kisahku menjadi Guru Madrasah - Guruinovatif.id

Diterbitkan 20 Apr 2022

kisahku menjadi Guru Madrasah

Namaku adalah A.a. Ardiansyah, aku adalah seorang Guru Bahasa Inggris di salah satu Madrasah di dusun terpencil di kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik Jawa timur.

Cerita Guru

A.A. Ardiansyah, S.Pd

Kunjungi Profile
2988x
Bagikan

Namaku adalah A.a. Ardiansyah, aku adalah seorang Guru Bahasa Inggris di salah satu Madrasah di dusun terpencil di kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik Jawa timur.

Pada awalnya menjadi seorang guru bukanlah cita-citaku, sebagai anak pertama dari 4 bersaudara yang hidup dikalangan keluarga yang serba kekurangan menempaku untuk hidup lebih prihatin, sebagai saudara tertua aku menjadi tumpuan dan tulang punggung keluarga setelah ayah tak  mampu menghidupi keluargaku karena sakit,  aku bekerja sebagai penjaga sekaligus kuli  toko di pasar, hanya ini yang bisa aku lakukan setelah lulus dari SMA,  penghasilanku sebagai kuli dipasar aku gunakan untuk membantu ibu dan ayah menyekolahkan adik-adiku.

Sesulit apapun aku terus mencoba merubah nasib, aku terus bekerja keras demi membantu perekonomian keluarga yang kurang baik, aku melihat banyak sekali teman teman sekolahku yang sibuk kuliah, sedangkan aku hanya kuli pasar yang tiap hari harus berjibaku dengan beratnya karung sembako di toko, namun hal ini tidak menyebabkanku patah semangat, aku mencoba memberanikan diri mendaftar untuk mengikuti kursus bahasa Inggris, dengan harapan "dengan menguasai bahasa Inggris aku bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik".

Selama mengikuti kursus bahasabanyak sekali ilmu dan pengalaman yang aku peroleh, dibimbing oleh seorang Guru yang berpengalaman, aku mampu mengikuti dan memahami materi kursus dengan baik, cukup 2 tahun aku menyelesaikannya, pagi aku kerja di pasar, malam aku belajar. Setidaknya dengan mengikuti kursus bahasa Inggris, kemampuan bahasa Inggris ku yang telah aku peroleh selama sekolah tidak hilang begitu saja.

Setelah selesai mengikuti kursus bahasa Inggris aku mendapatkan tawaran untuk menjadi seorang pengajar di SD yang tak jauh dari rumahku, aku di minta menjadi Guru bahasa Inggris, dalam hatiku merasa ragu, apakah bisa aku menjadi seorang guru? Bagaimana dengan pekerjaan ku selama ini menjadi seorang kuli pasar? Apakah dengan menjadi Guru mampu menghidupi keluarga ku? Ayah, ibu dan adik adik masih membutuhkanku, perasaan bimbang itu terus membayangiku, ternyata.. menjadi Guru di SD tidak harus masuk tiap hari, aku hanya diberikan jam mengajar sehari dalam satu minggu, jadi di sisa hari lainnya aku masih bisa bekerja di pasar.

Selama perjalananku menjadi seorang Guru di SD itu, banyak sekali pengalaman yang aku peroleh, bagaimana teman teman guru membimbing aku, bagaimana cara mengajar dan mendidik siswa siswi dengan baik, hubunganku dengan siswa siswi di SD itu sangatlah erat, aku berusaha menjadi guru dan penyemangat buat mereka, aku meyakinkan mereka bahwa belajar bahasa Inggris itu tidak sulit. Aku mulai merasakan gairah belajar mereka mulai nampak, mereka menyukai pelajaran bahasa Inggris, sehingga kehadiranku  sangatlah mereka nantikan, lambat laun perasaan cinta menjadi seorang pendidik mulai tumbuh di hatiku, senyum anak anak, semangat mereka serta dukungan dari teman guru yang lain turut menyuburkan semangatku menjadi seorang Guru. Berbekal sepeda ontel hasil pinjam dari sepupu, setiap senin aku berangkat mengajar penuh semangat demi mencerdaskan anak anak didiku.

Dengan menjadi seorang Guru, aku menjadi tau tentang segala hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan, mulai dari manajemen sampai perundangan, aku sadar ketika itu aku belum layak menjadi seorang guru karena aku hanya lulusan SMA, dalam undang undang guru pada waktu itupun di sebutkan bahwa seorang guru minimal memiliki ijazah D2 pendidikan, akhirnya aku memutuskan untuk mendaftar kuliah D2 PGSD, lokasinya pun tak begitu jauh dari tempat tinggalku.

Dengan penuh semangat aku mengikuti perkuliahan, aku harus bisa menjaga kesehatanku dengan baik, pagi aku harus kerja dipasar, sore aku harus kuliah, "semangat semangat" kata kata ini yang selalu aku hidupkan di hati agar aku tidak merasa lelah dan bosan, ayahku merasa bangga dan senang akhirnya putranya bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, tapi sebelum ayahku menyaksikanku di wisuda ternyata Allah telah lebih dulu memanggilnya. Memang berat menghadapi kenyataan ini, tapi beginilah hidup, susah dan senang selalu beriringan.

Setelah kepergian ayahku, beban hidup dan perjuanganku semakin sulit,  tapi dengan kesabaran dan keikhlasan, aku yakin bahwa segala kesulitan hidup akan lebih mudah untuk aku hadapi. Akhirnya akan tibalah hari yang aku nanti, kurang 3 hari lagi aku akan di wisuda, aku akan mendapatkan gelar Ahli muda, di hari hari penantian itu aku merasa bingung, aku tidak punya uang untuk membayar biaya wisuda, aku tak mau menceritakan hal ini kepada ibuku, aku takut hal ini akan menambah beban pikirannya,  aku hanya bisa pasrah dan berdoa semoga Allah menurunkan pertolonganNya, sehingga sampai H-1 acara wisuda itupun aku belum punya uang, uang yang aku kumpulkan sedikit demi sedikit dari bekerja di pasar belum cukup buatku untuk mendaftar, sore itu aku hanya pasrah, sampai akhirnya datanglah pamanku kerumah membawa kabar gembira, aku mendapatkan uang Honor mengajar dari SD yang jumlahnya cukup untuk mendaftar wisuda, uangnya pun sudah dibawakan olehnya, karena kebetulan pamanku adalah pegawai Dinas pendidikan yang kenal dekat dengan kepala sekolah di SD itu. Alhamdulillah.. ucapku sore itu, langsung saja aku bergegas menuju kampus untuk membayar segala kekurangan administrasi dan sekaligus   daftar wisuda.

Dengan di antar oleh pamanku, aku mengikuti acara wisuda,  perasaan bangga, haru dan sedih bercampur jadi satu, perjuangan selama ini sudah mencapai puncaknya, kebahagian ini tidak disaksikan ayahku, kulihat teman temanku berbahagia, berfoto bersama dengan kedua orang tua mereka. Sedangkan aku hanya dengan paman dan adik perempuanku, tapi ya sudahlah, semoga Allah senantiasa memberikan ku segala kemudahan dan kasih sayangNya, dan saya yakin Ayahku pun ikut bangga dengan segala hasil jerih payahku selama ini.
A.a. Ardiansyah, A.Ma, sekarang namaku tertulis seperti ini di lembar ijazah D2. Alhamdulillah...

Perjuangan mendapatkan pendidikan yang layak bagiku untuk menjadi seorang guru terus berlanjut, ada keinginan dalam hatiku untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S1, tapi entahlah.. antara berani dan tidak untuk melangkah, satu sisi aku takut biaya yang tidak sedikit, di sisi yang lain pasti peraturan pendidikan akan terus berlanjut menjadi S1 sebagai syarat menjadi seorang Guru.

Setelah berbagai pertimbangan akhirnya aku putuskan untuk melanjutkan pendidikanku ke jenjang S1 , FKIP Bahasa Inggris UNISLA (Universitas Islam Lamongan) yang aku pilih. Dengan pertimbangan biaya yang tidak terlalu mahal serta jarak tempuh yang tidak begitu jauh dari rumah. Selama aku menempuh pendidikan itu aku juga memutuskan untuk pindah mengajar dari SD ke MI (Madrasah Ibtidaiyah) , dengan harapan mendapatkan pengalaman yang lebih dan mengembangkan ilmu yang saya peroleh di kampus. Hingga saat ini, saya pun masih tetap mengajar di MI, namanya MI Muttabiul Huda, lokasinya di Dusun Petiyin Desa Wadeng Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik Jawa Timur.

Madrasah ini sungguh luar Biasa, bersama madrasah ini aku merasa di berikan kesempatan untuk mengembangkan diri, aku di berikan waktu mengajar selama 2 hari dalam seminggu, sedangkan di sisa hari yang lainnya aku masih bisa mencari nafkah di pasar. Aku pun mendapatkan pekerjaan baru sebagai Tutor Bahasa Inggris di lembaga kursus dan pelatihan di daerah sekitar  tempat aku mengajar.

Mengatur waktu dan menjaga kesehatan adalah kunciku untuk menggapai segala harapan,  pagi aku kerja di pasar, siang aku mengajar di tempat kursus, dan sore aku berangkat kuliah, di hari yang lain pagi aku mengajar di MI, siang di tempat kursus dan Sore hingga malam aku kuliah. Sungguh perjalanan hidup yang sangat melelahkan.

Selama 4 tahun aku menempuh pendidikan di UNISLA, banyak sekali ilmu yang aku peroleh di sana, meskipun kadang aku tidak kuliah hanya karena aku belum punya sepeda motor untuk pergi kuliah, ya.. aku berangkat kuliah dengan menumpang temanku yang juga kuliah disana, andai temanku tidak berangkat kuliah, maka otomatis aku juga tidak berangkat, sampai akhirnya aku bisa membeli sepeda motor murah. Alhamdulillah.. Allah selalu memberikan jalan keluar dan memberikan apapun yang aku butuhkan disaat yang tepat.

Ada masa dimana aku merasa lelah dengan semua aktivitasku, mulai pagi hingga malam aku berjibaku dengan kegiatan yang melelahkan, untunglah ada seseorang yang selalu memberikanku semangat, dialah temanku sekaligus tambatan cinta ku, ya.. dimasa kuliah aku mengenal seseorang gadis manis yang selalu ada bersamaku, dia juga Mahasiswa Transfer dari D2 seperti aku. Dia rela menjemput aku kuliah ketika motor jelekku tak berani masuk ke wilayah kota Lamongan karena aku tak punya SIM dan surat-surat kelengkapan motorku yang sudah mati.
Di tahun ketiga kuliah kami  melanjutkan hubungan kami ke jenjang pernikahan, setelah menikah aku sudah tidak lagi bekerja sebagai Kuli di pasar, otomatis pekerjaan ku hanyalah sebagai seorang Guru. Tapi Alhamdulillah masih cukup untuk menghidupi keluarga kecilku. Aku sekarang tinggal di Lamongan bersama istriku di rumah mertua. disana aku mendapat pekerjaan sebagai Guru di MA, tepatnya di MA SUNAN DRAJAT SUGIO Lamongan. Akhirnya akupun bisa lulus S1 meskipun harus cuti 1 tahun agar istriku lulus terlebih dahulu, mengingat biaya yang harus kita tanggung bersama. Diwaktu itu pula hampir bersamaan dengan kelahiran putri pertama kami. Sungguh Allah maha kuasa dan mengatur segalanya. Alhamdulillah setahun setelah pernikahan kami, aku mendapatkan panggilan untuk mengikuti program sertifikasi Guru, disusul oleh istriku di tahun berikutnya. Sungguh nikmat Allah yang luar biasa.

Bekerja di 3 tempat yang berbeda dan berjauhan tetap aku jalani hingga saat ini, di MI Muttabiul Huda (Gresik),Lembaga Kursus GEC, dan MA Sunan Drajat (Lamongan),semua aku jalani dengan rasa ikhlas, semangat, penuh kesungguhan dan kesabaran, lambat laun buah hasil kerjaku mulai nampak, ada banyak prestasi yang telah di capai oleh anak didikku di MI, lomba pidato Bahasa Inggris mulai dari tingkat kecamatan hingga Kabupaten sudah sering diraih, di MA pun demikian, Alhamdulillah dengan kehadiranku disana nampak banyak perubahan , lebih penuh semangat dan prestasi dalam bidang Bahasa Inggris tingkat kabupaten juga di raih anak didiku disana. Demikian pula di lembaga Kursus, Juara pidato dan Olympiade Bahasa Inggris sudah banyak di torehkan oleh anak didikku, hingga akhirnya aku dipercaya sebagai ketua MGMP guru Mapel Bahasa Inggris setingkat kecamatan. Aku dikenal oleh guru guru yang lain sebagai guru yang kreatif dan penuh semangat.

Sebelum masa pandemi datang aku banyak sekali belajar tentang teknologi pendidikan, aku sudah mengenal Google form, google classroom dll, aku juga sudah belajar tentang pembuatan video pembelajaran secara otodidak, hal ini tidak semua rekan guru tahu, mungkin mereka beranggapan untuk apa? Terlalu rumit dan lain sebagainya. Tapi buat aku ini adalah tantangan. Aku pernah menceritakan tentang kemampuan ku ini kepada teman guru yang lain, bukan untuk pamer, tapi hanya untuk berbagi ilmu, itupun kalau mereka mau diajari,  tak banyak yang merespon baik. Mungkin karena usia yang enggan berfikir keras, atau mungkin sudah terlalu nyaman di zona aman mereka.

Masa pandemi Covid 19  datang begitu memilukan, banyak sekali korban berjatuhan, segala aktivitas di luar rumah di batasi, semua aktivitas kerja hanya boleh dilakukan di rumah, begitu pula dengan kegiatan sekolah.
Pembelajaran harus dilakukan secara online, dan Ujian akhir sekolah yang mestinya harus dilakukan oleh kelas 6 pun harus online. Kepala madrasahku ketika itu menelponku untuk datang ke sekolah untuk memberikan pelatihan kepada kepala Madrasah yang lainnya agar bisa membuat soal secara online melalui Google form, tapi sayangnya aku tak bisa datang, karena di desaku sudah Lockdown, sehingga mewajibkan warganya tidak boleh keluar kabupaten, akhirnya diputuskan untuk pembuatan soal secara online diserahkan kepada aku, aku hanya di berikan waktu selama 6 hari untuk menyelesaikannya, dan Alhamdulillah sukses.

Dengan adanya kejadian itu rekan rekan guru mulai sadar dan mengerti, betapa pentingnya penguasaan teknologi bagi guru, akhirnya mereka sedikit demi sedikit mulai belajar, aku pun dengan senang hati membantu mereka dengan memberikan pelatihan dan pelayanan secara suka rela.
Tak ketinggalan rekan rekan Guru di MGMP, saya diminta untuk memberikan pelatihan pembuatan Video Pembelajaran, hingga beberapa sekolah pun ikut mengundang saya untuk memberikan sedikit ilmu, di dasari rasa ikhlas dan berharap semoga bermanfaat saya dengan sukarela membantu mereka.

Dimasa pandemi pembelajaran secara daring adalah solusi satu satunya, banyak lembaga pendidikan menggunakan video conference dengan berbagai macam aplikasi yang tersedia, ada pula yang menggunakan sarana video pembelajaran di YouTube, ditahun 2021 kementerian Agama kabupaten Lamongan mengadakan Lomba Vlog dan Video pembelajaran khusus Guru. Aku mencoba mengikuti kegiatan tersebut, dengan mewakili MA Sunan Drajat Sugio aku mendaftarkan 2 video karya ku, dengan proses seleksi yang begitu lama dan ketat akhirnya 2 videoku masuk nominasi juara, dengan penuh harap dan Doa semoga mendapatkan yang terbaik akhirnya Video pembelajaran karyaku yang bertajuk "self introduction" behasil meraih juara 1 kategori Guru MA, Video Pengumuman juara tentunya hal ini membuat Madrasah ku semakin bangga, bagaimana tidak, hasil karya ku mampu mengalahkan Vidio hasil karya Sekolah sekolah besar dan favorit yang jumlahnya ratusan. Berita keberhasilan saya memperoleh juara 1
Ucapan terimakasih dan selamat terus mengalir melalui Media sosialku, beberapa media online meliput acara yang bertajuk "Anugerah Literasi"  itu, hari itu menjadi haru yang tak terlupakan bagiku, aku di undang untuk menerima penghargaan yang di serahkan langsung oleh Kepala kantor wilayah Kemenag Jatim, air mata haru terus mengalir dimataku, rasanya tak percaya tapi nyata. Dengan penuh rasa syukur aku berharap semoga prestasi ini terus memotivasi ku untuk lebih kreatif dan inovatif lagi, lebih semangat dan terus berdoa.

Setelah kemenangan itu ada Media online yang mengundang ku untuk podcast dalam rangka Hari Guru Nasional, aku diminta menceritakan segala suka dukaku menjadi guru dan memberikan pesan dan kesan. Video Guru Milenial, Kompetensi Digital Guru di Kabupaten Lamongan

Semoga sedikit cerita ini, bisa memotivasi kita semua agar selalu semangat dan jangan mudah menyerah dengan keadaan.
Salam Guru inovatif

0

1

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Kisah Saya Sebagai Seorang Guru Kelas
Filosofi Aksara Jawa Ditulis Menggantung Dan Miring ke Kanan

Dra. Sri Suprapti

May 13, 2022
3 min
Teman Berbincang Ala Guru Fresh Graduate
Kebahagiaan Seorang Guru
Kelas Inspirasi “Mengubah Mindset dan Karakter Anak melalui Kisah yang Inspiratif”

Muhammad Fauji

May 09, 2022
5 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar