channel YouTube Khan Academy membahas tentang berbagai macam mata pelajaran, termasuk matematika, sains, ekonomi, sejarah, pemrograman komputer, dan lain sebagainya. Cakupan yang komprehensif tersebut dapat diartikan bahwa channel ini diperuntukkan bagi peserta didik dari tingkat dasar hingga lanjutan. Video-video disajikan dengan penjelasan yang jelas dan ringkas. Konsep dipecah menjadi segmen yang mudah dicerna, yang dapat sangat membantu peserta didik memahami topik tertentu. Khan Academy juga menyediakan kursus pembelajaran terstruktur yang memandu peserta didik melalui serangkaian video dan latihan serta memastikan pelaksanaan proses pembelajaran yang progresif dan logis. Selain menyajikan konten video, Khan Academy juga menyediakan latihan soal maupun kuis yang membantu memperkuat konsep yang dipelajari dalam video.

Channel ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk sumber belajar digital. Namun dibalik kelebihan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa kekurangan dari channel ini. Informasi kekurangan dari channel ini dapat dipergunakan oleh peserta didik sebagai bahan pertimbangan dalam memilih sumber belajar sesuai dengan karakteristiknya. Kekurangan dari Channel Youtube Khan Academy:

  • Gaya Video: gaya visual video pada channel ini relatif sederhana dibandingkan dengan platform pendidikan lainnya. Video sering kali menggunakan kombinasi rekaman suara dan penulisan digital untuk menjelaskan konsep.
  • Interaktivitas Terbatas: channel ini berfokus pada pemberian konten materi pembelajaran kepada peserta didik dalam bentuk video, namun kurang memberikan tutorial atau penjelasan materi yang melibatkan simulasi dan eksperimen virtual.
  • Kurangnya Interaksi Real-Time: Khan Academy merupakan platform komunikasi satu arah, dengan pengguna menonton video yang dibuat oleh instruktur. Ada kesempatan terbatas untuk interaksi waktu nyata atau pertanyaan langsung.

Kesimpulannya, saluran YouTube Khan Academy adalah sumber daya pendidikan yang sangat berharga, terutama bagi individu yang ingin melengkapi pembelajaran mereka, mengulas konsep, atau menjelajahi mata pelajaran baru. Kontennya yang komprehensif, instruksi yang jelas, dan aksesibilitas menjadikannya platform untuk peserta didik maupun pendidik secara mandiri. 

     4. Channel YouTube Cult of Pedagogy

Gambar 4. Dashboard Channel YouTube Cult of Pedagogy

Pemilik channel YouTube "Cult of Pedagogy” adalah Jennifer Gonzalez. Beliau membuat dan mengembangkan channel tersebut dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada pendidik seputar pedagogi. Channel ini menawarkan saran praktis dan dapat ditindaklanjuti untuk guru di semua tingkatan. Video sering fokus pada manajemen kelas, perencanaan pelajaran, strategi pengajaran, integrasi teknologi, dan aspek penting lainnya dari pengajaran yang efektif. Jennifer Gonzalez dikenal karena komitmennya untuk menyediakan konten yang didasarkan pada penelitian pendidikan dan praktik terbaik. Ini menambah kredibilitas saran dan rekomendasinya. Channel ini mencakup berbagai topik yang relevan bagi pendidik, termasuk pembelajaran diferensiasi, penilaian, desain instruksional, keterlibatan siswa, dan lain sebagainya. Variasi ini memastikan bahwa guru dapat menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.Banyak video menampilkan contoh dunia nyata dari ruang kelas, yang dapat membantu guru memvisualisasikan cara menerapkan strategi yang dibahas.

Kekurangan dari Channel YouTube Cult of Pedagody adalah terkait dengan konten pembahasannya yang terbatas pada pedagogi. Guru dapat memanfaatkan channel ini untuk belajar terkait managemen pembelajaran secara umum. Guru harus secara mandiri dan kreatif untuk mengkaitkan konsep pedagogi yang diperolehnya dengan konten materi yang diampu yaitu dengan menggunakan channel atau sumber informasi lain.

Kesimpulannya, saluran YouTube "Cult of Pedagogy" adalah sumber daya berharga bagi pendidik yang mencari saran praktis, strategi berbasis penelitian, dan komunitas yang mendukung. Dedikasi Jennifer Gonzalez untuk menyediakan konten yang relevan dan diteliti dengan baik menjadikan saluran ini sumber tepercaya bagi para guru yang ingin meningkatkan keterampilan mengajar dan praktik kelas mereka. 


Penyunting: Putra

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Keluarga dan Sekolah sebagai basis Penguatan Literasi Digital yang Utama
Peran Pendidikan Konvensional dan Progresif di Era Modern
2 min
Penanaman Nilai Gotong Royong dalam "Pasar Tradisional" di TKIT Nurul Hidayah Sampang
Dimas Krikof VS Tren Gen Z untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045

FERA ANDRIANI

May 30, 2023
5 min
Persiapan Penting dalam Menerapkan Kurikulum Merdeka di Sekolah

FEBRIANA febriana

Jul 09, 2024
2 min
Faktor yang Menyebabkan Rendahnya Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Matematika

Hariyana Hamid

Feb 06, 2024
3 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar