Joyful Learning Mencuatkan Kreativitas Siswa - Guruinovatif.id

Diterbitkan 06 Jul 2022

Joyful Learning Mencuatkan Kreativitas Siswa

“Joyful Learning” Mencuatkan Kreativitas Siswa

Metode Mengajar

Agus Nurjaman

Kunjungi Profile
1424x
Bagikan

“Joyful Learning” Mencuatkan Kreativitas Siswa

Oleh: Agus Nurjaman. Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Pasirjambu. Kabupaten Bandung.

 

Berliterasi dengan media alam sekitar menjadi sebuah solusi alternative yang dapat menumbuhkan rasa senang dalam setiap proses pembelajaran. Dengan sedikit sentuhan kreativitas serta inovatif juga peka terhadap lingkungan, maka seorang guru harus dapat menciptakan sebuah proses pembelajaran yang  sangat menyenangkan.

Program membaca untuk menumbuhkan budi pekerti digulirkan oleh pemerintah bahkan merupakan program wajib di setiap sekolah. Namun seiring berjalannya waktu, program ini tidak serta merta berjalan sesuai dengan harapan. Banyak kendala yang dihadapi. Mulai dari hal terkecil membangun minat baca. Sumber bacaan yang sangat terbatas juga area membaca yang representative. Terlebih selama dua tahun pandemi melanda. Tak pelak kegiatan pembimbingan jadi terhenti. Program pembiasaan literasi sangat terkendala. Di perlukan adanya pemulihan adaptasi.

 Dalam proses pembelajaran kebiasaan berliterasi menjadi sebuah kebutuhan. Meski terasa begitu sulit, tak sepantasnya menyerah. Kini peserta didik kembali ke bangku sekolah dengan segala persoalannya. Semangat dan mindset mereka terpuruk. masih terbiasa dengan pola belajar sa enae dewek. Tingkat fokus dan kepekaan mereka mengalami perubahan sangat drastis. Disini peran guru di tantang untuk berinovasi dalam proses pembelajaran. Penulis berprinsip kata kuncinya adalah Joyful Learning. Jelas hal ini akan menguntungkan semua pihak terutama siswa. Jika hati senang maka pembelajaran akan terserap dengan baik. Jika hati senang kesehatan para siswa akan meningkat. Resiko terpapar virus mematikan itu sangat kecil. 

Menurut Bambang, joyful learning ialah membuat pembelajaran dalam kelas jadi menyenangkan dan tidak monoton. Dan menurut Armanto, joyful learning yaitu sebuah pendekatan yang dapat membuat siswa memiliki motivasi untuk terus mencari tahu dan terus belajar.Jadi tunggu apalagi! Berpikirlah. Bergeraklah. Mencari. Meneliti. Mencoba. Lalu berinovasi. Mulailah dengan hal out of the box. Mengajar sesuai jaman. Kondisi jaman harus di taklukan. 

 

 Siswa Harus Peka  Lingkungan

Institusi sekolah merupakan lembaga yang sangat diharapkan dapat mendidik generasi mendatang yang sangat memahami bagaimana memperlakukan sampah menjadi sesuatu yang menguntungkan. Guru dengan segala ilmu dan kemampuannya memiliki andil besar mendidik dan menciptakan sumber daya manusia. Guru juga harus mampu menggiring para siswanya  memahami bahaya sampah. Sudah tentu hal ini demi memperbaiki qualitas sumber daya manusia itu sendiri. Himbauan bisa disampaikan secara verbal atauupun tertulis. Menyampaikan informasi dalam bentuk tulisan akan melibatkan siswa melakukan proses literasi. Maka kali ini penulis mencoba memaparkan proses pembelajaran menerapkan tema berliterasi dengan sampah. Mengingat sekolah dimana penulis mengajar merupakan sekolah berbudaya lingkungan tingkat nasional. Pada proses pembelajaran ini, sampah bekas minuman menjadi media dan alat bantu pada proses pembelajaran Bahasa Inggris. Proses ini akan sangat menyenangkan dan memiliki tantangan sehingga diharapkan akan meningkatkan motivasi belajar siswa. 

Selain itu dalam proses pembelajaran ini penulis mengajak peserta didik untuk lebih peka terhadap lingkungan. Selalu berusaha memperlakukan sampah dengan baik. Salah satu masalah yang dialami Indonesia adalah : Masyarakat ataupun Pelajar Indonesia mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh sampah tetapi hal itu tidak dibarengi dengan perlakuan mereka terhadap sampah itu sendiri. Sekolah (dalam hal ini peran guru sangat diperlukan) sebagai suatu lembaga pendidikan dirasa sangat tepat untuk memberi pendidikan tentang bagaimana memperlakukan sampah dengan baik. Melalui proses pembelajaran. Implikasinya berdampak positif dalam kehidupan sehari-hari. Jadikanlah sampah sebagai kawan bukan lawan.  Bukan untuk di perangi namun sampah adalah kawan yang bisa memberi keuntungan secara maksimal dalam kehidupan manusia. Bahkan bisa menjadi teman dalam proses pembelajaran.

 

Guru Kraetif Siswa Aktif 

Guru sebagai figur central dalam pendidikan harus cerdik memahamkan siswanya tentang kegunaan sampah. Bahkan bukan suatu hal yang mustahil digunakan dalam kegiatan belajar di dalam kelas. Guru bisa menyisipkan peran sampah dalam sebuah proses pembelajaran sekalipun. Lebih istimewa lagi sampah dijadikan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Pembelajaran Menyusun kata mennjadi kalimat dan kalimat menjadi paragrap. Dilaksanakan menggunakan media sampah berupa bekas minuman. Setiap siswa di tugaskan mengumpulkan sampah bekas minuman yang tersebar di sekitar sekolah. Mencuci bersih dan mengeringkannya.

Untuk kemudian disusun menjadi sebuah kontruksi piramid. Dengan kaetentuan yang di sepakati bersama. Berliterasi dengan sampah dalam proses pembelajaran mungkin bisa menjadi sebuah solusi alternatif. Hal in sangat di harapkan bisa membangkitkan motivasi belajar. Literasi adalah keberaksaraan, yaitu kemampuan menulis dan membaca, budaya literasi dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan berfikir dalam proses membaca dan menulis. Pada akhirnya memunculkan sebuah inovasi. Meski sederhana tapi memiliki pengalaman tersendiri.memunculkan rasa senang.  Membudayakan membaca dan menulis bisa di lakukan dalam banyak hal. 

 

Gambar 1. Pencarian informasi  dari petunjuk tertulis 

sebelum menyusun konntruksi dari gelas bekas minuman.

 

Membudayakan literasi dikelas memang bukan sesuatu hal yang baru. Hal ini sudah dilakukan sejak dulu, namun dimasa sekarang minat belajar anak cenderung melemah. Banyak sekali factor penghambatnya. Kehadiran gadget  dengan segala aplikasinya. Terus menghipmotisnya. Kemudahan berselancar di media social tak jarang menjerumuskan generasi muda di kancah narkolema. Tentu hal ini harus di waspadai. Karena narkoba lewat mata (Narkolema) ini bisa menghancurkan degradasi moral. Sehingga guru harus mencari cara dan langkah agar proses membaca menjadi sebuah kebutuhan tanpa ada paksaan atau tekanan dari pihak manapun. Kali ini penulis mencoba memberi metode pembelajaran mencari informasi secara tertulis. Mekanismenya, jika para siswa pada proses pembelajarann ini berhasil menemukan solusi dari informasi tertulis maka mereka boleh menyusun 10 gelas plastik menjadi sebuah kontruksi. Semua siswa yang tergabung dalam kelompok harus aktif mencari informasi dan petunjuk tertulis. Sebagai syarat menyelesaikan kontruksi tersebut. Menyusun kontruksi dari bekas minuman memiliki kerumitan dan tantangan tersendiri. Tak jarang jika kontruksi sudah terbagngun tingga roboh karena hal kecil. Namun setiap siswa tidak boleh menyerah begitu saja harus berusaha memenuhi tantangan tersebut. Keuntungan yang berlipat ganda akan diperoleh dari proses pembelajaran ini, yaitu; lingkungan menjadi bersih karena guru menugaskan siswa untuk mencari bekas minuman dari lingkungan sekolah. Siswa juga paham bahwa dengan membaca semua akan terselesaikan dengan baik. Bahkan mereka secara tidak sadar akan memahami pentingnya berliterasi dalam setiap sendi kehidupan. Baik dalam proses pendidikan maupun di luar pendidikan. Tentunya dalam hal ini guru harus memiliki daya kraetifitas dalam upaya menumbuhkan keaktifan para peserta didik. Membudayakan literasi bisa melalui media apa saja. Sampah sekalipun. Berliterasi dengan sampah bisa menstimulan siswa menjadi aktif dan percaya diri. 

 

 

Gambar 2. Setelah memahami innformasi secara tertulis,

para siswa mulai menyusunn konntruksi..

 

Jika negeri ini sudah bisa mengaplikasikan pemahaman literasi secara mendalam niscaya bangsa ini akan memiliki pilar literasi yang kokoh. Mampu berdaya saing dikancah dunia. Bagaimana tidak? Jika  seorang guru sudah literat dia akan sangat mengetahui kondisi siswanya. Tak pelak guru tersebut tidak akan pernah telat masuk kelas apalagi bolos mengajar demi suatu kepentingan yang tidak urgen. 

Demikian pula dengan siswa yang sudah literat mereka akan sangat paham betapa pentingnya ilmu pengentahuan. Sebagai jembatan meniti sebuah keberhasilan. Maka tidak akan ada kata malas bahkan bolos belajar. Tanpa di sadari, secara tidak langsung sudah terbangun pilar literasi dengan sempurna. Menuju generasi emas nan literat.

 

Gambar.3. Berhasil menyusunn kontruksi, setelah membaca petunjuk dengan baik                                                                 

Menjadi pemenang dalam setiap kompetisi tentu saja menjadi sesuatu hal yang sangat menyenangkan. Bahkan tak terlupakan seumur hidupnya. Nilai sebuah pengorbananpun menjadi sesuatu yang di perhitungkan. Hal ini membuat siswa tidak malas. 

Membuat sebuah inovasi pembelajaran bukanlah sesuatu hal yang sulit. Bahkan tidak mengeluarkan modal sekalipun. Tapi ingat! Teruslah membaca, membaca dan membaca, tips lainnya; pandai-pandailah berinteraksi dengan lingkungan. Menyimpulkan  pemikiran Kihajar Dewantara: “Dimanapun kita berada disitulah sekolah kita. Kepada siapapun kita bertanya dialah gurunya. Apapun yang ada di alam itulah pelajaran kita” Ruang kelas bukan empat dinding tetapi tiga. Dinding yang satu biarlah terbuka, karena disitu banyak sumber pelajaran. Menjadi guru inovatif tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Hanya mengerlingkan sedikit pandangan. Memanfaatkan alam sekitar. Begitu tak terbatas sumber dan media pembelajarannya. Percayalah! “Raihlah Masa Depanmu dengan Membaca”

 

                

 

 

 

 

 

 

 

 

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

MENUMBUHKAN MINAT LITERASI SISWA MELALUI PEMBUATAN KOMIK STRIP DENGAN MEDIA CANVA
Jenis-Jenis Teori Belajar Kognitif dan Implementasinya
6 min
Train Method (Metode Kereta) Untuk Meningkatkan Kemahiran Berbicara Bahasa Arab

AFWAN YAZID

Feb 08, 2024
3 min
GI Academy #7 "Mahir Mendesain P5 di Sekolah"
2 min

Wasito

Jul 05, 2022
9 min
Teams Games Tournament (TGT), Metode Mengajar dengan Suasana Permainan
6 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar