Nilai-nilai sosial, norma, dan moral terus berkembang dan menjadi tolok ukur kualitas seseorang dalam bermasyarakat. Kepekaan seseorang akan fenomena tertentu, perilaku hormat satu sama lain, toleransi, dan bahkan cara berpakaian menjadi perhatian semua lapisan masyarakat. Bahkan, kita semua sepakat bahwa sebaik-baiknya seseorang adalah yang paling baik akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari. Tolok ukur tersebut terus dipakai dalam semua aspek kehidupan baik sisi keyakinan agama, maupun bidang lainnya, khususnya pendidikan.
Bapak/Ibu pernah tidak, saat hendak mengajar, Bapak/Ibu mempelajari terlebih dahulu latar belakang peserta didik, berkaitan dengan suku, psikologi, hobi, dan lain-lain? Apabila pernah, berarti Bapak/Ibu artinya telah menggunakan konsep sosiologi pendidikan.
Setiap peserta didik berasal dari latar belakang yang berbeda-beda (Sumber: Canva) Sosiologi pendidikan sangat penting dalam pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Apa itu tujuan pendidikan? secara umum, pendidikan bertujuan untuk meningkatkan taraf pengetahuan peserta. Namun, tentu saja pengertian pengetahuan juga kompleks, hal tersebut berkaitan dengan kesiapan mental, moral, dan pribadi peserta didik yang siap terjun dalam masyarakat sosial.
Tentu saja misi mulia pendidikan tersebut bukan hanya Bapak/Ibu saja selaku tenaga pendidik. Namun, menjadi perhatian semua pihak mulai dari peserta didik, wali murid, dan civitas akademika lainnya. Oleh sebab itu, yuk sama-sama kita pelajari lebih mendalam tentang ilmu sosiologi pendidikan. Simak penjelasan sampai akhir ya!
Apa itu Sosiologi Pendidikan? Sosiologi pendidikan berasal dari gabungan dua kata berbeda, yaitu sosiologi dan pendidikan. Meskipun keduanya memiliki pemaknaan yang berbeda, namun ada benang merah di antara keduanya. Secara etimologi, sosiologi berasal dari kata â socius â , yang berarti "teman" dan â logos â , yang berarti âilmu pengetahuanâ. Sedangkan âpendidikan â memiliki pengertian sebagai sebuah proses, cara, perbuatan mendidik. Lebih mendalam, pendidikan merupakan proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Nah, pada tahap ini, relasi antara keduanya sangat kentara dan terang sebagai satu kesatuan ilmu pengetahuan yang itu.
Moral dan etika merupakan salah satu wujud dari sosiologi pendidikan (Sumber: Canva) Berdasarkan konsep dari kedua perangkat tersebut, sosiologi pendidikan menurut Dr Elwood (via Zaitun, 2016:7) merupakan
Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses belajar dan mempelajari antara orang yang satu dengan orang yang lain.
Artinya, dalam upaya mempelajari seseorang (dalam hal ini peserta didik) pendekatan ini fokus pada interaksi sosial dalam upaya perubahan perilaku melalui pendidikan.
Tujuan Sosiologi Pendidikan Secara umum, sosiologi pendidikan mempelajari seluruh aspek-aspek dalam pendidikan berkaitan dengan struktur, dinamika, masalah-masalah pendidikan, dan isu-isu lainnya melalui pendekatan sosiologis. Namun, masih banyak tujuan dari sosiologi pendidikan sebagaimana disampaikan oleh Nasution (via Zaitun, 2016:13) sebagai berikut.
Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis perkembangan dan kemajuan sosial. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis status pendidikan dalam masyarakat. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis tenaga kependidikan dalam kegiatan sosial. Sosiologi pendidikan bertujuan membantu menentukan tujuan pendidikan. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis partisipasi orang-orang terdidik dalam kegiatan sosial. Memberikan kepada tenaga kependidikan latihan-latihan yang efektif dalam bidang sosiologi sehingga dapat memberikan kontribusi secara cepat dan tepat terhadap masalah pendidikan. Berdasarkan tujuan-tujuan di atas, sosiologi pendidikan bertujuan dan berusaha untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan pendekatan sosiologi. Dalam pemaknaan yang lebih filosofis, sosiologi pendidikan bertujuan untuk memanusiakan manusia. Pemahaman ini penting karena dengan memahami orang lain kita dapat memahami diri kita sendiri dengan lebih menyeluruh. Memahami sosiologi pendidikan secara mendalam membuat diri kita sendiri lebih bijak dan bajik dalam memandang sesuatu.
Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan Dalam upaya penerapannya, ada pokok-pokok perhatian utama dalam sosiologi pendidikan. Kajiannya meliputi substansi-substansi dan aspek-aspek dalam dinamika pendidikan. Berikut merupakan ruang lingkup sosiologi pendidikan.
1. Hubungan Sistem Pendidikan dengan Aspek-Aspek lain dalam Masyarakat Hubungan yang dimaksud dalam lingkup ini berkaitan dengan fungsi pendidikan dalam kebudayaan, hubungan antara sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan, melihat fungsi pendidikan dalam proses perubahan sosial, hubungan pendidikan dengan sistem tingkat sosial, dan fungsi sistem pendidikan berkaitan dengan kelompok rasial dan lain-lain.
Setiap peserta didik dan tenaga pendidik memiliki latar belakang suku, ras, dan agama yang beragam (Sumber: Canva) Dengan memahami ruang lingkup ini dengan baik, tenaga pendidik dapat memberikan kontrol penuh pada sistematika pembelajaran. Sebagai contoh, Bapak/Ibu dapat bertindak adil pada semua peserta didik dengan latar belakang apapun. Bapak/Ibu dapat menyusun rencana-rencana pembelajaran tertentu yang berfokus pada isu-isu sensitif dalam bermasyarakat.
2. Hubungan Antar Manusia di dalam Sekolah Hakikat yang dominan dalam tahap ini berkaitan erta dengan analisis terhadap sejauh mana kebudayaan dalam sekolah berbeda dengan kebudayaan di luar sekolah. Hal ini berkaitan erat dengan bagaimana pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah seperti kepemimpinan, kekuasaan, stratifikasi, dan pola interaksi sosial. Bapak/Ibu juga dapat memberikan pendekatan kepada peserta didik perihal sikap toleransi, saling menghargai, dan saling melindungi satu sama lain. Dengan memahami sosiologi pendidikan, sekolah diharap menjadi tempat paling adil bagi siapapun dalam pembelajaran.
3. Pengaruh Sekolah Terhadap Kelakuan dan Kepribadian Semua Pihak di Sekolah Selanjutnya, berkaitan dengan bagaimana sih peranan Bapak/Ibu dalam kelas? Berkaitan dengan bagaimana Bapak/Ibu memperlakukan peserta didik dan bersosialisasi dengan mereka. Dengan membentuk interaksi yang baik, peserta didik merasa nyaman selama pembelajaran. Perasaan inilah yang dapat membentuk suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan.
Siswa menjadi bahagia dan aman saat berada di sekolah (Sumber: Canva) 4. Sekolah dalam Masyarakat Cakupan sosiologi pendidikan pada tahap ini menjadi lebih kompleks. Hal-hal dalam tahapan ini berkaitan erat dengan hubungan antara sekolah dan masyarakat dalam pendidikan, faktor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat yang bertalian dengan organisasi sekolah, sistem pendidikan yang akan diterapkan, dan mengkaji bagaimana respon pihak luar terhadap kebijakan-kebijakan yang terdapat dalam sekolah selaku lembaga pendidikan.
Setelah mengetahui sosiologi pendidikan secara mendalam, kita dapat melihat dengan jelas bahwa sekolah merupakan kontributor dalam perkembangan sumber daya manusia dan kondisi sosial dalam masyarakat. Selain itu, memahami peserta didik dengan pendekatan sosiologis memungkinkan Bapak/Ibu untuk lebih dekat dengan peserta didik , memilih metode pembelajaran terbaik , dan menyusun rencana-rencana pembelajaran secara terperinci.
Semoga artikel ini cukup memberikan Bapak/Ibu impresi baru dalam memahami konsep sosiologi pendidikan agar dapat menjadi bekal dalam proses pembelajaran. Semangat untuk para guru di seluruh Indonesia! Maju terus pendidikan bangsa!
Owh ya! salah satu langkah yang dapat Bapak/Ibu lakukan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam pembelajaran adalah dengan menjadi Member Premium Guru Inovatif. Selain harganya yang sangat bersahabat, fitur-fitur dan event yang ditawarkan juga relevan dengan kebutuhan Bapak/Ibu dalam pembelajaran. Oleh karena itu, jangan lupa klik Link Pendaftaran sekarang juga ya! Selamat belajar bersama-sama!
Penulis: Yandi Chidlir
Editor: Putra