MY WRITING JOURNEY, sebuah catatan guru honorer - Guruinovatif.id

Diterbitkan 10 Mei 2022

MY WRITING JOURNEY, sebuah catatan guru honorer

Saya adalah seorang guru honorer di SMK Fauzan Ciranjang Cianjur sejak 2017. Memulai karir sebagai guru di tahun 2011, saat usia saya  sudah menginjak kepala 4.  Menjadi guru bukanlah cita-cita sejak kecil, tapi menjadi pilihan terakhir dalam hidup, sehubungan hanya posisi itulah yang bisa menerima saya  disaat usia saya  sudah menjelang senja.  Tidak ada yang istimewa dalam perjalanan karir guru saya, hanya menjalankan kewajiban rutin, datang, mengajar, kemudian pulang. Barangkali karena lingkungan sekolah yang tidak menantang dan tidak menuntut kita untuk kreatif, Inovatif dan berkembang.  Cerita-cerita yang saya dengar dari para senior honorer saya membuat saya tersenyum miris, gaji yang sangat kecil, impian  untuk menjadi ASN yang tak kunjung datang dan hanya menjadi harapan yang tergantung di awang-awang, walaupun mereka sudah mengajar puluhan tahun dan telah berjuang bersama-sama lewat orasi dan demonstrasi, menjadi ASN tetap tak kunjung datang. Semakin membuat saya sedih dan menangis, ketika salah satu sahabat saya meninggal dunia karena kanker tenggorokan, di mana pada masa hidupnya beliau selalu bercerita tentang harapan menjadi ASN, dan menunggu waktu itu datang, sampai-sampai dia tidak mau  mendaftar PLPG untuk mendapat sertifikasi guru  karena sudah dijanjikan menjadi ASN lewat K2 di salah satu sekolah  SD Negeri tempat beliau mengajar. Tak kenal lelah dan tanpa menyerah, beliau sering ikut demonstrasi ke Jakarta sampai berhari-hari untuk memperjuangkan nasib para guru honorer Tapi sayang, perjuangannya belum membuahkan hasil, takdir berkata lain, pastinya Allah lebih sayang dengan memanggilnya cepat pulang agar tidak  terus berburu harapan semu.  Walaupun saya tidak bisa menjadi ASN, tapi saya tetap merasa bersyukur dan merasa lebih beruntung dari teman-teman lain , karena saya sudah mendapat sertifikasi dan inpassing, sementara masih banyak teman-teman lain yang sudah puluhan tahun mengajar tapi belum bisa mendapatkan haknya. 

Cerita Guru

Nia Rohania, S.H, M.Pd

Kunjungi Profile
648x
Bagikan

A. Guru Honorer

Saya adalah seorang guru honorer di SMK Fauzan Ciranjang Cianjur sejak 2017. Memulai karir sebagai guru di tahun 2011, saat usia saya  sudah menginjak kepala 4.  Menjadi guru bukanlah cita-cita sejak kecil, tapi menjadi pilihan terakhir dalam hidup, sehubungan hanya posisi itulah yang bisa menerima saya  disaat usia saya  sudah menjelang senja.  Tidak ada yang istimewa dalam perjalanan karir guru saya, hanya menjalankan kewajiban rutin, datang, mengajar, kemudian pulang. Barangkali karena lingkungan sekolah yang tidak menantang dan tidak menuntut kita untuk kreatif, Inovatif dan berkembang.  Cerita-cerita yang saya dengar dari para senior honorer saya membuat saya tersenyum miris, gaji yang sangat kecil, impian  untuk menjadi ASN yang tak kunjung datang dan hanya menjadi harapan yang tergantung di awang-awang, walaupun mereka sudah mengajar puluhan tahun dan telah berjuang bersama-sama lewat orasi dan demonstrasi, menjadi ASN tetap tak kunjung datang. Semakin membuat saya sedih dan menangis, ketika salah satu sahabat saya meninggal dunia karena kanker tenggorokan, di mana pada masa hidupnya beliau selalu bercerita tentang harapan menjadi ASN, dan menunggu waktu itu datang, sampai-sampai dia tidak mau  mendaftar PLPG untuk mendapat sertifikasi guru  karena sudah dijanjikan menjadi ASN lewat K2 di salah satu sekolah  SD Negeri tempat beliau mengajar. Tak kenal lelah dan tanpa menyerah, beliau sering ikut demonstrasi ke Jakarta sampai berhari-hari untuk memperjuangkan nasib para guru honorer Tapi sayang, perjuangannya belum membuahkan hasil, takdir berkata lain, pastinya Allah lebih sayang dengan memanggilnya cepat pulang agar tidak  terus berburu harapan semu.  Walaupun saya tidak bisa menjadi ASN, tapi saya tetap merasa bersyukur dan merasa lebih beruntung dari teman-teman lain , karena saya sudah mendapat sertifikasi dan inpassing, sementara masih banyak teman-teman lain yang sudah puluhan tahun mengajar tapi belum bisa mendapatkan haknya. 

B. Penghargaan Muri

Status honorer dan cerita-cerita menyedihkan tentang guru honorer, tidak menyurutkan semangat saya untuk terus bergerak dan mengembangkan diri dengan mencari dan melihat peluang serta kesempatan dalam meningkatkan kompetensi lewat kompetisi.  Kebiasaan saya yang tidak suka berlama-lama di zona aman, membuat saya terus aktif di beberapa organisasi di luar sekolah, dan mencoba terus mengembangkan diri dengan mencari peluang untuk bisa berkarya dan berprestasi, hingga suatu hari saya bertemu dengan salah satu komunitas penulis yang mengundang para guru untuk menulis puisi dalam rangka memecahkan rekor muri 1000 guru ASEAN menulis puisi 2019. Kesempatan ini tak saya lepaskan, karena berhubungan dengan hobi saya menulis yang sudah lama tertunda dan tenggelam, tapi saya tidak ingin hobi saya ini menghilang ter tiup angin.  Saya mencoba memberanikan diri dan membangunkan jari-jari saya yang sudah lama tertidur lelap, mendorongnya untuk kembali menari merangkai kata di atas kertas, menjadi bait-bait syair yang tak terhapus zaman, yang tak tersapu waktu.  Alhamdulillah puisi saya lolos kurasi dan terpilih diantara 1000 guru ASEAN menulis puisi dan mendapat piagam juga medali MURI, sebuah penghargaan tertinggi di Indonesia, dan penghargaan ini menjadi awal kebangkitan saya menjadi penulis dan prestasi ini semakin memacu adrenalin saya untuk terus menulis, berkarya dan berprestasi. 

Description: C:\Users\Windows\Pictures\SMK Fauzan\1574327146153.jpg

 

C. Terpilih Penulis Inovator

          Sepertinya alam pun merespon doa dan ihtiar saya, mimpi saya untuk menjadi guru honorer yang tidak biasa dan menjadi penulis internasional perlahan tapi pasti mengalir seperti air sungai Gangga. Pintu-pintu ke-penulisan pun terbuka lebar, gerbang literasi yang selalu didengungkan pemerintah pun menyambut kehadiran ku, satu persatu buku antologi puisi  tunggal dan bersama terbit tersenyum ceria, berbagai penghargaan pun saya terima baik nasional maupun internasional. Dari buku antologi puisi tunggal saya yang pertama berjudul “ Jiwa Yang Mengangkasa”  saya terpilih sebagai Penulis Inovator  pada Festival Literasi Nasional 2021 yang diselenggarakan oleh Nyalanesia dan menjadi nara sumber pada webinar Akademika Litera 2021, sungguh suatu pencapaian prestasi yang tak terduga, dan hingga saat ini 5 buku antologi puisi tunggal telah saya terbitkan.

D. Sosialisator Program literasi Nasional 

             Kecintaan pada dunia literasi khususnya menulis perlahan tertanam di jiwa, hingga tak ingin berhenti dan ingin terus berkembang, dan kesempatan pun selalu datang.  Maka terpilih lah saya menjadi Sosialisator Program Literasi Nasional 2021 yang diselanggarakan oleh Nyalanesia, di mana saya terpilih dari 3000 pelamar dari seluruh Indonesia, dan saya merasa keberuntungan selalu berpihak, Alhamdulillah. Sebagai SPL Nasional satu-satunya di Cianjur, tugas saya adalah mengembangkan literasi di daerah lewat program Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional kepada sekolah-sekolah mulai dari tingkat  SD hingga SMA/SMK.

 

E. Teacher Literacy Award 2022

         Gerakan Literasi di sekolah sudah menjadi agenda pemerintah yang tidak bisa ditawar lagi.  Sebagai Guru Penggerak Literasi Cianjur, tentu saja saya punya tanggung jawab untuk mengembangkan literasi di sekolah. Dengan segala keterbatasan saya berjuang untuk menerapkan beberapa program literasi di sekolah, salah satunya yaitu belajar menulis puisi bagi siswa lewat program GSMB Nasional yang Alhamdulillah bersama siswa-siswi SMK Fauzan kami telah menerbitkan 3 buah buku antologi puisi yaitu : Pandemi Tak Bertepi, Aku Kartini Masa Kini dan Syair Untuk Guru.  Dan dari program-program yang saya kembangkan di sekolah, alhamdulilah saya terpilih dan masuk menjadi 25 nominator Teacher Literacy Award serta mendapat 4 penghargaan MURI sebagai Kontributor Pencapaian Rekor Muri Peluncuran Buku Fiksi dan Non Fiksi Terbanyak oleh Nyalanesia. 

F. Asih Sasami Indonesia Global writers

       Perjalanan menulis saya semakin jauh, dan mimpi saya untuk menjadi penulis internasional pun terbentang di depan mata. Bersama Rini Valentina, penulis Indonesia yang sudah mendunia, translator juga editor buku-buku internasional, kami mendirikan Asih Sasami Indonesia Global Writers, sebuah yayasan yang fokus pada pengembangan literasi di tingkat dunia yang mengangkat seni sastra dan budaya juga pariwisata lewat puisii. Dalam waktu hampir setahun, kami sudah menerbitkan beberapa buku antologi puisi internasional al : Antologi Puisi budaya Indonesia-Bolivia, Indonesia-Costa Rica, Indonesia- Argentina, Indonesia-Chile, Potopoema dll.  

G. Bertemu Dubes Costa Rica

           Penerbitan buku antologi puisi budaya Indonesia dan Costa Rica, membawa saya bertemu dengan Duta Besar Costa Rica yaitu  Mr. Esteban Quiros Salagar  di Jakarta dan saya mendapat kesempatan berbincang tentang hubungan dua negara dan juga penyerahan buku antologi puisi budaya Indonesia-Costa Rica.  Pemerintah Costa Rica sangat antusias sekali serta memberi apresiasi yang luar biasa kepada hasil kerja kami dengan menggelar acara peluncuran buku puisi budaya Indonesia-Costa Rica  di kota Pontarenas pada bulan Juni mendatang. Semoga pemerintah Indonesia juga bisa sama-sama mendukung dan membantu kami untuk mensponsori perjalanan kami sehingga kami bisa berangkat ke Costa Rica.  

H. Menjadi Nara Sumber Webinar Lingkungan Hidup 

         Beberapa kesempatan yang datang kadang tak pernah terduga dan tak terbayangkan, tapi begitulah cara Allah bekerja untuk mewujudkan mimpi hamba-Nya. Dalam acara peringatan Hari Perempuan Sedunia, tiba-tiba saya mendapat undangan kehormatan menjadi nara sumber pada webinar virtual  tentang Peranan Perempuan dalam menjaga lingkungan yang diselenggarakan oleh The World Environtment Council di India. 

 

 

I. Menjadi Delegasi Panorama International Literature Festival

           Dunia menulis telah menghantarkan saya bertemu dengan para penulis dunia dari berbagai negara  dengan menjadi delegasi salah satu festival literasi internasional 

 

J. Perempuan Inspiratif Cianjur 2022

             Dalam rangka memperingati Hari Kartini pada tanggal 21 April 2022,  IPEMI Cianjur  memilih perempuan-perempuan aktif, kreatif, inovatif dan berprestasi yang bisa menjadi inspirasi dan role model bagi perempuan lainnya. Alhamdulillah saya terpilih menjadi Perempuan Inspiratif Cianjur.  Semoga prestasi-prestasi yang saya dapat bisa menginspirasi dan memotivasi para pelajar khususnya dan perempuan pada umumnya  untuk mulai berani berkarya dan berprestasi, menjadi perempuan mandiri dan berdedikasi untuk negeri. 

 

 

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Sebuah Refleksi Seorang Guru: “Pengabdian Tanpa Batas”
2 min
Kisah Saya Menjadi Guru Bahasa Jawa

Dra. Sri Suprapti

Apr 11, 2022
4 min
Tantangan Guru 3T Dalam Menghadapi Transformasi Guru di Era Digital
8 min
Tetap Bahagia dan Bermakna Meski Belajar Daring
2 min
Guru Penggerak sebagai Guru Inovatif

Sri Rahayu, S.Pd

Jul 30, 2022
5 min
GuruInovatif Masuk Top 20 Start-up Se-Asia pada Global Accelerator Programme
2 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar