Lokasi : SD NEGERI KUTA-PARADO
Tujuan yang ingin dicapai : Meningkatkan Kemampuan Operasi hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah:
- Siswa belum memahami konsep operasi hitung pada bilangan bulat
- Siswa belum memahami letak bilangan bulat pada garis bilangan
- Siswa kesulitan melakukan operasi hitung penjumlahan pada bilangan bulat positif dan negatif
- Rendahnya hasil belajar pada materi operasi hitung bilangan bulat
Praktik pembelajaran yang telah dilaksanakan ini, penting untuk dibagikan kepada rekan-rekan guru yang lain, yang mungkin menemui permasalahan yang sama dalam kegiatan pelaksanaan pembelajarannya agar dapat mengambil hal baik dari praktik pembelajaran yang telah dilaksanakan ini.
Praktik pembelajaran ini juga diharapkan dapat memberikan motivasi kepada rekan-rekan guru untuk dapat mendesain kegiatan pembelajarannya agar lebih baik, lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan media ataupun alat peraga yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta karakteristik peserta didik.
Peran saya dalam praktik ini adalah sebagai guru yang melakukan kegiatan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan bagi peserta didik. Saya juga mendesain media pembelajaran operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang menyenangkan bagi siswa agar siswa mudah dalam memahami materi serta termotivasi karena desain pembelajaran yang menyenangkan. Oleh karena hal tersebut, diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara dengan rekan sejawat,kepala sekolah serta para pakar, maka beberapa tantangan yang terjadi yaitu:
- Kurangnya pemahaman siswa, karena siswa hanya menerima konsep-konsep matematika yang telah jadi dan hanya melalui menghafal rumus atau konsep.
- Dalam proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah yang kurang inovatif.
- Kurang variatifnya penggunaan media dan alat peraga pembelajaran yang mendukung siswa dalam pemahaman konsep operasi hitung.
- Gaya belajar siswa yang belum terakomodir oleh guru karena ada beberapa siswa yang belajarnya dengan cara melihat-lihat pemandangan, sambil mendengarkan musik, sambil bermain dan lainnya.
- Malasnya anak mengolah dan melatih kemampuan berhitungnya
Hal tersebut merupakan tantangan yang harus dapat diselesaikan oleh guru. Seorang guru harus mampu mencari solusi atas tantangan tersebut. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan merancang pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan. Selain itu guru juga harus mampu memilih dan melaksanakan model pembelajaran yang sesuai, serta mampu mengembangkan media pembelajaran yang menarik dan memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Sehingga dapat mengatasi tantangan-tantangan tersebut.
Pihak yang terlibat dalam PPL yaitu:
- Peserta didik sebagai pusat dalam kegiatan pembelajaran
- Dosen dan guru pamong, sebagai pembimbing dalam proses pelaksanaan PPL
- Rekan sejawat yang memberikan saran, masukan, serta membantu jalannya pelaksanaan PPL
Tantangan yang ditemui tersebut harus segera diselesaikan dengan baik oleh seorang guru profesional, diantaranya yaitu:
- Berkaitan dengan media pembelajaran
- Guru menggunakan media pembelajaran berupa ular tangga operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Guru mendesain sendiri papan ular tangga dengan memanfaatkan aplikasi Canva for education, kemudian mencetaknya. Sehingga media ular tangga yang dihasilkan menarik bagi peserta didik.
- Guru menggunakan media pembelajaran berbasis TPACK dengan memanfaatkan video pembelajaran yang ada pada Youtube. Sehingga penyampaian materi tidak membosankan bagi peserta didik.
- Guru menyusun Bahan ajar dan Lembar Kerja Peserta Didik yang menarik dan menyenangkan, dengan membuat desain pada aplikasi Canva for education, sehingga peserta didik termotivasi dalam mempelajari bahan ajar maupun menyelesaikan tugas-tugasnya pada Lembar Kerja Peserta Didik
- Berkaitan dengan metode pembelajaran
Guru menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Pemilihan model Pembelajaran ini berdasarkan pada hasil analisis penentuan solusi yang didapatkan melalui kajian literatur, serta wawancara dengan rekan sejawat, kepala sekolah, serta para pakar. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan merupakan salah satu model pembelajaran inovatif. Model pembelajaran ini dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik dimana peserta didik terlibat untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah. Sehingga peserta didik akan dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Pemilihan model pembelajaran Problem Based Learning ini diintegrasikan dengan penggunaan media pembelajaran berupa ular tangga operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, video pembelajaran dari Youtube, serta bahan ajar dan LKPD yang menarik.
Kegiatan pembelajaran dilakukan secara berkelompok, dimana guru telah membagi peserta didik kedalam kelompok heterogen. Adapun sintak atau langkah-langkah pembelajaran pada model pembelajaran Problem Based Learning kemudian dituangkan pada media presentasi yang memanfaatkan Canva for education, sehingga media presentasi menjadi lebih menarik bagi peserta didik.
Pelaksanaan sintak atau langkah-langkah pembelajaran diawali dengan kegiatan Orientasi siswa pada masalah. Peserta didik mengamati sebuah gambar pada permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan bulat. Langkah selanjutnya yaitu mengorganisasikan peserta didik dimana peserta didik diberikan kesempatan untuk mencatat fakta atau informasi terkait permasalahan yang telah disajikan. Peserta didik juga diminta untuk mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang muncul dari permasalahan yang telah disajikan kemudian menyampaikannya. Langkah kegiatan yang ketiga yaitu membimbing penyelidikan individu dan kelompok. Pada tahapan ini peserta didik mengamati video pembelajaran yang terdapat Youtube, dan juga penjelasan tambahan yang diberikan oleh guru terkait materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif. Kemudian peserta didik mencatat informasi-informasi penting pada LKPDnya terkait konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif yang diperolehnya dari video maupun penjelasan guru. Kemudian siswa menyelesaikan beberapa permasalahan yang guru sajikan pada LKPD.
Tahapan kegiatan selanjutnya yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahapan ini, peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan saling menanggapi antar kelompok. Guru dapat memberikan tanggapannya atas presentasi dari setiap kelompok.
Tahapan selanjutnya yaitu menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahapan ini peserta didik mempraktikkan konsep operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat negatif dengan bermain ular tangga. Pada tahap ini peserta didik mempraktikkan langsung konsep tersebut pada permainan ular tangga dengan melakukan penjumlahan atau pengurangan sesuai dengan tanda yang terdapat pada papan ular tangga. Setelah itu peserta didik menyimpulkan kegiatan pembelajaran. Guru dapat memberikan penguatan atas kesimpulan siswa. Tahapan terakhir yaitu peserta didik mengerjakan Lembar Evaluasi Peserta Didik, untuk mengukur hasil belajar peserta didik serta keberhasilan pelaksanaan pembelajaran
Pada pelaksanaan pembelajaran ini, peserta didik melakukan penilaian secara menyeluruh, diantara penilaian pada aspek Sikap baik sikap spiritual maupun sosial, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan. Guru melakukan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung.
Dampak dari penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dan media ular tangga operasi hitung bilangan bulat negatif yaitu:
- Hasil belajar peserta didik meningkat, dimana peserta didik berhasil melampaui KKM
- Motivasi peserta didik meningkat terlihat dari seluruh siswa yang semangat dan ingin berpartisipasi pada saat bermain ular tangga
- Keaktifan peserta didik meningkat, terlihat dari peserta didik yang aktif dalam menjawab pertanyaan, maupun menyampaikan pendapatnya.
- Peserta didik berhasil memahami konsep operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat terlihat dari hasil pengerjaan Lembar Kerja Peserta Didik, Permainan Ular Tangga dan hasil Evaluasi Peserta Didik.
Hasilnya Efektif:
Bisa disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning yang dipadukan dengan media pembelajaran Permainan Ular Tangga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif. Hal ini terlihat dari hasil Evaluasi Peserta Didik.
Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan yaitu:
- Respon kepala sekolah sangat mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
- Respon rekan sejawat sangat positif dan antusias, sehingga mereka termotivasi untuk melaksanakan model pembelajaran serta media yang saya laksanakan.
- Respon orang tua peserta didik sangat positif karena terdapat perubahan sikap pada peserta didik. Mereka menjadi semangat belajar di rumah.
Yang menjadi faktor keberhasilan yaitu:
Faktor keberhasilan dari kegiatan ini ialah:
- Guru mampu menyesuaikan model pembelajaran dengan karakteristik peserta didik dan materi pembelajaran.
- Dukungan dan motivasi yang diberikan oleh kepala sekolah dan rekan sejawat, dalam membantu mempersiapkan alat dalam proses perekaman kegiatan pembelajaran.
- Situasi dan kondisi di sekolah sangat mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan PPL
- Guru telah mempersiapkan dengan matang seluruh perangkat pembelajaran yang dibutuhkan.
- Guru memiliki kemampuan dalam pemanfaatan teknologi.
Dari refleksi hasil tersebut, didapatkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan media pembelajaran Ular Tangga operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat mampu meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VI SDN KUTA-PARADO.
Penulis: Walidatul Faadhilah Al Ahmadan, S.Pd
Editor: Putra