Dewasa ini, kemampuan literasi menjadi salah satu poin penting dalam pembelajaran di sekolah. Selain sebagai sarana assesmen yang dicanangkan pemerintah, kemampuan ini bisa menjadi acuan fundamental terbentuknya pelajar yang berkarakter. Esensi literasi mengajarkan kita untuk terus menggali informasi di era yang semakin berkembang. Pun, menjadi penghimpun pengetahuan kita yang baru guna hidup yang berkelanjutan.
MTsN Kota Madiun sebagai madrasah dibawah naungan Kementerian Agama menggagas program “GELIAT (Gerakan Literasi Jumat)" kepada seluruh siswa. Gerakan ini telah berjalan dua tahun lamanya pasca pandemi COVID-19. Pentingnya literasi saat ini perlu dibekalkan kepada siswa agar siswa gemar menanamkan budaya literat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berbasis HP Android siswa dikumpulkan setiap hari Jumat di lapangan sekolah untuk mendapat bekal kemampuan literasi. Siswa diajak untuk mengumpulkan informasi dari bacaan yang tersedia pada platform digital. Selanjutnya siswa diminta merangkum materi, mengerjakan kuis serta menguraikan pendapat tentang apa yang diperolehnya. Meskipun sederhana namun siswa begitu antusias sebelum memulai pembelajaran setiap hari Jumat. Siswa akan dilatih daya tangkap, daya nalar dan kritisnya dari sumber bacaan yang tersedia. Program ini merupakan salah satu pembiasaan yang dilakukan madrasah setiap hari Jumat selain program keagamaan yang menjadi syarat wajib pembiasaan siswa.
GELIAT seakan menawarkan suasana yang berbeda dengan pembelajaran di kelas. Kemasan program ini tidak semata mencetak hasil, namun proses yang menjadi tolak ukurnya. Dengan mengasah kemampuan literasi secara tajam siswa mampu mengaplikasikan apa yang didapat dalam kehidupannya. Siswa bisa lebih selektif dalam menangkap informasi dari dunia digital yang mengarah ke pertikaian dan perpecahan. Berita hoax, isu, huru hara dan informasi yang tidak jelas kerap mereka jumpai dalam dunia maya. Tentu ini akan memunculkan perilaku negatif dan provokasi yang kurang baik kepada siswa yang memasuki fase remaja dengan tumbuh kembangnya. Kemampuan literasi yang baik adalah oase di tengah gurun yang kelak bisa menjadi filter bagi siswa dalam menghadapi keanekaragaman informasi yang beredar di masyarakat. Sehingga mereka bisa lebih berhati-hati dalam bersikap dan bertindak. Semoga kolaborasi literasi dan digitalisasi yang dikemas dalam GELIAT akan membawa perubahan bagi karakter siswa. Mewujudkan profil pelajar pancasila yang berkarakter dan berbudi pekerti luhur di tengah modernisasi.
Guru sebagai agen perubahan pendidikan juga berperan penting dalam menyukseskan gerakan ini. Baik guru ASN atau Non ASN, guru bersertifikasi maupun non sertifikasi semua turut serta dalam mendukung keberhasilan GELIAT. Kegiatan diawali oleh rumpun guru yang tergabung dalam Tim Literasi melakukan pelatihan guru untuk membuat program kerja. Dari program kerja tersebut guru memetakan materi apa saja yang perlu diberikan kepada siswa setiap kali tatap muka. Pelatihan guru juga tak hanya bersifat sementara namun berkelanjutan dengan menerapkan In House Training. Sehingga pelaksanaan kegiatan ini akan berjalan maksimal sesuai rencana pemerintah dimana dapat meningkatkan SDM guru dalam menerapkan kurikulum merdeka. Ditambah dengan peran kepala sekolah sebagai pemimpin juga aktif bertindak sebagai inovator, motivator dan leader yang baik bagi guru sehingga tercipta harmonisasi dalam bergerak maju untuk menggalakkan program GELIAT.
Penyunting: Putra