Assalamuâalaikum Wr.Wb.
Sebelumnya, perkenalkan saya Harmi Hikmatiar. Saya biasa dipanggil Amy. Saya mengajar di SDN Pakujajar CBM Kota Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Pada kesempatan ini, izinkan saya sedikit berbagi tentang kisah saya menjadi seorang guru.
Guru adalah sosok yang sangat saya kagumi sejak kecil. Namun, tak pernah terbersit sedikit pun bahwa saya akan menjadi salah satu bagian dari mereka. Sejak kecil, saya memang sangat senang berbagi pengetahuan dengan teman, sering juga memerankan seorang guru saat bermain dengan teman. Akan tetapi, dulu saya berfikir bahwa seorang guru harus mempunyai kemampuan yang lebih dari orang lain. Seorang guru pun harus bisa bertanggungjawab untuk bisa mendidik siswa â siswanya dengan baik. Karena alasan â alasan tersebut, saya meras bahwa saya tidak mampu dan tidak siap untuk menjadi seorang guru. Kisah perjalanan saya menjadi seorang guru cukup menarik karena harus mengalami berbagai masalah yang memberikan banyak pelajaran berharga bagi saya.
Saat SMA, saya tidak bercita â cita untuk menjadi guru. Namun, takdir berkata lain. Orangtua saya menyarankan saya untuk berkuliah di bidang keguruan. Awalnya saya enggan, namun akhirnya saya pun berkuliah di salah satu Sekolah Tinggi swasta yang ada di kota tempat saya tinggal. Selama setahun berkuliah, saya pun mulai merasa nyaman. Saya merasa menemukan dunia saya. Banyak teman â teman yang selalu bersama dan saling mendukung. Saya pun mulai menerima takdir saya yang memang harus menjadi seorang guru. Setelah lulus kuliah, saya pun mencari kebeberapa Sekolah terdekat untuk bisa menjadi honorer. Namun, sangat sulit sekali mendapatkan pekerjaan ini. Semua sekolah yang saya datangi tidak ada lowongan. Saya pun tidak menyerah dan mencoba untuk menghubungi salah satu guru pamong yang membimbing saya saat praktik mengajar. Saya berharap akan mendapatkan pekerjaan sebagai honorer di salah satu sekolah. Alhamdulillah akhirnya saya mendapatkan pekerjaan sebagai seorang honorer di sekolah negeri, dan syaratnya saya juga harus bisa juga menjadi operator. Untungnya, saya sudah belajar dan mengerti tentang teknologi walaupun hanya dasar, jadi saya tidak begitu kesulitan.
Saya menjalani profesi sebagai seorang guru honorer dengan banyak tantangan. Saat pertama kali menjadi guru honorer, saya mendapatkan kabar yang menyedihkan. Ayah saya mengalami kecelakaan saat sedang bekerja. Karena kecelakaan ini, kami sekeluarga tidak mendapatkan penghasilan. Sehingga kami harus menjual rumah kami yang ada di luar kota tempat tinggal kami sebelumnya, dan membeli rumah nenek yang kami tinggali sekarang. Saya sangat sedih karena tidak bisa banyak membantu kedua orangtua saya. Penghasilan saya yang kecil membuat saya kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup saya sendiri apalagi untuk membantu keluarga saya.Saya sangat sedih karena belum bisa membanggakan kedua orangtua saya. Namun, itu semua tidak menjadikan saya putus asa, saya selalu berusaha yang terbaik untuk menjadi guru yang baik. Saya tidak pernah mengeluh walaupun banyak pekerjaan yang harus saya kerkjakan tepat waktu. Selain mengajar di sekolah, saya mendapat tawaran untuk menjadi tutor di Paket B dan Paket C, alhamdulillah setidaknya saya mendapat penghasilan tambahan sehingga tidak terlalu kesulitan dan menyusahkan kedua orangtua saya.
Menjadi seorang guru honorer memang tidak mendapat penghasilan yang cukup, akan tetapi saya merasakan kebahagiaan tersendiri saat mengajar. Saya merasa senang saat mengajar. Segala beban yang ada di pikiran saya seolah hilang seketika ketika saya bertemu dengan siswa - siswisaya. Walaupun mereka terkadang membuat saya merasa kesal dan jengkel, namun mereka semua sangat menyayangi saya dan selalu membuat saya bahagia. Saya pun sangat menyayangi mereka. Menjadi guru memang tidaklah mudah, namun jika dijalani dengan penuh keikhlasan semua kelelahan tidak pernah terasa. Semua kelelahan yang saya rasakan tergantikan dengan rasa kebehagiaan dan kebanggaan. Awalnya saya tidak percaya diri menjadi seorang guru, saya takut tidak bisa memberikan yang terbaik untuk murid - murid saya, tapi saya terus berusaha dan belajar dari pengalaman orang lain, sehingga saya mulai menemukan kepercayaan diri bahwa saya mampu. Saya selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi siswa - siswisaya. Walaupun apa yang saya lakukan belum maksimal, tapi saya berharap semoga apa yang sudah saya berikan kepada siswa - siswisaya dapat bermanfaat dan berguna bagi mereka di masa depan.
Setelah mengajar kurang lebih selama 1,5 tahun, saya mendapat kabar ada pendaftaran untuk menjadi PNS. Saya pun bersemangat untuk mengikuti tes tersebut. Namun, semuanya tidak berjalan mulus. Saya harus menghadapi tantangan terlebih dahulu yang membuat saya putus asa. Saat saya mendaftar untuk mengikuti tes, ternyata ada kesalahpahaman dari pihak BKD yang membuat ijazah D2 saya tidak bisa digubakan untuk mendaftar. Saya sangat kecewa saat itu. Saya pun terus menunggu di ruangan sampai siang. Teman â teman saya dari satu sekolah yang mendaftar sudah selesai dan pulang, namun saya tetap menunggu. Akhirnya saya pun menyerah dan bertekad untuk melaporkannya ke tempat perkuliahan saya dulu. Saat sampai di rumah, saya sangat sedih dan menangis karena saya merasa kecewa tidak bisa mengikuti tes tersebut. Keesokan harinya, saya pun mendapat kabar bahagia dari teman saya bahwa ijazah kami sudah bisa digunakan untuk mendaftar. Saya sangat senang dan bersyukur. Walaupun belum tentu saya lulus, saya sudah senang karena bisa mengikuti tes. Saya memang sangat berharap untuk lulus PNS, karena saya ingin sekali membahagiakan kedua orangtua saya. Saat tes pun tiba, namun saya merasa sangat gelisah, karena melihat banyak sekali saingan yang kompeten. Mereka bersasal dari Universitas negeri, sedangkan saya hanya dari Sekolah Tinggi swasta. Namun, saya tidak putus asa. Saya berusaha yang terbaik, saya mengerjakan soal dengan semampu saya.
Akhirnya, waktu pengumuman pun tiba. Saya sangat gugup. Pagi â pagi sekali teman saya pun menelepon dan memberitahu saya bahwa nama saya tertera lulus di koran. Saya sungguh senang sekali. Namun, saya belum bisa percaya dengan kabar baik itu. Saya takut itu hanyalah candaan dari teman saya. Ternyata berita itu benar, saya dinyatakan lulus. Saya sangat bersyukur dan langsung mengabari kedua orangtua saya. Mereka pun sangat senang mendengar kabar itu. Saya tidak pernah menyangka akan bisa lulus di usia saya yang saat itu masih 20 tahun.
Lomba Duta Baca Anak Tahun 2019 Lomba Vlog Literasi Tahun 2021 Setelah menjadi seorang PNS, saya semakin bersemangat untuk mengajar dengan baik. Saya diberikan kepercayaan untuk membimbing siswa di perlombaan. Alhamdulillah, siswa â siswi yang saya bimbing bisa membanggakan. Saya dipercaya untuk membimbing siswa di bidang literasi. Banyak perlombaan yang kami ikuti, dan alhamdulillah mendapat hasil yang cukup memuaskan . Prestasi yang paling membanggakan bagi saya yaitu salah satu siswa yang saya bimbing berhasil menjadi Juara 3 Duta Baca Anak Provinsi Jawa Barat dan Juara 3 Lomba Vlog Literasi Provinsi Jawa Barat. Saya sangat bersyukur, berkat dukungan orangtua dan kegigihan dari siswa itu, kami bisa membanggakan sekolah kami tercinta. Kejuaraan lain yang pernah diraih diantaranya juara 1 dan 3 lomba bercerita se-Kota Sukabumi, juara 2 lomba mengalihkan cerita menjadi gambar se- Kota Sukabumi, juara 4 lomba review buku se â Kota Sukabumi. Semua yang telah diraih dari kegiatan literasi ini tidak lepas dari usaha keras dan dukungan dari semua pihak. Saya bersyukur atas dukungan kepala sekolah dan para guru bahkan dukungan dari orangtua siswa yang membuat saya semangat untuk terus maju. Saya pun berharap, kegiatan literasi di sekolah saya bisa semakin baik dan menghasilkan juara lain yang bisa lebih membanggakan sekolah.
Menjadi seorang guru memang harus dijalani dengan ikhlas. Ternyata ada rahasia Tuhan di setiap perjalanan hidup manusia. Tidak ada hal yang tidak mungkin jika Tuhan berkehendak. Saya sangat bersyukur, Tuhan telah menakdirkan saya menjadi seorang guru. Dengan menjadi seorang guru, saya banyak belajar pengalaman hidup, belajar lebih sabar, belajar lebih ikhlas dan belajar untuk bisa memahami kekurangan oranglain. Saya yakin rekan â rekan guru lainnya pasti juga suatu saat akan mendapatkan keajaiban yang tidak pernah diduga. Segala proses perjuangan yang sudah dilakukan akan berbuah manis. Kita harus tetap optimis dan semangat.
Sampai saat ini, saya sudah mengajar selama 14 tahun lebih. Banyak hal yang sudah saya alami. Saya tidak akan pernah menyerah untuk bisa menyelesaikan segala masalah yang saya hadapi. Saya yakin semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Saya sangat bangga menjadi seorang guru yang bisa mendidik generasi penerus bangsa. Menjadi bagian penting dari Tujuan Pendidikan Nasional. Semangat terus para pendidik se-Indonesia. Semoga Pendidikan di Indonesia semakin maju mengikuti perkembangan zaman.