Hari itu sang mentari sedang terang menderang, cerah bagaikan cahaya putih menerpa suasana pagi pada pukul 09.30 WIB. Duduk sosok perempuan sebagai Pendidik yang sangat penyabar, bertanggung jawab, telaten mengajarkan satu siswa yang keterbatasan mental. Guru yang menjadi motivasi kita dalam memberi pembelajaran yang baik dan menjadi contoh dalam keberhasilannya. Namanya Hetti, S.Pd yang dipanggil Ibu Eti, Guru Inklusi SD Negeri 003 Kundur Utara Kabupaten Karimun Propinsi Kepulauan Riau. Nama anak yang diajarkannya bernama M. Ridho siswa kelas 5 di sekolah tersebut, mempunyai penyakit di bagian otak yang butuh waktu untuk mengingat secara normal dan mengetahui dunia belajar. Biasanya disapa Ridho, anak yang penurut, baik hati, murah senyum, dan pemalu.
Hampir setiap hari Ibu Eti memberi kegiatan belajar di luar kelas, biasanya duduk di taman sekolah seperti pondok untuk duduk bersantai. Hanya mereka berdua yang menikmati suasana itu, hening dalam keramaian namun ditemani angin sepoi – sepoi sehingga menjadi penyemangat mereka. Sekolah pada saat itu belum mendapatkan tempat atau ruangan khusus untuk anak berkebutuhan khusus (Inklusi), namun semangat keluarga besar SD Negeri 003 Kundur Utara tetap prioritaskan pembelajaran dengan menyenangkan para anak – anak atau siswa yang bersekolah di sekolah tersebut. Dari Ibu Eti yang mengutamakan Ridho tidak menutup kemungkinan bahwa dimana pun dan kapan pun asalkan kita berusaha akan tercapai hasilnya dengan resiko apapun itu.
Jam belajar Ridho maksimal 4 jam sehari untuk belajar khusus dengan Ibu Eti, selebihnya Ridho tetap belajar di kelas bersama teman – temannya. Ibu Eti mengajarkan atau memberi pembelajaran dengan metode “Problem Solving”, yaitu sistem pembelajaran dengan pendekatan berbasis masalah melalui penerapan penugasan, tanya jawab, maupun ceramah. Penerapan yang dilakukan Ibu Eti dimulai dengan pengenalan huruf, mengeja, hingga lancar membaca. Dilakukannya dengan sabar hingga Ridho bisa menulis dan mengetahui huruf hingga Ridho mengerti apa yang dibacanya. Kemudian dilakukan tanya jawab agar Ridho bisa menguasai pemahaman hasil belajarnya sesuai materi yang disampaikan Ibu Eti. Selanjutnya ceramah atau penjelasan dari Ibu Eti ketika Ridho belum atau tidak mengetahui apa hasil kegiatan belajar hari itu. Ketika Ridho mengalami kesulitan tentunya Ibu Eti tidak memaksakan atau melanjutkan pembelajarannya. Namun Ibu Eti melakukan aktifitas bermain, bercerita, bernyanyi, atau bahkan mengajak Ridho berkeliling di sekitar sekolah agar dunia Ridho selalu menyenangkan.
Dunia belajar Ridho selalu ditemani Ibu Eti, ternyata Ridho harus diperlakukan khusus agar Ridho bisa berkonsentrasi. Artinya, dunia yang tidak atau belum dimengerti Ridho harus dilakukan pendekatan yang tulus untuk bisa berkembang pola pikirnya dalam dunia pendidikan dan cara bermainnya. Semakin hari perkembangan Ridho sangat membanggakan, yang dulunya malu atau takut untuk mengenal huruf maupun pendekatan dengan teman - temanya, sekarang Ridho bisa bersaing dan bersikap setara bersama teman – temannya. Bahkan Ibu Eti selalu menunjukkan tulisan – tulisan di dinding kelas agar Ridho tau apa kalimat yang dituliskan tersebut, hasilnya Ridho menjadi hafal dan tau apa makna dari tulisan yang ditulis dari pihak sekolah.
Tiba saatnya pembagian raport kenaikan kelas, hari yang membuat para anak – anak atau siswa dengan rasa penasaran dan menegangkan. Tuhan memberikan proses yang sempurna, hasil Ridho menakjubkan seiring predikat bersama teman – teman di kelasnya. Dari 25 siswa kelas 5, Ridho di urutan 18 besar dengan hasil yang dicapainya. Pencapaian ini menjadi rasa syukur dari pihak sekolah, bahkan Ibu Eti menjadi sorotan yang sangat mengapresiasi dunia pendidikan. Bagaimana tidak, Ridho yang berkebutuhan khusus mampu menghadapi pola pikir yang setara dengan teman usianya, yang dulunya drastis tidak mengetahui apa –apa, sekarang Ridho menjadi anak yang luar biasa. Perjuangan Ibu Eti dan perjuangan Ridho membuat kita bangga, kita terharu, kita berpikir positif bahwa optimisme akan menghasilkan sesuai dari apa yang kita lakukan.
Maka dari itu, pendidikan dan pendekatan problem solving ini menjadikan Guru Inklusi tetap bersaing dengan proses pembelajaran pada umumnya atau kegiatan belajar mengajar normal di kelas. Trik dan tips untuk mengajar Ridho terletak pada ketulusan, fokus pada kesenangan Ridho, hiburan, dan membentuk kepribadian yang idealisme. Ridho butuh ketenangan, butuh kasih sayang, butuh waktu untuk bersemangat menjadi jati dirinya. Kesungguhan menjadi faktor utama setiap belajar dan mendidik, ini adalah acuan produktif yang perlu kita terapkan dalam dunia pendidikan. Selalulah menjadi yang terbaik dari usaha yang kita lakukan, semoga bermanfaat artikel yang kami sajikan ini dan singkatnya cerita menjadi awal yang panjang untuk melaksanakannya. Salam untuk Guru Inovatif seluruh Indonesia.
Kundur Karimun KEPRI, 02 Juli 2022
Penulis : Dono Setiawan