Dalam proses pengajaran, setiap guru harus memiliki inovasi dan terobosan baru perihal metode pembelajaran yang akan digunakan. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas penerimaan materi ajar siswa. Selain itu, dengan memvariasikan metode pembelajaran berarti juga melepaskan belenggu pendidikan di Indonesia yang hanya berfokus pada guru ( teacher- centered learning ) . Dengan demikian, dalam pembelajaran diperlukan metode-metode tertentu agar empat kompetensi siswa, yaitu kolaboratif, komunikatif, berpikir kritis, dan berpikir kreatif dapat tercapai.
Secara keseluruhan, Bapak/Ibu pasti sudah banyak mengenal berbagai macam istilah-istilah metode pembelajaran yang seringkali digunakan dalam pembelajaran. Sebut saja metode Team Games Tournament (TGT), Flipped Learning , Problem Based Learning, dan masih banyak lagi. Namun, ada satu metode pembelajaran yang dapat Bapak/Ibu gunakan yaitu metode Student Teams Achievement Division (STAD). Apa itu model pembelajaran STAD, bagaimana langkah-langkah penerapannya, apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode tersebut? Simak penjelasan di bawah ini!
Mengenal Metode Pembelajaran STAD Bapak/Ibu guru pasti senang apabila suasana kelas yang interaktif. Mulai dari siswa yang rajin bertanya, diskusi kelompok yang kondusif, sampai pengerjaan penugasan yang lancar. Suasana kelas yang asik dan menarik akan memberikan kenyaman bagi siswa untuk lebih produktif serta kreatif. Antusiasme yang terbangun akan berdampak pada pemahaman materi ajar yang lebih komprehensif. Nah, model pembelajaran yang berfokus pada kerja sama kelompok dalam memecahkan masalah dan mempelajari suatu materi ajar dikenal dengan sebutan Student Teams Achievement Division (STAD).
Siswa interaktif dan antusias dalam pembelajaran (Sumber: Canva)
Istilah STAD pertama kali dipelopori oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Jhon Hopkins University pada tahun 1970-an. Dalam pengertian Slavin, STAD adalah strategi pembelajaran kooperatif dimana siswa dengan gender, etnis, dan kemampuan akademik tertentu dibagi ke dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 4â5 orang. Secara keseluruhan, sederhananya metode pembelajaran STAD merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan cara membagi peserta didik dalam beberapa kelompok kecil dengan kemampuan akademik yang berbeda-beda agar saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran.
Bagaimana Bapak/Ibu, metode pembelajaran STAD cukup menarik bukan? Namun, bagaimana sih penerapan metode tersebut dalam pembelajaran? Ikuti langkah-langkah berikut!
Langkah-Langkah Penerapan Pembelajaran STAD Sebelum mengetahui langkah-langkah penerapan model pembelajaran STAD, Bapak/Ibu perlu mengetahui terlebih komponen-komponen utama metode tersebut. Menurut Slavin (2005:143),ada lima komponen utama dalam metode STAD, yaitu presentasi kelas, kerja sama tim, kuis, tinjauan skor individu, dan rekognisi tim. Dengan berlandaskan kepada lima komponen tersebut maka langkah-langkah pembelajaran yang dapat Bapak/Ibu tempuh adalah sebagai berikut.
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran Pertama-tama, Bapak/Ibu perlu menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus serta memotivasi siswa mengenai topik/materi ajar. Sebagai contoh, sebelum memulai pembelajaran materi âMajas dalam Bahasa Indonesiaâ, Bapak/Ibu perlu menyampaikan terlebih dahulu bahwa tujuan dari pembelajaran tersebut adalah untuk memberikan pemahaman siswa terhadap majas dan pengaplikasiannya dalam kepenulisan. Setelahnya, siswa diberikan motivasi-motivasi seperti karya-karya, tokoh-tokoh, dan lain-lain berkaitan dengan materi ajar.
2. Menyajikan informasi Langkah kedua ialah, Bapak/Ibu perlu menyajikan informasi-informasi perihal metode STAD kepada siswa. Hal tersebut diperlukan karena masing-masing siswa akan bekerja sama dalam satu kesatuan. Apabila ada detail informasi yang tidak tersampaikan maka akan terjadi miss komunikasi antar siswa. Sebagai contoh, siswa diberi gambaran secara keseluruhan mengenai capaian-capaian apa yang harus mereka penuhi, agenda apa saja yang akan mereka lakukan, dan informasi lainnya. Penyajian informasi dapat Bapak/Ibu sampaikan dalam bentuk demonstrasi atau lewat bacaan.
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Selanjutnya, setelah siswa mendapatkan gambaran kegiatan pembelajaran, Bapak/Ibu perlu menjelaskan kepada siswa perihal bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi dan kerja sama secara efisien.
Kerja sama dalam kelompok-kelompok kecil (Sumber: Canva 4. Membimbing kelompok dalam bekerja dan belajar Keempat, Bapak/Ibu perlu melakukan pendampingan kepada siswa selama jalannya diskusi agar kelas tetap kondusif. Selain itu, siswa juga perlu dibimbing agar terjadi pemerataan pemahaman terhadap materi ajar. Perlu diketahui bahwa fokus dalam pembelajaran STAD adalah bagaimana antar siswa saling berbagi pendapat dan berdiskusi, tetapi pemerolehan nilai terhadap materi ajar tetap berfokus pada individu masing-masing.
5. Evaluasi Selanjutnya, Bapak/Ibu perlu melakukan evaluasi terhadap masing-masing kelompok. Hasil evaluasi diperoleh berdasarkan hasil pengerjaan penugasan secara individu maupun kelompok. Selain itu, evaluasi juga diperlukan berkaitan dengan perencanaan pembelajaran selanjutnya.
Guru memberikan evaluasi pembelajaran (Sumber: Canva) 6. Memberikan penghargaan Tahap akhir dari metode pembelajaran ini adalah pemberian penghargaan terhadap masing-masing kelompok. Penghargaan tersebut diperoleh berdasarkan hasil penugasan yang telah diberikan sebelumnya. Dengan adanya penghargaan dan hadiah maka dapat memberikan semangat kompetisi yang sehat antar kelompok. Semangat tersebutlah yang memicu kepekaan antar siswa dalam kerja sama tim.
Kelebihan dan Tantangan Penerapan Metode STAD Model pembelajaran STAD berfokus pada pembagian kelompok-kelompok kecil yang mempelajari materi ajar tertentu agar pemahaman masing-masing siswa lebih menyeluruh. Suasana kelas yang berfokus pada diskusi, presentasi, dan kerja tim diharapkan dapat memicu kepekaan siswa terhadap materi ajar. Namun, tahukah Bapak/Ibu, dibalik banyaknya kelebihan dari metode STAD ada beberapa tantangan-tantangan yang akan dihadapi saat penerapannya. Berikut uraian kelebihan dan tantangan-tangan tersebut.
Kelebihan Pembelajaran STAD Sebagaimana metode pembelajaran pada umumnya, penerapan metode STAD memiliki beberapa kelebihan dan tantangan-tantangan. Berikut merupakan kelebihan metode pembelajaran tersebut.
Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial; Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan; Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial; Mengajarkan siswa untuk membangun komitmen dalam mengembangkan kelompoknya; Memacu kreatifitas siswa dengan adanya kesempatan untuk bertukar ide dengan siswa lainnya. Metode pembelajaran yang kooperatif akan membuat suasana kelas lebih interaktif. Bapak/Ibu tentu menanti-nantikan suasana kelas yang demikian bukan? Siswa dapat saling berdinamika dan bertukar pikiran secara positif dan saling memberikan semangat satu sama lain. Apabila siswa antusias maka akan ada getaran keberhasilan yang akan Bapak/Ibu rasakan. Pikiran-pikiran yang akan menghindarkan dari pikiran negatif, stress, dan burn out .
Tantangan Pembelajaran STAD Pembagian siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil seringkali membuat kelas menjadi tidak kondusif. Selain itu masih ada beberapa tantangan-tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan metode pembelajaran STAD. Berikut merupakan tantangan-tantangan tersebut.
Jumlah siswa yang banyak akan menyebabkan Bapak/Ibu membutuhkan waktu ekstra untuk mengontrol suasana kelas. Apabila tidak dimanajemen dengan baik maka kelas menjadi tidak efisien. Dalam beberapa kasus tertentu, apabila tidak dengan bimbingan yang ketat maka akan ada siswa yang dominan dan tertinggal dalam kelompok. Ketidakmerataan tersebutlah dapat menjadi bumerang dari metode pembelajaran ini. Fasilitas dan sarana kelas yang tidak memadai dapat menjadi tantangan penerapan pembelajaran STAD. Belum tersedianya ruang-ruang khusus yang memungkinkan pembelajaran secara kelompok dapat membuat kelas menjadi terasa penuh dan penerimaan materi ajar menjadi tidak kondusif. Dengan mengetahui kelebihan dan tantangan dalam penerapan pembelajaran STAD, Bapak/Ibu diharapkan dapat membuat kerangka dan alur kegiatan dengan sedetail-detailnya agar pembelajaran dapat maksimal. Demikianlah penjelasan mengenai metode pembelajaran STAD, Bapak/Ibu diharapkan dapat menerapkan metode ini sebagai inovasi pembelajaran dalam proses pengajaran sehingga suasana kelas menjadi lebih interaktif dan menarik.