Dalam dunia pendidikan, terdapat dua jenis pendidikan umum dikenal, yakni Teacher Centered Learning (TCL) dan Student Centered Learning (SCL).
Teacher Centered Learning
TCL merupakan salah satu metode pembelajaran yang berfokus pada guru. Guru memegang kendali penuh selama pembelajaran sekaligus pemberi informasi utama. Sedangkan murid hanya bisa mendengarkan selama berjam-jam.
Ciri-ciri TCL
Ciri-ciri lebih lanjut mengenai metode pembelajaran ini antara lain:
1. Guru mengajar, murid belajar
2. Guru mengetahui segala sesuatu, murid tidak tahu apa-apa
3. Guru bercerita, murid mendengarkan
4. Guru adalah subjek dalam pembelajaran, murid adalah objek
5. Guru menentukan peraturan, murid diatur
6. Guru berbuat (pengalaman pribadi),murid hanya bisa membayangkan perbuatan yang dilakukan guru
7. Guru memilih bahan dan isi pelajaran, murid hanya bisa menyesuaikan
Karena porsi guru terlalu dominan dalam proses pembelajaran, metode ini mulai ditinggalkan. Sebab metode ini akhirnya mengurangi atau menghapuskan daya kreasi murid. Karena murid hanya menerima pengetahuan yang disampaikan guru, mencatat, dan menghafalnya Sehingga kebanyakan sekolah pun mulai beralih ke metode SCL.
Student Centered Learning
Student Centered Learning atau disingkat SCL, adalah metode pembelajaran yang berfokus untuk meningkatkan serta mengembangkan kemampuan kritis peserta didik.
Sehingga peserta didik mendapatkan porsi untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran pun terjadi secara dua arah. Peserta didik mendapatkan ilmu melalui belajar secara individu, kelompok untuk mengeksplorasi masalah serta tidak menjadi penerima pengetahuan yang pasif.
Pendekatan pembelajaran SCL diharapkan dapat mengembangkan kualitas SDM yang dibutuhkan masyarakat seperti kreativitas, kepemimpinan, rasa percaya diri, kemandirian, kedisiplinan, kekritisan dalam berpikir, kemampuan komunikasi, dan bekerja dalam tim, keahlian teknis, serta wawasan global.
Karakteristik SCL
Metode ini memiliki 9 karakteristik diantaranya:
1. Aktif
Murid dapat berperan aktif dalam proses belajar sehingga lebih menarik dan bermakna.
2. Konstruktif
Murid dapat mengemukakan ide baru untuk memahami pengetahuan, maupun keragu-raguan yang selama ini ada di benaknya.
3. Kolaboratif
Murid dapat membentuk kelompok untuk bekerja sama, berbagi ide, saran, dan memberi masukan untuk anggota kelompoknya.
4. Antusiastik
Murid dapat aktif dan antusias untuk berusaha mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Dialogis
Murid mendapatkan pengetahuan yang belum ia ketahui dari proses komunikasi baik di dalam maupun di luar sekolah. Sehingga menambah skill bersosial dan berdialog
6. Kontekstual
Mengarahkan murid untuk belajar dari proses belajar yang bermakna melalui pendekatan project based atau case-based learning.
7. Reflektif
Membuat murid menyadari hal apa saja yang ia pelajari serta merenungkannya. Hal ini juga merupakan bagian dari proses belajar.
8. Multisensory
Media ajar yang digunakan dapat berupa audio, visual, dan kinestesis.
9. High Order Thinking Skills (HOTS) training
Dapat melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi murid, seperti problem solving, pengambilan keputusan, dll).
Kelebihan SCL
Meningkatkan daya kritis peserta didik dalam proses pembelajaran, mendorong peserta didik menguasai ilmu yang disampaikan, peserta didik mengenali gaya belajar yang sesuai dengan mereka, memperhatikan kebutuhan dan latar belakang pengajar, mengembangkan berbagai strategi assessment.
Kelemahan SCL
Sulit diterapkan pada kelas besar, memerlukan lebih banyak waktu, kurang cocok untuk peserta didik yang kurang aktif, mandiri, dan demokratis.