PROJECT BASED LEARNING BERORIENTASI AMANDAPOT TOGA PADA SISWA KELAS IV B DI SD NEGERI 18 PEMECUTAN - Guruinovatif.id: Platform Online Learning Bersertifikat untuk Guru

Diterbitkan 02 Jun 2022

PROJECT BASED LEARNING BERORIENTASI AMANDAPOT TOGA PADA SISWA KELAS IV B DI SD NEGERI 18 PEMECUTAN

IPA merupakan mata pelajaran yang secara alamiah segala sesuatunya dapat dipelajari secara kontekstual di lingkungan sekitar. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis (Trianto, 2007a). Maka, IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Untuk itu, pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Susanto (2014) mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran, siswa dituntut lebih proaktif dalam menggali ilmu pengetahuan, belajar secara mandiri dan mencapai kompetensi yang disyaratkan. Berpijak dari asumsi tersebut maka sudah selayaknya pembelajaran IPA tidak sekedar teoritis namun perlu diimbangi dengan pembelajaran bermakna dengan menghasilkan karya nyata.

Metode Mengajar

Pande Putu Cahya Mega Sanjiwana, S.Pd.

Kunjungi Profile
2501x
Bagikan
  1. Latar Belakang
  2. IPA merupakan mata pelajaran yang secara alamiah segala sesuatunya dapat dipelajari secara kontekstual di lingkungan sekitar. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis (Trianto, 2007a). Maka, IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Untuk itu, pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Susanto (2014) mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran, siswa dituntut lebih proaktif dalam menggali ilmu pengetahuan, belajar secara mandiri dan mencapai kompetensi yang disyaratkan. Berpijak dari asumsi tersebut maka sudah selayaknya pembelajaran IPA tidak sekedar teoritis namun perlu diimbangi dengan pembelajaran bermakna dengan menghasilkan karya nyata.

    Pembelajaran IPA yang bermakna harus berpijak dari hakikat IPA di sekolah dasar. Menurut  Puskur (dalam Trianto, 2007a), hakikat IPA meliputi empat unsur utama, yaitu: 1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended, 2) proses; prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyususnan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan, 3) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum, dan 4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Jika disintesiskan maka hakikat IPA di sekolah dasar akan dapat tercapai dengan penerapan project based learning.

    Project based learning merupakan pembelajaran inovatif yang menganut paham konstruktivisme dan memberikan kesempatan belajar secara aktif pada siswa (student centered learning). Menurut Daryanto (2014:23) pembelajaran berbasis proyek (project based learning/PjBL) adalah â€œmodel pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media”. Senada dengan hal tersebut menurut Maryani dan Laila (2015: 14) project based learning adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik melalui kegiatan penelitian untuk menyelesaikan suatu proyek pembelajaran tertentu. Sedangkan Rusman (2017: 397) menyatakan project based learning merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan menginterasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Kemudian Helm dan Katz (dalam Maryani dan Laila, 2015) menyatakan bahwa project based learning merupakan model pembelajaran yang secara mendalam menggali nilai-nilai dari suatu topik tertentu yang sedang dipelajari. Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Blumenfeld (dalam Rusman, 2017) project based learning adalah pendekatan komprehensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar siswa melakukan riset terhadap permasalahan nyata. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan project based learning adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam melakukan aktivitas penyelesaian proyek yang berlandaskan masalah sehari-hari sebagai langkah awal dalam mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman belajar siswa pada topik tertentu yang sedang dipelajari.

    Berpijak dari penjabaran project based learning maka dalam penerapannya yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari tentu sebagai solusi dalam mewujudkan pembelajaran IPA yang bermakna di sekolah dasar. Selama ini pembelajaran IPA di sekolah dasar masih minim dengan proyek bermakna yang kontekstual. Dalam hal ini project based learning sebagai pintu dalam menerapkan ayo menanam dalam pot (amandapot) tanaman obat keluarga (toga) di SD Negeri 18 Pemecutan. Project based learning yang diimplementasikan dengan amandapot toga merupakan proyek sederhana yang bersifat kontekstual dan bermakna. Pembelajaran ini dirancang dengan tujuan mengajarkan siswa sedari dini untuk peduli terhadap masalah lingkungan yang dimulai dari lingkungan terdekat mereka. Project based learning berorientasi amandapot toga sedari dini menumbuhkan sikap peduli dengan lingkungan melalui menanam tanaman yang bermanfaat dari lingkup terkecil melalui tanaman obat keluarga. Maka dengan proyek sederhana namun bermakna sesungguhnya akan mengajarkan siswa mata pelajaran IPA sesungguhnya tanpa perlu terlalu banyak mengenalkan teori, karena sejatinya IPA sudah mereka miliki dari semesta terdekat yang ada pada lingkungan siswa.

    2. Deskripsi Pelaksanaan 

    Project based learning berorientasi amandapot toga dilaksanakan pada siswa kelas IV B SD Negeri 18 Pemecutan. Pembelajaran ini dilaksanakan selama enam minggu dari awal Nopember sampai dengan pertengahan Desember 2021. Pembelajaran ini dilaksanakan diluar kelas reguler atau disandingkan dengan pembelajaran proyek pada kurikulum sekolah penggerak. Pembelajaran dirancang selama enam minggu bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa jika gagal dalam menanam untuk dapat mengulang kembali hingga amandapot toga dapat tumbuh. Siswa menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan sesuai dengan apa yang mereka rancang. Dalam hal ini siswa diberikan keleluasaan dalam menanam toga untuk mengakomodasi perbedaan yang dimiliki siswa. Setiap minggu secara berkala siswa juga mengisi form monitoring yang disebarkan guru sebagai upaya kontrol dari guru dalam mengetahui perkembangan proyek amandapot toga yang telah dikerjakan siswa.

    Indikator keberhasilan amandapot toga adalah tanaman tumbuh dan dapat dipamerkan nantinya disekolah. Hal ini bertujuan sebagai apresiasi dari usaha siswa dalam menanam dan merawat dari bibit sampai tanaman tumbuh. Sehingga proyek yang dirancang siswa merupakan produk bermakna yang ada tindak lanjut, bukan semata hanya menuntaskan proyek tanpa ada keberlanjutan.

    3. Pembahasan Hasil

    Project based learning berorientasi amandapot toga merupakan inovasi pembelajaran IPA yang bertujuan untuk menumbuhkan kepedulian siswa terhadap masalah lingkungan sedari dini. Dalam melaksanakan proyek ini terdapat tahapan yang dilalui yaitu sebagai bagan berikut.

     

    Secara terperinci berikut jabaran tahapan aktivitas guru dan siswa dalam penerapan project based learning berorientasi amandapot toga.

     

    Tabel. 1 Langkah-Langkah Project Based Learning Berorientasi Amandapot Toga

    TahapAktivitas GuruAktivitas Siswa

    Penentuan Pertanyaan Mendasar

     

    Mengemukakan pertanyaan esensial yang bersifat eksplorasi pengetahuan IPA mengenai materi yang dipelajari dan kaitannya dengan lingkungan sekitar untuk mengarahkan siswa dalam pemberian tugas.

    Menanggapi pertanyaan yang diberikan guru dan mengerjakan tugas sesuai dengan pertanyaan yang diberikan.

     

    Mendesain Perencanaan Proyek

     

    1. Mengarahkan siswa merancang proyek amandapot toga
    2. Bersama siswa membicarakan aturan untuk disepakati bersama dalam proses penyelesaian proyek. Seperti, waktu pembuatan, hal-hal yang dilaporkan, serta alat dan bahan yang diperlukan untuk pembuatan proyek

    1.  Merancang proyek amandapot toga

    2.  Merencanakan kegiatan pembuatan proyek, waktu pembuatan, alat dan bahan yang diperlukan dalam membuat proyek

    Menyusun Jadwal

     

    1. Memfasilitasi siswa untuk menyusun jadwal pembuatan proyek sehingga tidak melebihi alokasi waktu yang telah ditentukan.
    2. Meminta siswa memberikan alasan dalam penetapan jadwal proyek yang telah ditentukan. 

    1.  Menyusun jadwal tahapan pembuatan proyek berdasarkan alokasi waktu yang ditetapkan.

    2.  Memberikan alasan dalam penetapan jadwal proyek

    Memonitor Siswa dalam Kemajuan Proyek

     

    1. Membagikan lembar kerja berupa googleform untuk disi siswa yang berisi perkembangan amandapot toga proyek yang dikerjakan siswa.
    2. Memonitoring aktivitas siswa selama proses menyelesaikan proyek.
    Mengisi perkembangan amandapot toga proyek melalui googleform yang dibagikan guru

    Menguji Hasil

     

    1. Memfasilitasi kegiatan presentasi laporan proyek. 
    2. Memberi umpan balik tentang pemahaman IPA yang sudah dicapai siswa.
    Mempresentasikan proyek  yang telah diselesaikan

    Mengevaluasi Pengalaman 

     

    1. Mengajak siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang telah dilaksanakan.
    2. Membimbing siswa membuat simpulan terhadap materi IPA yang dipelajari.

    1.  Siswa bersama melakukan refleksi (mengungkapkan perasaan dan pengalaman) terhadap aktivitas dan hasil proyek yang dilaksanakan

    2.  Siswa menyimpulkan materi IPA yang dipelajari

    (diadaptasi dari Kemendikbud, 2014)

    Berpijak dari langkah-langkah tersebut inovasi project based learning berorientasi amandapot toga dilakukan. Siswa mulai menyiapkan alat dan bahan untuk menanam tanaman obat keluarga pada tanggal 6 Nopember 2021. Kemudian mulai tanggal 7 Nopember 2021 siswa didampingi orang tua mulai melakukan aktivitas menanam dari bibit masing-masing yang telah dipilih siswa. Siswa diberikan keleluasaan dalam memilih bibit toga untuk ditanam untuk mengakomodasi berbagai perbedaan yang dimiliki siswa. Hal ini juga bertujuan untuk merancang tugas proyek yang bersifat diferensiasi yang menghasilkan output proyek bervariasi. Berikut arahan pembelajaran untuk siswa dalam melaksanakan project based learning berorientasi amandapot toga.

    Esensi dari penerapan inovasi project based learning berorientasi amandapot toga pada mata pelajaran IPA adalah lebih pada mengarahkan siswa untuk dapat memaknai pembelajaran IPA dalam kehidupan sehari-hari. Menanam tanaman obat keluarga terlihat sederhana, namun dari hal sederhana ini siswa mempelajari IPA secara kompleks, menyeluruh, dan bermakna. Dalam hal ini siswa mulai merancang tanaman obat keluarga apa yang akan ditanam, merawat, bahkan kemungkinan bibit yang ditanam gagal tumbuh. Semua proses yang dialami siswa secara eksplisit mengajarkan siswa untuk gigih, tangguh, pantang menyerah hingga bibit yang mereka rawat tumbuh. Dibalik project based learning berorientasi amandapot toga banyak hal positif yang dapat dipelajari siswa. Siswa belajar mengasihi tanaman yang mereka rawat sehingga tanaman tumbuh dengan subur dan dapat dimanfaatkan dalam mengobati penyakit sesuai manfaat dari toga yang ditanam. 

    4. Kesimpulan

    Project Based Learning adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam melakukan aktivitas penyelesaian proyek yang berlandaskan masalah sehari-hari sebagai langkah awal dalam mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman belajar siswa pada topik tertentu yang sedang dipelajari. Secara spesifik project based learning berorientasi amandapot toga merupakan inovasi pembelajaran IPA yang bertujuan untuk menumbuhkan kepedulian siswa terhadap masalah lingkungan sedari dini. Adapun langkah-langkah dalam menerapkan project based learning berorientasi amandapot toga yaitu: penentuan pertanyaan mendasar, mendesain perencanaan proyek, menyusun jadwal, memonitor siswa dalam kemajuan proyek, menguji hasil, dan mengevaluasi pengalaman.

    Esensi dari penerapan inovasi project based learning berorientasi amandapot toga pada mata pelajaran IPA adalah lebih pada mengarahkan siswa untuk dapat memaknai pembelajaran IPA dalam kehidupan sehari-hari. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan inovasi project based learning berorientasi amandapot toga yaitu: durasi waktu yang relatif panjang, terdapat kemungkinan bibit gagal dalam berkembang, dan diperlukan kerjasama yang erat dengan orang tua untuk keberhasilan project based learning berorientasi amandapot toga.

    Adapun dampak project based learning berorientasi amandapot toga terdiri dari dampak intruksional dan dampak pengiring. Dampak Instruksional yang ditimbulkan project based learning adalah pemahaman tentang kaitan pengetahuan tentang dunia nyata dan bagaimana menggunakan pengetahuan dalam pemecahan masalah. Dampak instruksional timbul dari langkah-langkah (a) menentukan pertanyaan mendasar, (b) mendesain perencanaan proyek, (c) menyusun jadwal, (d) memonitor siswa dalam kemajuan proyek, (e) menguji hasil, dan (f) evaluasi pengalaman. Tahapan menentukan pertanyaan dasar berperan mengaitkan skema yang dimiliki dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari siswa. Tahapan mendesain perencanaan proyek mengarahkan siswa untuk merancang suatu hal secara sistematis dan efisien. Tahapan menyusun jadwal membuat siswa terbiasa dalam membuat perencanaan dan estimasi dalam penyelesaian proyek. Tahapan monitoring siswa dalam kemajuan proyek membuat siswa terbiasa terbuka akan masukan yang didapatkan. Tahapan menguji hasil membuat siswa mengetahui kualitas pekerjaan yang telah diselesaikan. Tahap akhir yaitu mengevaluasi pengalaman membuat siswa terbiasa melakukan refleksi terhadap berbagai aktivitas yang dijalani dalam pembelajaran.

    Selain dampak instruksional dalam project based learning terdapat pula dampak pengiring yang ditimbulkan secara tidak langsung dalam proses pembelajaran. Adapun dampak pengiring yang ditimbulkan adalah mempercepat self regulated learning, menciptakan lingkungan kelas yang demokratis, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, meningkatkan kolaborasi, dan meningkatkan kemampuan mengelola sumber.

     

    DAFTAR PUSTAKA

    Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media

    Kemendikbud. 2014. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

    Maryani, I. dan Laila Fatmawati. 2015. Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Deepublish

    Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

    Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.

    Trianto. 2007a. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.


    Lampiran 1

    JURNAL PROYEK AMANDAPOT TOGA 

    AYO MENANAM DALAM POT TANAMAN OBAT KEUARGA

     

    Nama  
    No Absen  
    Kelas  
    Nama Pohon  
    Hari/Tanggal  Kegiatan  Dilakukan bersama Perubahan pada pohon 

    Sabtu, 6 

    Nopember 

    2021 

    Menyiapkan alat dan bahan menanam pohon Orang tua  - 

    Minggu, 7 

    Nopember 

    2021 

    Mulai menanam pohon Orang tua  - 
        
        
        

     

    Keterangan: 

    1. Tanamlah tanaman obat yang bibitnya mudah didapat 
    2. Siapkanlah alat dan bahan yang diperlukan. 
    3. Laporkanlah perkembangan tanaman setiap satu minggu. Seperti mulai tumbuh batang dan daun. Kemudian perkembangan panjang batang dan daun setiap satu minggu tuliskan pada jurnal proyek ayo menanam di pot. 
    4. Jika tanaman mengalami kegagagalan tumbuh, silahkan ulangi melakukan kegiatan menanam. 
    5. Tanaman yang dikumpulkan dan dilaporkan perkembangannya setiap minggu sebagai penilaian proyek terhadap  anak-anak. 
    6. Tanaman akan dikumpul pada minggu kedua bulan Desember 2021 

     

    Lampiran 2

    Dokumentasi Aktivitas Siswa

     

     

     


     

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Ini Dia Keunggulan dan Komponen Utama dari Contextual Teaching and Learning (CTL)
Manfaat Asesmen Formatif bagi Tenaga Pendidik dan Peserta Didik
2 min
Pembelajaran yang Mengguncang: Mengungkap Keajaiban Metode Socratic untuk Pemikiran Kritis!
3 min
Mengenal Gartic.io, Permainan Ice Breaking dalam Kelas yang Kreatif dan Inovatif
4 min
Guru Wajib Tahu Model Pembelajaran di Abad 21!
3 min
Metode Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Pembelajaran Bahasa Inggris

SAEPULLATIP

Nov 17, 2022
5 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar