Perjalanan yang tidak pernah selesai adalah perjalanan mencari jati diri, mencari siapa kita sesungguhnya, mencari apa maunya kita. Setidaknya itulah yang saya rasakan ketika saya sudah lulus SMA. Sama sekali tidak terbesit untuk kuliah di jalur pendidikan menjadi seorang guru. Meskipun jiwa pendidik saya sudah terpatri sejak dulu dengan memberikan les les tambahan untuk saudara dan tetangga tetangga saya. Hal ini sejalan dengan keinginan orangtua yang menginginkan saya untuk langsung bekerja. Saya yang hanya bermodal memiliki bakat seni suara, mencoba mengais rejeki dengan menjadi vokalis band. Mulai dari band cafe sampai band wedding. Selang dua tahun berjalan orang tua sudah mulai memberikan dukungan untuk menempuh pendidikan. Dan spontan saya antusias memilih matematika untuk saya tekuni. Karena matematika bagi saya seru dan menantang. Saya kuliah di Universitas PGRI Madiun selama 4 tahun. Di bangku kuliah saya mendapatkan ilmu matematika secara utuh. Sehingga benar benar tahu konsep dan prinsip di setiap cabang ilmunya. Lulus kuliah saya bekerja di sebuah lembaga pendidikan khusus Matematika dan IPA (MIPA) di Jakarta Barat. Disana saya kembali belajar. Belajar tidak hanya kurikulum nasional melainkan juga belajar kurikulum internasional seperti Cambridge International, International Baccalaureate dan Singapore International. Di lembaga pendidikan tersebut seakan ilmu matematika saya dibuka lebih luas lagi karena saya diwajibkan mengajar murid saya dengan kurikulum kurikulum tersebut yang notabene banyak digunakan di sekolah sekolah elite di pusat ibukota. Setahun saya bekerja di ibukota, orangtua menginginkan saya kembali ke kampung halaman. Menemani mereka di masa tuanya adalah keinginan mereka. Sebagai anak bungsu, saya memenuhi keinginan mereka karena bagi saya restu orangtua juga merupakan kunci kesuksesan kita.
Sesampai di kampung halaman saya mencoba melamar kerja dari sekolah satu ke sekolah lain. Dan pada akhirnya, alhamdulilah saya keterima di sebuah sekolah madrasah yaitu MTsN Kota Madiun. Tanpa melalui tes yang begitu panjang karena mereka melihat rekam jejak pengalaman dan prestasi saya selama ini. Memasuki tahun pertama saya bekerja, saya sudah diwanti wanti oleh kepala sekolah untuk mengajarkan olimpiade matematika. Karena menganggap saya masih muda dan bisa untuk terus belajar. Dalam hati saya tersirat seperti belum siap karena saya belum mengenal sama sekali materi dan soal olimpiade lebih lebih untuk jenjang MTs/SMP. Sebab yang saya pelajari selama ini hanyalah materi pelajaran matematika umum. Berbekal nekat, motivasi kuat dari kepala sekolah serta keinginan untuk menyumbangkan prestasi untuk sekolah, akhirnya saya bergerak maju. Mencoba membeli buku buku olimpiade matematika, mencari soal soal di internet sampai ke mengikuti pelatihan guru olimpiade matematika saya lakukan untuk mengupgrade skill saya. Kemudian saya menjaring bibit bibit olimpiade dengan menyeleksi murid murid unggul di kelas. Dari seleksi tersebut saya lanjutkan membentuk tim olimpiade matematika yang siap saya kirim untuk mengikuti kompetisi/ olimpiade. Pelatihan, bimbingan rutin dan motivasi selalu saya berikan untuk tim olimpiade matematika agar mereka semakin siap berkompetisi. Di tahun kedua, tim olimpiade sudah mulai menuai hasil. Mulai lolos penyisihan rayon sampai masuk juara harapan di tingkat kota. Dari pencapaian di titik awal ini saya semakin yakin sekolah ini tidak hanya bisa bagus di bidang keagamaannya tetapi juga bisa unggul di mata pelajaran umum seperti matematika. Tidak henti hentinya saya membangun semangat saya sendiri untuk memoles siswa siswi yang tergabung dalam tim olimpiade matematika. Bimbingan rutin tetap jalan ditambah lebih sering ikut olimpiade yang diadakan oleh pemerintah, sekolah, universitas sampai lembaga pendidikan swasta. Dengan rutin mengikuti olimpiade berarti bisa menambah jam terbang serta lebih tahu permodelan soal olimpiade matematika seperti apa. Tahun berganti tahun sampai tahun keenam ini alhamdulilah atas rahmat Allah SWT tim olimpiade sudah banyak menorehkan prestasi untuk sekolah mulai dari Juara OSN (Olimpiade Sains Nasional) Kota, Juara KSM (Kompetisi Sains Madrasah) Provinsi sampai Juara olimpiade matematika KOSSMI (Kompetisi Sains Siswa Muslim Indonesia) Nasional bahkan ada yang sampai memperoleh Medali Brichmaths Internasional. Semua tidak lepas dari kerja keras tim olimpiade serta dukungan kuat dari sekolah. Karena sekolah juga bisa memfasilitasi apa yang dibutuhkan untuk event olimpiade selama ini.
Dari pencapaian ini saya seperti tidak menyangka. Begitu keras perjuangannya namun terasa manis ketika kita sudah memetik buahnya. Sampai detik ini saya juga masih rutin membimbing murid saya. Tidak pernah puas untuk berhenti belajar serta mencari pengalaman. Dalam perjalanan membimbing murid, saya juga mengikuti lomba dan olimpiade guru. Sekali lagi untuk menambah pengalaman agar bisa saya tularkan energi positif untuk murid murid saya terutama untuk tim olimpiade matematika. Alhamdulilah saya mendapatkan berbagai penghargaan seperti Medali Perak Matematika OGI (Olimpiade Guru Indonesia), Medali Perunggu Olimpiade Matematika Hardiknas, Juara 3 Guru MTs Berprestasi tingkat kota, Juara 5 Guru Berprestasi Nasional dll. Bagi saya mengembangkan diri bagi seorang guru itu penting. Tidak semata mendapatkan sertifikat atau hadiah. Lebih dari itu bisa meningkatkan kinerja kita. Serta membuat kita upgrade ilmu sehingga bisa selangkah lebih maju. Tidak akan tertinggal dengan perkembangan zaman serta terdorong untuk menjadi guru profesional. Demikianlah sekelumit kisah saya menjadi seorang guru. Bermula dari dunia panggung yang tidak mengenal apa itu matematika sampai ke belajar dan terus belajar mendalaminya. Kuncinya, apapun yang kita lakukan harus dengan ikhlas dan bahagia. Lelah boleh namun semangat harus tetap dijaga. Terus semangat Bapak/Ibu guru di Indonesia. Mari bangun pendidikan yang berkualitas untuk siswa/siswi kita. Menjadi garda terdepan bagi pembangunan bangsa ini tidaklah mudah. Mari lanjutkan singsingkan baju untuk melahirkan anak-anak bangsa yang cerdas dan cakap serta kreatif untuk membangun bangsa ini. Semangat para pendidik bangsa. Indonesia cerdas, Indonesia hebat!