Dalam dunia pendidikan, pembelajaran dalam kelas merupakan faktor dasar dalam membina, mengembangkan, dan mengajari peserta didik. Selama proses pembelajaran, guru pasti akan menghadapi berbagai macam masalah yang terjadi. Masalah-masalah tersebut dapat menjadi faktor penghambat belajar, sehingga peserta didik tidak nyaman berada di kelas dan tidak mengerti apa yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut tentu saja akan menjadi sebuah kegagalan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, untuk mencapai kesuksesan dalam pembelajaran di kelas, guru harus dapat mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi.
Masalah-masalah kecil yang terjadi di dalam kelas dapat menjadi suatu masalah yang besar bahkan kompleks. Apabila masalah-masalah tersebut tidak segera ditangani dengan baik oleh guru, peserta didik tidak akan dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Di sinilah peran penting guru sebagai pembimbing dalam proses belajar peserta didik. Guru harus dapat menemukan faktor-faktor penghambat dalam proses pembelajaran dalam kelas agar kegiatan belajar mengajar dapat terjalin dengan baik.
Untuk menentukan faktor penghambat, guru harus dapat mengidentifikasi secara masalah yang mungkin sedang dihadapi oleh peserta didik. Identifikasi masalah ialah suatu proses untuk mencari, mengenali, dan memahami berbagai macam hal atau masalah yang dihadapi. Tujuan dalam mengidentifikasi masalah dalam kelas, antara lain: dapat mengetahui masalah yang tengah terjadi, dapat mengenali peserta didik yang bermasalah. Dan dapat mencari solusi yang terbaik berdasarkan masalah-masalah yang terjadi.
Langkah-langkah yang dapat guru lakukan untuk dapat mengidentifikasi faktor penghambat pembelajaran dalam kelas
Mengenali Masalah
Langkah ini merupakan langkah awal untuk dapat memahami faktor apa saja yang menghambat proses pembelajaran. Dengan mengenali faktor-faktor tersebut guru dapat mengklasifikasikan masalah yang terjadi pada pembelajaran di dalam kelas. Faktor-faktor penghambat dibagi menjadi dua, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Berikut penjelasan mengenai faktor internal dan eksternal:
Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik dan psikologis peserta didik. Masalah yang mungkin terjadi pada kondisi fisik peserta didik ialah sakit. Namun, untuk kondisi psikologis dapat terjadi berbagai macam kondisi, seperti:
Sikap Peserta Didik
Faktor selanjutnya ialah sikap, sikap merupakan reaksi atau respon terhadap objek orang, barang, dan sebagainya baik secara positif maupun negatif. Pada faktor ini guru dapat melihat masalah yang terjadi berdasarkan respon peserta didik di dalam kelas.
Minat Peserta Didik
Faktor minat merupakan faktor yang berhubungan dengan kecenderungan atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Faktor minat dipengaruhi erat oleh rasa keingintahuan peserta didik. Apabila peserta didik tidak minat dengan proses pembelajaran yang tengah dilakukan, peserta didik cenderung untuk menyepelekan bahkan sibuk dengan kegiatannya sendiri.
Motivasi Peserta Didik
Faktor motivasi merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan internal yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Peserta didik yang tidak memiliki motivasi, ia akan cenderung malas dalam melakukan apapun. Bisa dikatakan bahwa faktor motivasi merupakan faktor dasar yang mempengaruhi sikap maupun minat peserta didik dalam belajar.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yakni faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi lingkungan yang tidak mendukung aktivitas belajar peserta didik.Faktor eksternal dapat berupa:
Faktor Keluarga
Faktor keluarga juga dapat mempengaruhi proses belajar peserta didik. Ketidakharmonisan hubungan dengan orang tua, atau antara orang tua, dan masalah ekonomi keluarga juga dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik.
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga merupakan faktor penghambat prestasi belajar siswa. Faktor lingkungan mencakup teman, dan lingkungan di sekitar rumah. Faktor lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan peserta didik, seperti contoh: apabila teman-temannya merupakan anak yang rajin maka, peserta didik tersebut juga akan tertular oleh teman-temannya, begitu juga sebaliknya.
Faktor Sekolah
Faktor sekolah merupakan faktor di mana peserta didik sangat dekat dengannya. Faktor sekolah berhubungan dengan kondisi sekolah, kondisi guru, dan alat-alat pendukung sarana belajar. Apabila kondisi sekolah tidak kondusif maka dapat menghambat prestasi belajar siswa. Begitu pula dengan alat pendukung sarana pembelajaran, apabila alat pendukung tersebut tidak terpenuhi maka peserta didik tidak akan dapat meng-explore keinginan belajar mereka.
Memahami Pendekatan yang Sesuai
Setelah guru mengetahui faktor apa saja yang menghambat peserta didik dalam belajar. Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan pendekatan yang sesuai dengan masalah yang terjadi. Pendekatan penting untuk dilakukan agar masalah yang terjadi dapat teratasi secepat mungkin. Pendekatan untuk menyelesaikan masalah harus disesuaikan dengan kondisi, seperti contoh:
1. Pendekatan person by person
Pendekatan ini dapat dilakukan apabila peserta didik tidak fokus saat kegiatan belajar mengajar. Guru dapat menanyakan mengapa peserta didik tersebut tidak fokus saat belajar. Namun, perlu diketahui bahwa pendekatan tersebut sebaiknya tidak dilakukan di depan banyak orang agar peserta didik dapat nyaman bercerita maupun berkeluh kesah kepada guru.
2. Pendekatan larangan dan anjuran
Pendekatan larangan dan anjuran lebih utamanya agar dilakukan oleh guru kepada dirinya sendiri. Pendekatan larangan dan anjuran berfungsi untuk dapat menciptakan suasana kelas yang harmonis. Terdapat 6 poin dalam pendekatan ini, antara lain:
- Jangan menegur siswa di hadapan kawan-kawannya.
- Dalam memberikan peringatan kepada siswa janganlah mempergunakan nada suara yang tinggi.
- Bersikaplah tegas dan adil terhadap semua siswa
- Jangan pilih kasih
- Sebelum menghukum siswa, buktikanlah terlebih dahulu bahwa siswa itu bersalah
- Patuhlah pada aturan-aturan yang sudah anda tetapkan.3. Pendekatan Tingkah Laku
Pendekatan tingkah laku merupakan pendekatan yang menitikberatkan kepada guru sebagai suri tauladan yang harus dapat memberi contoh yang baik kepada peserta didik. Pendekatan ini dilakukan dengan senatiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang baik seperti jujur, berlaku sopan, selalu tersenyum kepada siapapun, dsb.
4. Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional dilakukan kepada siswa yang kurang berminat atau kurangnya motivasi belajar. Penerapan pendekatan ini adalah dengan menceritakan kisah-kisah inspiratif kepada siswa, menstimulus keinginan belajar mereka agar mereka dapat bersemangat dalam mencari ilmu dan memperbaiki diri menjadi lebih baik.
5. Pendekatan Pengajaran
Pendekatan pengajaran dilakukan ketika peserta didik kesulitan mengikuti jalannya pembelajaran. Pendekatan ini dilakukan dengan mencari metode-metode mengajar yang baru. Metode mengajar yang baru harus dapat membuat siswa mengerti apa yang diajarkan oleh guru. Selain itu, dapat juga dengan memberi pembelajaran lebih di luar jam sekolah yang tidak memberatkan peserta didik.
6. Pendekatan Training
Pendektan training dilakukan apabila terdapat peserta didik yang memiliki masalah dengan kepercayaan dirinya. Penerapan pendekatan ini dilakukan dengan melatih secara bertahap peserta didik tersebut. Memberikan pertanyaan yang mudah agar peserta didik tersebut dapat memberanikan diri menjawab dengan suara lantang dan juga membiasakan peserta didik untuk maju ke depan. Harapan terhadap pendekatan tersebut adalah peserta didik mampu memberanikan diri dan meningkatkan rasa percaya diri peserta didik.
Daftar Pustaka
Rahmawati, A. N. (2018). Identifikasi Masalah yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Kurikulum 2013 Revisi di SD. Indonesian Journal of Primary Education, 2(1), 114-123.
Desyandri, D., & Vernanda, D. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Tematik Terpadu Di Kelas V Sekolah Dasar Menggunakan Identifikasi Masalah.
Ufairiah, Q. R., & Laksanawati, W. D. (2020, August). IDENTIFIKASI MASALAH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA GUNA MENGETAHUI PENGARUH MODEL DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN. In Prosiding Seminar Pendidikan Fisika FITK UNSIQ (Vol. 2, No. 1, pp. 75-82).
Yuhana, A. N., & Aminy, F. A. (2019). Optimalisasi peran guru pendidikan agama Islam sebagai konselor dalam mengatasi masalah belajar siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam,[SL], 7(1), 79-96.
Pratama, B. D., Kadafi, A., & Suharni, S. (2018, September). Peran Konselor dalam identifikasi masalah dan kebutuhan siswa underachiever. In Prosiding Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling (Vol. 2, No. 1, pp. 452-456).
Bhakti, C. P. (2015). Identifikasi Masalah Belajar Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta. Jurnal Konseling Komprehensif, 2(1), 77-88.
Ishayati, I. (2007). Identifikasi Masalah Belajar dan Faktor Penyebab Kesulitan Belajar pada Siswa SD. Jurnal Ilmiah Guru Caraka Olah Pikir Edukatif, 11(01).
Solichin, A., Kristanto, D., & Triyono, G. (2021). Optimasi pembelajaran daring siswa dan guru di masa pandemi Covid-19 menggunakan Google Classroom pada PKBM Bhakti Asih. KACANEGARA Jurnal Pengabdian pada Masyarakat, 4(2), 239-246.
Siregar, N. (2015). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kepercayaan Diri Siswa melalui Pembelajaran Berbasis Masalah di SMP Prayatna Medan (Doctoral dissertation, Unimed).
Sujarwanto, E., Hidayat, A., & Wartono, W. (2014). Kemampuan pemecahan masalah fisika pada modeling instruction pada siswa SMA kelas XI. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(1).
Irawati, R. K. (2014). Pengaruh Model Problem Solving dan Problem Posing serta Kemampuan Awal terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Sains, 2(4), 184-192.
Ariyanto, S. R., Lestari, I. W. P., Hasanah, S. U., Rahmah, L., & Purwanto, D. V. (2020). Problem Based Learning dan Argumentation Sebagai Solusi dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMK. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian Dan Kajian Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, Pengajaran Dan Pembelajaran, 6(2), 197-205.
Syafni, E., Syukur, Y., & Ibrahim, I. (2013). Masalah Belajar Siswa dan Penanganannya. Konselor, 2(2).
https://www.kompasiana.com/firdasufilutfiyana5154/60d04f1a06310e4d463ffe92/identifikasi-masalah-masalah-dalam-pembelajaran
https://www.infodiknas.com/bab-2-masalah-masalah-pengelolaan-kelas.html
https://blog.kejarcita.id/pemasalahan-tantangan-yang-dihadapi-guru-dan-solusinya/
http://ekplorasialam.blogspot.com/2016/12/masalah-masalah-belajar-dalam-kelas.html#:~:text=Masalah-masalah belajar dalam kelas yaitu melamun saat guru mengajar,guru mengajar, mengobrol saat guru
http://ekplorasialam.blogspot.com/2016/12/masalah-masalah-belajar-dalam-kelas.html
Penulis: M. Rezki Alvianto
Editor: Khairul Ilham