Latar Belakang IPA merupakan mata pelajaran yang secara alamiah segala sesuatunya dapat dipelajari secara kontekstual di lingkungan sekitar. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis (Trianto, 2007a). Maka, IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Untuk itu, pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Susanto (2014) mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran, siswa dituntut lebih proaktif dalam menggali ilmu pengetahuan, belajar secara mandiri dan mencapai kompetensi yang disyaratkan. Berpijak dari asumsi tersebut maka sudah selayaknya pembelajaran IPA tidak sekedar teoritis namun perlu diimbangi dengan pembelajaran bermakna dengan menghasilkan karya nyata.
Pembelajaran IPA yang bermakna harus berpijak dari hakikat IPA di sekolah dasar. Menurut Puskur (dalam Trianto, 2007a), hakikat IPA meliputi empat unsur utama, yaitu: 1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended , 2) proses; prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyususnan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan, 3) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum, dan 4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Jika disintesiskan maka hakikat IPA di sekolah dasar akan dapat tercapai dengan penerapan project based learning .
Project based learning merupakan pembelajaran inovatif yang menganut paham konstruktivisme dan memberikan kesempatan belajar secara aktif pada siswa (student centered learning). Menurut Daryanto (2014:23) pembelajaran berbasis proyek (project based learning /PjBL) adalah âmodel pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai mediaâ. Senada dengan hal tersebut menurut Maryani dan Laila (2015: 14) project based learning adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik melalui kegiatan penelitian untuk menyelesaikan suatu proyek pembelajaran tertentu. Sedangkan Rusman (2017: 397) menyatakan project based learning merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan menginterasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Kemudian Helm dan Katz (dalam Maryani dan Laila, 2015) menyatakan bahwa project based learning merupakan model pembelajaran yang secara mendalam menggali nilai-nilai dari suatu topik tertentu yang sedang dipelajari. Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Blumenfeld (dalam Rusman, 2017) project based learning adalah pendekatan komprehensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar siswa melakukan riset terhadap permasalahan nyata. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan project based learning adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam melakukan aktivitas penyelesaian proyek yang berlandaskan masalah sehari-hari sebagai langkah awal dalam mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman belajar siswa pada topik tertentu yang sedang dipelajari.
Berpijak dari penjabaran project based learning maka dalam penerapannya yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari tentu sebagai solusi dalam mewujudkan pembelajaran IPA yang bermakna di sekolah dasar. Selama ini pembelajaran IPA di sekolah dasar masih minim dengan proyek bermakna yang kontekstual. Dalam hal ini project based learning sebagai pintu dalam menerapkan ayo menanam dalam pot (amandapot) tanaman obat keluarga (toga) di SD Negeri 18 Pemecutan. Project based learning yang diimplementasikan dengan amandapot toga merupakan proyek sederhana yang bersifat kontekstual dan bermakna. Pembelajaran ini dirancang dengan tujuan mengajarkan siswa sedari dini untuk peduli terhadap masalah lingkungan yang dimulai dari lingkungan terdekat mereka. Project based learning berorientasi amandapot toga sedari dini menumbuhkan sikap peduli dengan lingkungan melalui menanam tanaman yang bermanfaat dari lingkup terkecil melalui tanaman obat keluarga. Maka dengan proyek sederhana namun bermakna sesungguhnya akan mengajarkan siswa mata pelajaran IPA sesungguhnya tanpa perlu terlalu banyak mengenalkan teori, karena sejatinya IPA sudah mereka miliki dari semesta terdekat yang ada pada lingkungan siswa.
2. Deskripsi Pelaksanaan
Project based learning berorientasi amandapot toga dilaksanakan pada siswa kelas IV B SD Negeri 18 Pemecutan. Pembelajaran ini dilaksanakan selama enam minggu dari awal Nopember sampai dengan pertengahan Desember 2021. Pembelajaran ini dilaksanakan diluar kelas reguler atau disandingkan dengan pembelajaran proyek pada kurikulum sekolah penggerak. Pembelajaran dirancang selama enam minggu bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa jika gagal dalam menanam untuk dapat mengulang kembali hingga amandapot toga dapat tumbuh. Siswa menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan sesuai dengan apa yang mereka rancang. Dalam hal ini siswa diberikan keleluasaan dalam menanam toga untuk mengakomodasi perbedaan yang dimiliki siswa. Setiap minggu secara berkala siswa juga mengisi form monitoring yang disebarkan guru sebagai upaya kontrol dari guru dalam mengetahui perkembangan proyek amandapot toga yang telah dikerjakan siswa.
Indikator keberhasilan amandapot toga adalah tanaman tumbuh dan dapat dipamerkan nantinya disekolah. Hal ini bertujuan sebagai apresiasi dari usaha siswa dalam menanam dan merawat dari bibit sampai tanaman tumbuh. Sehingga proyek yang dirancang siswa merupakan produk bermakna yang ada tindak lanjut, bukan semata hanya menuntaskan proyek tanpa ada keberlanjutan.
3. Pembahasan Hasil
Project based learning berorientasi amandapot toga merupakan inovasi pembelajaran IPA yang bertujuan untuk menumbuhkan kepedulian siswa terhadap masalah lingkungan sedari dini. Dalam melaksanakan proyek ini terdapat tahapan yang dilalui yaitu sebagai bagan berikut.
Secara terperinci berikut jabaran tahapan aktivitas guru dan siswa dalam penerapan project based learning berorientasi amandapot toga.
Tabel. 1 Langkah-Langkah Project Based Learning Berorientasi Amandapot Toga
Tahap Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Penentuan Pertanyaan Mendasar
Mengemukakan pertanyaan esensial yang bersifat eksplorasi pengetahuan IPA mengenai materi yang dipelajari dan kaitannya dengan lingkungan sekitar untuk mengarahkan siswa dalam pemberian tugas. Menanggapi pertanyaan yang diberikan guru dan mengerjakan tugas sesuai dengan pertanyaan yang diberikan.
Mendesain Perencanaan Proyek
Mengarahkan siswa merancang proyek amandapot toga Bersama siswa membicarakan aturan untuk disepakati bersama dalam proses penyelesaian proyek. Seperti, waktu pembuatan, hal-hal yang dilaporkan, serta alat dan bahan yang diperlukan untuk pembuatan proyek 1. Merancang proyek amandapot toga
2. Merencanakan kegiatan pembuatan proyek, waktu pembuatan, alat dan bahan yang diperlukan dalam membuat proyek
Menyusun Jadwal
Memfasilitasi siswa untuk menyusun jadwal pembuatan proyek sehingga tidak melebihi alokasi waktu yang telah ditentukan. Meminta siswa memberikan alasan dalam penetapan jadwal proyek yang telah ditentukan. 1. Menyusun jadwal tahapan pembuatan proyek berdasarkan alokasi waktu yang ditetapkan.
2. Memberikan alasan dalam penetapan jadwal proyek
Memonitor Siswa dalam Kemajuan Proyek
Membagikan lembar kerja berupa googleform untuk disi siswa yang berisi perkembangan amandapot toga proyek yang dikerjakan siswa. Memonitoring aktivitas siswa selama proses menyelesaikan proyek. Mengisi perkembangan amandapot toga proyek melalui googleform yang dibagikan guru Menguji Hasil
Memfasilitasi kegiatan presentasi laporan proyek. Memberi umpan balik tentang pemahaman IPA yang sudah dicapai siswa. Mempresentasikan proyek yang telah diselesaikan Mengevaluasi Pengalaman
Mengajak siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang telah dilaksanakan. Membimbing siswa membuat simpulan terhadap materi IPA yang dipelajari. 1. Siswa bersama melakukan refleksi (mengungkapkan perasaan dan pengalaman) terhadap aktivitas dan hasil proyek yang dilaksanakan
2. Siswa menyimpulkan materi IPA yang dipelajari
(diadaptasi dari Kemendikbud, 2014)
Berpijak dari langkah-langkah tersebut inovasi project based learning berorientasi amandapot toga dilakukan. Siswa mulai menyiapkan alat dan bahan untuk menanam tanaman obat keluarga pada tanggal 6 Nopember 2021. Kemudian mulai tanggal 7 Nopember 2021 siswa didampingi orang tua mulai melakukan aktivitas menanam dari bibit masing-masing yang telah dipilih siswa. Siswa diberikan keleluasaan dalam memilih bibit toga untuk ditanam untuk mengakomodasi berbagai perbedaan yang dimiliki siswa. Hal ini juga bertujuan untuk merancang tugas proyek yang bersifat diferensiasi yang menghasilkan output proyek bervariasi. Berikut arahan pembelajaran untuk siswa dalam melaksanakan project based learning berorientasi amandapot toga.
Esensi dari penerapan inovasi project based learning berorientasi amandapot toga pada mata pelajaran IPA adalah lebih pada mengarahkan siswa untuk dapat memaknai pembelajaran IPA dalam kehidupan sehari-hari. Menanam tanaman obat keluarga terlihat sederhana, namun dari hal sederhana ini siswa mempelajari IPA secara kompleks, menyeluruh, dan bermakna. Dalam hal ini siswa mulai merancang tanaman obat keluarga apa yang akan ditanam, merawat, bahkan kemungkinan bibit yang ditanam gagal tumbuh. Semua proses yang dialami siswa secara eksplisit mengajarkan siswa untuk gigih, tangguh, pantang menyerah hingga bibit yang mereka rawat tumbuh. Dibalik project based learning berorientasi amandapot toga banyak hal positif yang dapat dipelajari siswa. Siswa belajar mengasihi tanaman yang mereka rawat sehingga tanaman tumbuh dengan subur dan dapat dimanfaatkan dalam mengobati penyakit sesuai manfaat dari toga yang ditanam.
4. Kesimpulan
Project Based Learning adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam melakukan aktivitas penyelesaian proyek yang berlandaskan masalah sehari-hari sebagai langkah awal dalam mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman belajar siswa pada topik tertentu yang sedang dipelajari. Secara spesifik project based learning berorientasi amandapot toga merupakan inovasi pembelajaran IPA yang bertujuan untuk menumbuhkan kepedulian siswa terhadap masalah lingkungan sedari dini. Adapun langkah-langkah dalam menerapkan project based learning berorientasi amandapot toga yaitu: penentuan pertanyaan mendasar, mendesain perencanaan proyek, menyusun jadwal, memonitor siswa dalam kemajuan proyek, menguji hasil, dan mengevaluasi pengalaman.
Esensi dari penerapan inovasi project based learning berorientasi amandapot toga pada mata pelajaran IPA adalah lebih pada mengarahkan siswa untuk dapat memaknai pembelajaran IPA dalam kehidupan sehari-hari. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan inovasi project based learning berorientasi amandapot toga yaitu: durasi waktu yang relatif panjang, terdapat kemungkinan bibit gagal dalam berkembang, dan diperlukan kerjasama yang erat dengan orang tua untuk keberhasilan project based learning berorientasi amandapot toga.
Adapun dampak project based learning berorientasi amandapot toga terdiri dari dampak intruksional dan dampak pengiring. Dampak Instruksional yang ditimbulkan project based learning adalah pemahaman tentang kaitan pengetahuan tentang dunia nyata dan bagaimana menggunakan pengetahuan dalam pemecahan masalah. Dampak instruksional timbul dari langkah-langkah (a) menentukan pertanyaan mendasar, (b) mendesain perencanaan proyek, (c) menyusun jadwal, (d) memonitor siswa dalam kemajuan proyek, (e) menguji hasil, dan (f) evaluasi pengalaman. Tahapan menentukan pertanyaan dasar berperan mengaitkan skema yang dimiliki dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari siswa. Tahapan mendesain perencanaan proyek mengarahkan siswa untuk merancang suatu hal secara sistematis dan efisien. Tahapan menyusun jadwal membuat siswa terbiasa dalam membuat perencanaan dan estimasi dalam penyelesaian proyek. Tahapan monitoring siswa dalam kemajuan proyek membuat siswa terbiasa terbuka akan masukan yang didapatkan. Tahapan menguji hasil membuat siswa mengetahui kualitas pekerjaan yang telah diselesaikan. Tahap akhir yaitu mengevaluasi pengalaman membuat siswa terbiasa melakukan refleksi terhadap berbagai aktivitas yang dijalani dalam pembelajaran.
Selain dampak instruksional dalam project based learning terdapat pula dampak pengiring yang ditimbulkan secara tidak langsung dalam proses pembelajaran. Adapun dampak pengiring yang ditimbulkan adalah mempercepat self regulated learning , menciptakan lingkungan kelas yang demokratis, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, meningkatkan kolaborasi, dan meningkatkan kemampuan mengelola sumber.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013 . Yogyakarta: Gava Media
Kemendikbud. 2014. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Maryani, I. dan Laila Fatmawati. 2015. Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Deepublish
Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar . Jakarta: Kencana.
Trianto. 2007a. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek . Jakarta: Prestasi Pustaka.
Lampiran 1
JURNAL PROYEK AMANDAPOT TOGA
AYO MENANAM DALAM POT TANAMAN OBAT KEUARGA
Nama No Absen Kelas Nama Pohon Hari/Tanggal Kegiatan Dilakukan bersama Perubahan pada pohon Sabtu, 6
Nopember
2021
Menyiapkan alat dan bahan menanam pohon Orang tua - Minggu, 7
Nopember
2021
Mulai menanam pohon Orang tua -
Keterangan:
Tanamlah tanaman obat yang bibitnya mudah didapat Siapkanlah alat dan bahan yang diperlukan. Laporkanlah perkembangan tanaman setiap satu minggu. Seperti mulai tumbuh batang dan daun. Kemudian perkembangan panjang batang dan daun setiap satu minggu tuliskan pada jurnal proyek ayo menanam di pot. Jika tanaman mengalami kegagagalan tumbuh, silahkan ulangi melakukan kegiatan menanam. Tanaman yang dikumpulkan dan dilaporkan perkembangannya setiap minggu sebagai penilaian proyek terhadap anak-anak. Tanaman akan dikumpul pada minggu kedua bulan Desember 2021
Lampiran 2
Dokumentasi Aktivitas Siswa