Saat ini pemerintah melalui Kemendikbudristek sedang gencar-gencarnya menyosialisasikan tentang keberadaan Kurikulum Merdeka, dan implementasinya pada dunia pendidikan. Apa sebenarnya hal-hal yang ada di dalam Kurikulum Merdeka, apa bedanya dengan Kurikulum sebelumnya (Kurikulum 2013) dan bagaimana implementasinya? Masih banyak pertanyaan yang muncul terkait hal ini, karena belum meratanya informasi yang diterima oleh masing-masing personil yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Ada yang berpikiran Kurikulum ini lebih mudah diterapkan, ada juga yang beranggapan Kurikulum ini memberikan kebebasan kepada pendidik dan peserta didik untuk berkarya dan berinovasi sesuai kebutuhan masing-masing, ada juga yang masih bingung dengan adanya perubahan struktur kurikulum yang ada. Semua masalah yang muncul bukan tanpa sebab, namun lebih kepada kesiapan untuk menerima adanya perubahan dan siap berubah dari paradigma sebelumnya.
Kegiatan sosialisasi dan pendampingan perlu dilaksanakan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka pada satuan pendidikan. Dari perubahan Standar Isi yang sebelumnya mengenal KI/KD(Kompetensi Inti/ Kompetensi dasar) berubah mencadi CP(Capaian Pembelajaran). Beberapa muatan pembelajaran mengalami perubahan. Ada fase A,B,C,D,E,F dalam Kurikulum Merdeka. Bagaimana cara penilaian atau assesmen yang diberlakukan pada Kurikulum Merdeka? Apakah akan terjadi ketuntasan peserta didik yang beragam karena tidak sama kecepatan dalam menyelesaikan capaian pembelajaran di masing-masing Fase? Di Kurikulum Merdeka lebih banyak kegiatan pembelajaran proyek. Literasi, numerasi dan karakter menjadi muara pembelajaran di Kurikulum Merdeka. Meskipun di Kurikulum sebelumnya sudah ada yaitu Kompetensi Inti Sosial, Pengetahuan, dan Ketrampilan yang hakikatnya hampir sama. Sebaiknya sosialisasi dirancang sedapatmungkin untuk mencerminkan karakteristik Kurikulum Merdeka, misalnya pembelajaran sesuai tahap capaianpeserta didik (asesmen formatif di awal, tengah, dan akhiruntukmengetahui kesiapandan kebutuhan belajar), diskusi interaktif, serta kegiatan refleksi yang menguatkan pengembangan kompetensi.
Dalam Kurikulum Merdeka, asesmendigunakan untuk menginformasikan pendidik dan peserta didik tentang kebutuhan belajarmereka. Dengan demikian, asesmen dalam pembelajaran tidak digunakan untuk memberikan nilai dan ranking berdasarkan hasil belajar, tetapi justru memandu proses belajar. Struktur Kurikulum Merdeka pada jenjang TK/PAUD, SD/MI, SMP/MTs terbagi menjadi dua yaitu pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengancapaian pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama.
Apakah sudah efektif kegiatan sosialisasi yaang dilakukan? Sepertinya perlu melibatkan banyak stakeholder lagi untuk dapat menghasilkan luaran pemahaman yang tidak lagi beragam, meski tak dapat dipungkiri ini hal yang lumrah terjadi setiap kali adanya perubahan kurikulum baru. Oleh karena Kurikulum Merdeka yang akan diberlakukan resmi di tahun pelajaran 2022/2023 belum semuanya satuan pendidikan diwajibkan untuk menerapkannya, maka hal ini akan menambah deretan pertanyaan untuk menentukan sikap terkait Kurikulum Merdeka. Mari kita sikapi secara arif dan bijaksana menyongsong diberlakukannya Kurikulum Merdeka secara nasional di tahun ajaran baru nanti. Dengan menyiapkan diri, memahami beberapa hal terkait kurikulum ini. Baik belajar secara mandiri, mengikuti kegiatan sosialisasi daring dari beberapa sumber yang dipercaya, juga menghimpun informasi aktual dari kemdikbudristek terkait kurikulum merdeka. Supaya kita setidaknya mampu menjawab dengan benar hal-hal yang bersangkutan dengan adanya Kurikulum Merdeka.
Dengan demikian haruslah kita update dan upgrade kompetensi yang ada pada setiap diri guru Indonesia untuk turut serta memberikan warna pada kurikulum baru yang akan menghasilkan generasi-generasi emas NKRI sesuai amanat Undang-Undang Dasar dan Tujuan Pendidikan Nasional kita. Mari bantu sosialisasikan Kurikulum Merdeka sesuai kapasitas kita sebagai guru di satuan pendidikan kita masing-masing agar ketika sudah dihadapkan pada pelaksanaannya nanti kita telah mampu dan mumpuni mempersiapkan segala sesuatunya. Apa yang dapat kita lakukan sekarang? Pelajari dan pahami beberapa kemudahan yang diberikan lewat Platform Merdeka Mengajar, yang dapat dipasang pada android kita. Selamat merdeka belajar dan mengajar.