Menjadi guru adalah impian masa kecilku, meski kelihatannya mustahil terwujud lantaran kondisi keluarga yang tidak memungkinkan. Namun, tak ada yang mustahil di tangan Tuhan, dengan ridho -Nya, akhirnya tahun 2010 aku berhasil menyandang gelar sarjana. Menjadi sarjana, bukanlah akhir tapi awal dari perjuangan.
Akhir tahun 2011, aku ikut program pemerintah mengabdi di pelosok negeri. Tepatnya di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Banyak pengalaman di sana, penuh suka dan duka, serta syarat akan makna. Banyak ilmu yang dipelajari, semua itu membuatku semakin matang, dalam dunia pendidikan. Setahun di sana, kemudian pulang untuk melanjutkan belajar, yakni menempuh PPG pra jabatan, yang tentunya semakin menambah ilmu bagiku, supaya kelak menjadi guru yang profesional.
Tahun 2017, lagi aku ikut program pemerintah yakni Guru Garis Depan. Sebagai pendidik yang sudah dibekali ilmu sedemikian rupa oleh pemerintah, kini saatnya mengabdikan diri bagi Ibu Pertiwi. Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat, menjadi kota tujuanku. Kabupaten ini terkenal dengan sebutan Kota Juang, dan Nanga Pinoh menjadi pusat kota pemerintahan. Kecamatan Menukung, Desa Lihai, tepatnya di SMP NEGERI 11 SATAP MENUKUNG, di sinilah kucurahkan seluruh tenaga dan pikiran demi kemajuan sekolah. Letak sekolah yang jauh dari kota, disertai jalan yang masih berupa tanah liat merah, membuat sensasi tersendiri. Pertama kali datang, keadaan sekolah sangat memprihatinkan, hati kecilku berontak, jiwa menangis. Pintu kelas yang tidak pernah bisa ditutup, kamar mandi yang selalu terbuka, sekolah dimana seharusnya tempat ternyaman bagi anak untuk belajar, terlihat gersang, ada sentuhan taman namun belum sempurna. Dua tahun menjadi guru di situ, mencoba memberi perubahan, tidak mudah bahkan sangat susah, mulai dari kebiasaan anak, sampai kepatuhan akan tata tertib. Akhir tahun 2019, aku dipercaya menjadi Kepala Sekolah, dengan keadaan keuangan yang ada, kumaksimalkan perubahan di semua bidang. Mulai dari perbaikan pintu kelas, mengganti meja kursi kelas yang rusak, mengecat ulang tembok sekolah, membuat cuci tangan yang permanen, serta mengganti kunci - kunci kamar mandi yang rusak. Di luar kelas, taman - taman kelas mulai dibuat tak lupa dengan cat biru putih, perlahan tentunya sebab menyesuaikan keuangan yang ada. Bidang Kegiatan Belajar Mengajar, mengoptimalkan guru piket, mengupayakan tidak ada jam kosong, dan sekarang ranah prestasi mulai kurambah, prestasi pertama sekaligus pengobar semangat kami, siswa kami berhasil meraih juara harapan II, lomba pidato se Kabupaten Melawi. Dan yang baru - baru ini siswi kami berhasil meraih juara III, lomba mendongeng se Kabupaten Melawi. Ini prestasi yang luar biasa bagiku selaku pimpinan tertinggi di sekolah ini, bukan hal yang mudah untuk mendapatkannya, dari sekolah kecil, sekolah hulu, nyatanya mampu bersaing, dengan sekolah - sekolah kota yang banyak muridnya. Pengabdian belum berakhir, selama sekolah masih membutuhkanku, selama negara masih mempercayaiku, akan selalu kuabdikan diriku untuk berbagi ilmu. Perlahan Lakukan Perubahn itu prinsipku.