Notifikasi WhatsApp - Guruinovatif.id

Diterbitkan 20 Apr 2022

Notifikasi WhatsApp

Pagi itu notifikasi di WHATSAPP GROUP jauh lebih banyak dari biasanya, anak-anak lebih sering bertanya pada minggu awal penetapan Belajar Dari Rumah. Mulai dari pertanyaan serius sampai pertanyaan retorika untuk mencairkan suasana.

Cerita Guru

Ridar Kurnia

Kunjungi Profile
1145x
Bagikan

Pagi itu notifikasi di WHATSAPP GROUP jauh lebih banyak dari biasanya, anak-anak lebih sering bertanya pada minggu awal penetapan Belajar Dari Rumah. Mulai dari pertanyaan serius sampai pertanyaan retorika untuk mencairkan suasana.

Maret 2020, memberikan banyak warna seputar kehidupan sekolah, mulai dari diskusi geografis Indonesia yang katanya mampu menepis virus-virus semacam corona, pendekatan saintifik dalam menyajikan data suatu permasalahan, diskusi konspirasi covid-19, konspirasi zombie sampai kebenaran area-51. Pada akhirnya kita tau banyak cara menyikapi suatu kondisi yang terjadi melalui kelas-kelas kecil, beragam respon dari anak-anak, serta luasnya pengetahuan yang dipelajari anak-anak, yang membawa kita pada suatu pemahaman bahwasannya, sebenarnya anak-anak mau belajar, hanya saja mereka tidak ingin dipaksa belajar. 

Mendengarkan anak-anak membuat mereka merasa didengar, memberikan feedback pada anak-anak membuat mereka merasa dihargai, mengetahui hal-hal terkini membuat anak-anak merasa aman.

 Beruntung sesi tatap muka diakhiri dengan sesi yang penuh makna sebelum para pembuat keputusan sepakat untuk menetapkan Belajar Dari Rumah yang banyak juga dikenal dengan istilah Pembelajaran Jarak Jauh.

Pagi itu pengecekkan whatsapp harus dilakukan secara sistematis, mulai dari grup sekolah, grup kelas dan grup mata pelajaran. Memastikan tidak ada pengumuman yang terlewatkan, memastikan semua anak-anak siap melaksanakan sesi, dan memastikan semua anak-anak paham akan instruksi yang diberikan.

Satu minggu pertama kami masih berharap bahwasannya covid-19 akan segera reda, 1 minggu kemudian eksplorasi akan tatap maya mulai berkembang, mulai dari hangout, zoom,  dan webex, kami sepakat untuk menggunakan zoom, sampai kami mengalami sendiri beberapa pemberitaan negatif seputar zoom mengenai penyusup-penyusup gelap yang mungkin masuk apabila kami tidak mengaktifkan waiting room.

Pasca kejadian itu kami eksplorasi kembali hangout yang pada saat itu kami sepakat untuk menggunakannya. Hal yang membuat menarik saat hangout adalah jumlah peserta yang sangat terbatas, sehingga kelas harus dibagi menjadi beberapa sesi, tetapi tak jarang sesi selanjutnya diikuti oleh anak yang sama. Ya, kami membuat kesepakatan dalam kelas Bahasa Inggris untuk eksplorasi aplikasi-aplikasi yang memungkinkan untuk tatap maya secara efektif sebelum zoom ditetapkan sekolah sebagai media utama sesi pembelajaran dan dibuatkan jadwal pembelajarannya.

Anak-anak senang sekali saat ada sesi tatap maya, saat kala itu sesi Belajar Dari Rumah belum diwajibkan dalam bentuk tatap maya, terkadang kami hanya berkeluh kesah di dalam kelas sambil sesekali koreksi tenses yang digunakan, kurikulum darurat bukan? Tidak, hanya saja kelas tidak harus selalu diisi dengan pembelajaran berbasis topik-topik dalam buku dan silabus bukan? 

Menyediakan diri terkadang kami lupakan sebagai bagian dari seorang pendidik yang baik, sambil menjaga semangat anak-anak untuk tetap mau maju melalui moda daring, ku rasa cukup untuk masuk kategori pendidik yang baik J Menjaga kondisi anak-anak agar sekolah dapat menjadi medium untuk memastikan mereka baik-baik saja.

Pagi ini notifikasi whatsapp sudah mulai berkurang, Pembelajaran Jarak Jauh sudah semakin teratur, media komunikasi melalui Leaning Management System (LMS) sudah mulai hidup. Beruntung sekolah menambahkan jadwal Classroom Advisor (CRA) session di mana sesi ini merupakan sesi special pendekatan akan wali kelas dan anak-anaknya pun dapat menjadi sesi dengar pendapat dari siswa untuk sekolah yang kemudian ditindak lanjuti dalam rapat mingguan sekolah. 

Anak-anak mulai merasa bosan akan beberapa kelas daring dengan metode yang itu-itu saja, di sisi lain para guru pun terpaksa harus terus menerus berbicara saat tidak ada interaksi dalam kelas

Teacher Development Program dan Teacher Sharing Session menjadi salah dua tindak lanjut yang diwajibkan sekolah. Para guru diminta untuk terus mengembangkan diri agar dapat menyelenggarakan kelas yang menyenangkan selama PJJ untuk kemudian dibagikan pada guru-guru lain melalui sharing session.

Pagi ini ada notifikasi WA dari leader kelas 8, “Is there anything we should prepare for English session sir?” Anak-anak yang terbiasa menggunakan bahasa Inggris untuk percakapan sehari-hari membuat kelas Bahasa Inggris harus  berbeda.

Sesi terakhir dalam kelas Bahasa Inggris saya memberikan sneak peek untuk pertemuan minggu depan. Kelas tidak akan membuka buku, tidak akan membahas materi dalam buku, just tell the truth!.

Saya terinspirasi untuk melakukan hal tersebut setelah disadarkan pada sesi webinar* bahwasannya kelas yang aktif bukan diartikan sebagai kelas yang harus dipenuhi diskusi-diskusi secara lisan di mana semua orang berbicara. Justru sebaliknya, kelas yang aktif adalah kelas yang memberikan kesempatan bagi siswa/I untuk tenang, untuk refleksi, dan untuk diberikan kebebasan berekspresi tanpa khawatir untuk diadili. 

Kali ini tidak ada sesi tatap maya secara langsung, kordinasi dilakukan melalui whatsapp terlebih dahulu dan dilanjutkan melalui Nearpod. Kondisi tersebut dibuat dengan harapan anak-anak dapat menemukan sesi tenangnya dalam pembelajaran.

Nearpod merupakan sebuah website yang menawarkan banyak fitur terkait pembelajaran di dalamnya, anak-anak bergabung melalui kode yang diberikan oleh guru untuk bergabung dalam sesi yang sudah dibuat. Setelah memastikan hampir 90% siswa/I bergabung, kelas pun dimulai.

Sesi diawali melalui poll di mana anak-anak diajak memilih beberapa pilihan metode pembelajaran yang memungkinkan untuk dilaksanakan saat PJJ. Mulai dari power point, sesi zoom, pembuatan video, penugasan, sampai instagram live.

Sesi dilanjutkan, anak-anak diminta untuk mendeskripsikan perasaan mereka saat itu dengan cara menggambarkannya. Cukup memakan waktu tapi menyenangkan, selepas mereka menggambar, teman-teman satu kelasnya dapat saling melihat gambar satu sama lain dan pastinya, berinteraksi.

Sesi selanjutnya merupakan open ended question, anak-anak diminta untuk menjawab pertanyaan sejujur mungkin sesuai dengan harapan dan ekspektasi mereka. Pertanyaan terkait dengan kebiasaan yang mereka lakukan saat sekolah tatap muka, kebiasaan yang mereka lakukan saat ini, sampai berandai-andai apabila nanti sudah bisa kembali bertemu apa yang pertama kali akan mereka lakukan. Tentunya sebisa mungkin pertanyaan menggunakan materi yang telah dipelajari hanya dikemas menggunakan kemasan yang berbeda.

Sesi keempat merupakan time to climb, anak-anak diajak untuk review materi yang sudah mereka pelajari dalam bentuk permainan yang menyenangkan. Tidak ada complain seputar sesi ini meskipun mereka sudah dijanjikan tidak akan membahas topic tertentu hari ini, sebaliknya, WHATSAPP GROUP jadi lebih ramai karena mereka berdiskusi seputar kemasan permainannya.

Please create funny activities to help you happy during stay at home and what do you want to tell to your friends and teachers during this period? (describe as many as possible) Sesi ini merupakan sesi memberi masukan, melalui collaborative board anak-anak dapat saling berkolaborasi memberi masukan, menanggapi, mendukung dan tidak hanya dilakukan melalui pendeskripsian tetapi banyak fitur yang dapat dimanfaatkan.

Sebagai penutup atas menyenangkannya sesi kali ini anak-anak diberikan sway  mengenai suatu kondisi untuk dibaca dan dimaknai konten bacaannya.

Sesi itu berlangsung sangat cepat dan sesi Bahasa Inggris telah selesai.

Notifikasi whatsapp masuk.

Anak-anak senang, anak-anak berterima kasih, guru memberikan feedback.

Pada akhir term, kami terbiasa melakukan evaluasi, memang pada akhirnya melalui instruksi yang menarik, melalui kemasan-kemasan yang berbeda, anak-anak akan mempunyai penilaian sendiri pada guru-gurunya yang membawa mereka pada keterbukaan, kejujuran dan berani untuk mengemukakan pendapat.

Melalui hal-hal tersebutlah yang membuat kita menemukan banyak jawaban atas webinar/workshop yang kita laksanakan untuk Teacher Development Program. Kadang ada kontradiktif yang kita temukan, tetapi saat anak-anak sudah jujur, kita dapat meluruskan kontradiktif tersebut.

Evaluasi diri melalui jurnal refleksi merupakan hal yang sangat didorong oleh para pakar di luar sana, tetapi saat saya rutin melaksanakannya ada siswa yang menuliskan bahwasannya ia suka dengan jurnal refleksi seperti ini, tapi kalau tetap dalam format yang sama dan dilakukan terus menerus sometimes it’s getting boring sir dan saya khawatir jawaban yang diberikan tidak lagi mewakili kondisi mereka.

Pagi ini ada notifikasi WA dari leader kelas 8, “will we use the google form again sir for the evaluation?” ia bertanya pada WHATSAPP GROUP English.

“Do you guys remember Nearpod?”

“Yes sir.” Hampir seluruh siswa/I memberikan jawaban yang sama.

“We will do evaluation by using the Nearpod style.”

“Thank God.”

“Alhamdulillah.”

“Thank you sir.”

Brighton Choice Award merupakan ajang bergengsi di SMP Brighton Depok. Kegiatan tersebut merupakan anugrah penghargaan bagi siswa dan guru, di mana dewan jurinya adalah siswa/I dan para guru. Terbagi menjadi beberapa kategori,  Salah satu kategorinya adalah Favorite Teacher. 2 tahun pertama saya berada di sini, saya terpilih untuk menyandang gelar tersebut, tetapi sampai sekarang saya tidak tahu alasan pastinya karena teman-teman guru saya pun mempunyai metode yang keren dan unik dalam pembelajaran, mungkin saya hanya beruntung karena sejauh ini saya mencoba untuk tetap menyediakan diri bagi siswa/I SMP Brighton Depok.

Siang ini notifikasi WA kembali ramai, tidak di WHATSAPP GROUP tetapi japri, beberapa siswa/I menuliskan kalimat yang kurang lebih sama. Congratulations sir!!!

Karena pencapaian terbaik seorang guru adalah pengakuan dari siswa/inya bukan?

Setelah para pendidik dikenal dengan karakter yang menyediakan diri, sesi pembelajaran biasa akan nampak luar biasa, karena anak-anak akan merasa ada hal lain yang diselipkan saat pembelajaran. Namun, guru luar biasa tidak akan membiarkan kelasnya menjadi biasa bukan?

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

MY WRITING JOURNEY, sebuah catatan guru honorer
6 min
Guru : Cerita & Percikan
5 min
Tren Guru Gondrong dengan Metode Mengajar "Nyentrik"

Yudha Adi Putra

Jul 21, 2022
1 min
Tetap Bahagia dan Bermakna Meski Belajar Daring
2 min
Sebuah Refleksi Seorang Guru: “Pengabdian Tanpa Batas”
2 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar