Anak tumbuh disiplin bukan karena kepatuhan atau ketakutan, melainkan karena kesadaran dan kepedulian” - Najeela Shihab
Sejak kecil kita pasti diajarkan dan dididik oleh orang tua kita mengenai kedisiplinan diri bukan? Pengetahuan akan kedisiplinan juga akan diajarkan ketika kita mengenyam bangku pendidikan. Harapannya dengan mengajarkan kedisiplinan kepada anak dan murid juga sama seperti mempersiapkan mereka untuk hidup mandiri. Mandiri dalam berpikir dan mandiri dalam menentukan hal yang baik dan benar dalam perjalanan hidupnya.
Mungkin diantara kita saat masih kecil, mendapatkan pengajaran mengenai kedisiplinan dengan tindak kekerasan. Namun seiring berjalannya waktu, kita baru sadar ternyata untuk mengajarkan kedisiplinan kepada anak atau murid, tidak perlu mengajarkannya dengan kekerasan.
Salah satu cara untuk mengajarkan kedisiplinan tanpa kekerasan kepada anak dan murid adalah dengan melakukan pendekatan disiplin positif.
Apa itu disiplin positif?
Simak pembahasan menarik ini hingga akhir ya!
Apa itu Pendekatan Disiplin Positif? Sebelum membahas lebih lanjut mengenai pendekatan ini, kami akan membahas sejenak mengenai latar belakang adanya pendekatan ini.
Pendekatan disiplin positif ini hadir karena berlandaskan dari kebijakan Merdeka Belajar yang ditetapkan oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim. Program Merdeka Belajar menjadi langkah awal untuk memperbaiki arah dan sistem pendidikan di Indonesia. Program ini menekankan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul dan berdaya saing, berkarakter mulia serta memiliki penalaran tingkat tinggi dengan cara mengedepankan suasana dan kondisi belajar yang menyenangkan bagi peserta didik dan bagi pendidik/tenaga kependidikan.
Berdasarkan kondisi pendidikan di Indonesia yang diperoleh dari Asesmen Nasional di tahun 2021, pendidikan Indonesia membutuhkan suatu pendekatan komprehensif serta ramah anak. Hal ini diperlukan guna menumbuhkembangkan pemikiran dan perilaku positif peserta didik. Oleh karena itu, hadirlah pendekatan disiplin positif yang dapat diterapkan oleh satuan pendidikan serta mendukung pembentukan Profil Pelajar Pancasila.
Baca juga:Profil Pelajar Pancasila, Definisi, Elemen, dan Fungsinya dalam Pembentukan Karakter Anak Bangsa
Pendekatan disiplin positif adalah pendekatan kepada peserta didik yang dilakukan dengan mendidik dan membina guna membangun pemikiran dan perilaku positif tiap individu peserta didik. Sehingga diharapkan murid dapat mengontrol perilakunya sendiri berdasarkan pemahaman dan kesadarannya, serta bertanggung jawab atas konsekuensi yang diambil dari tindakan dan perilakunya sebagai perwujudan kepada diri sendiri dan orang lain.
Mungkin ketika kita mendengar kata “disiplin†yang terlintas dalam benak kita adalah tata tertib, teratur, dan kepatuhan pada peraturan. Selain itu kata “disiplin†juga sering dikaitkan dengan hukuman, padahal hal ini sangat berbeda. Dalam pendekatan disiplin positif, pemberian hukuman justru menjadi salah satu alternatif terakhir dalam mendidik peserta didik. Oleh karena itu pendekatan disiplin positif bukan hanya mengenai anak atau peserta didik secara langsung, melainkan juga bagaimana cara orang dewasa (dalam hal ini orang tua dan guru) memberikan dampak dan pengaruh positif kepada peserta didik tanpa kekerasan. Namun menekankan cara memotivasi, merefleksikan kesalahan, menghargai, membangun logika, dan bersifat jangka panjang.
Tujuan Penerapan Pendekatan Disiplin Positif Ada empat tujuan mengapa pendekatan disiplin positif perlu dilakukan, yakni:
Menumbuhkembangkan pemikiran dan perilaku positif peserta didik agar dapat berperilaku secara tepat atas dasar kesadaran diri dan dilandasi sikap tanggung jawab.
Meningkatkan kualitas layanan peserta didik yang ramah anak oleh pendidik dan tenaga pendidikan dalam lingkungan sekolah.
Menurunkan potensi kekerasan baik secara fisik dan verbal, maupun potensi perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi yang terjadi dalam lingkungan sekolah.
Mengoptimalkan dukungan peranan orang tua dan pemangku kepentingan sekolah dalam upaya membentuk iklim lingkungan sekolah dan kualitas pembelajaran yang mendukung pencapaian hasil belajar yang baik.
Manfaat Penerapan Pendekatan Disiplin Positif Manfaat yang diraih dengan menerapkan pendekatan disiplin positif, antara lain:
Bertumbuh dan berkembangnya sikap saling menghormati dan menghargai yang dilandasi kepercayaan dan kepedulian, baik antara pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, antar peserta didik maupun antara peserta didik dan orang tua.
Terbangungnya pemahaman dan kesadaran diri peserta didik dalam pemikiran dan perilaku positif untuk berperilaku baik dalam proses belajar dan kehidupannya.
Terbentuknya sikap bertanggung jawab di kalangan peserta didik terhadap pilihan tindakan dan perilaku yang ditunjukkan dalam proses belajar di sekolah.
Mengoptimalkan keterampilan hidup, keterampilan sosial, keterampilan bertanggung jawab, serta keterampilan menyelesaikan permasalahan bagi peserta didik.
Menurunkan potensi peserta didik menjadi pelaku dan korban kekerasan, perundungan, serta intoleransi dalam lingkungan sekolah, keluarga, maupun pergaulannya di lingkungan masyarakat.
Para pendidik dan tenaga kependidikan mendapatkan persepsi dan cara baru yang lebih ramah anak dalam layanan mendidik dan membina pemikiaran serta perilaku peserta didik.
Pendekatan disiplin positif tak hanya dapat diterapkan di sekolah namun juga bisa dipraktikkan oleh orang tua (Gambar: Canva/Odua Images) Sehingga penerapan pendekatan disiplin positif akan mendukung mutu dan relevansi pembelajaran di sekolah terkait:
1. Kualitas pembelajaran Karena salah satu prinsip dalam menerapkan pendekatan ini adalah partisipatoris dan konstruktif. Sehingga peran peserta didik berupa sikap dan perilaku dalam pengelolaan kelas menjadi salah satu faktor penting untuk mewujudkan keteraturan suasana kelas dan manajemen kelas yang optimal.
2. Kepemimpinan instruksional Pendekatan disiplin positif turut berperan mengondisikan dalam meraih pencapaian visi adan misi sekolah yang dimulai dengan keteladanan pemimpin dan pendidik di sekolah. Keteladanan ini dapat muncul dari hasil refleksi melalui proses-proses pencapaian visi misi yang sudah dijalani.
3. Iklim keamanan sekolah Pendekatan disiplin positif juga memiliki tujuan untuk membangun relasi antar warga sekolah dengan saling menghargai karena percaya dan peduli. Dengan terbangunnya relasi ini maka angka perundungan, hukuman fisik, dan kekerasan seksual akan menurun.
4. Iklim kebinekaan Salah satu prinsip dalam pendekatan disiplin positif adalah inklusif yang menghargai segala jenis keberagaman yang ada di sekolah seperti perbedaan individu, identitas, maupun latar belakang sosial budaya.
Pada dasarnya pendekatan disiplin positif memang bukanlah hal yang baru dalam proses membina dan membimbing anak baik dalam keluarga maupun dalam proses belajar di sekolah dan lingkungan masyarakat. Pendekatan ini sejalan dengan gagasan dan pemikiran Ki Hajar Dewantara, beliau meyakini dasar pendidikan yang bersifat perintah dan hukuman, berlandaskan pada saat masa penjajahan di masa lalu serta tidak cocok untuk mendidik generasi muda.
Secara konsep, disiplin positif menjadi sebuah pendekatan untuk mendisiplinkan bahkan membangun karakter anak tanpa menghukumi. Meskipun begitu, pendekatan disiplin positif bukan pendekatan yang akan membiarkan atau memberi kebebasan tanpa batas pada anak, karena dalam pendekatan disiplin positif tetap ada kebebasan namun tetap ada pembatasan.
Lalu, apa langkah yang harus kita lakukan sebagai guru untuk menanamkan disiplin positif kepada murid di sekolah?
Temukan jawabannya dalam event online mengenai membangun karakter positif berikut ini!
Referensi: Disiplin Positif untuk Merdeka Belajar Konsep Disiplin Positif dan Motivasi Penerapan Disiplin Positif di Satuan Pendidikan Seri Pendidikan Orang Tua: Disiplin Positif
Penulis: Eka | Penyunting: Putra