Melatih Siswa Dalam Berpikir Kritis - Guruinovatif.id

Diterbitkan 20 Apr 2022

Melatih Siswa Dalam Berpikir Kritis

Seiring dengan perkembangan zaman, proses pembelajaran tidak lagi terpusat pada suatu pusat pendidikan seperti kampus, sekolah, kursus, ataupun pusat pelatihan. Perubahan tersebut telah mengarahkan proses pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan ke arah yang lebih mudah. Paradigma pergeseran dalam proses pembelajaran ini telah dikenal sejak dekade awal tahun 90-an. Dan kini, keadaan tersebut telah dikenal luas oleh masyarakat dunia pada umumnya.

Cerita Guru

Aman Syaputra, S.Sos

Kunjungi Profile
603x
Bagikan

Seiring dengan perkembangan zaman, proses pembelajaran tidak lagi terpusat pada suatu pusat pendidikan seperti kampus, sekolah, kursus, ataupun pusat pelatihan. Perubahan tersebut telah mengarahkan proses pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan ke arah yang lebih mudah. Paradigma pergeseran dalam proses pembelajaran ini telah dikenal sejak dekade awal tahun 90-an. Dan kini, keadaan tersebut telah dikenal luas oleh masyarakat dunia pada umumnya.

Kegiatan proses pembelajaran terus diarahkan ke arah yang lebih fleksibel dalam kaitannya dengan ruang dan waktu. Karena memang sudah semestinya, dalam mendapatkan suatu pengetahuan, ruang dan waktu seharusnya bukanlah suatu batasan yang menyulitkan bahkan tidak memungkinkan seseorang untuk mendapatkan suatu pengetahuan yang ingin diketahuinya. Pada kondisi seperti sekarang ini, belajar seharusnya bukan lagi merupakan suatu hal yang membosankan, seperti beberapa dekade yang lalu. Berkat perkembangan teknologi informasi yang sedemikian pesat, bahan ajar dapat disajikan dengan suara dan gambar yang dinamis, tidak membosankan, serta padat informasi. 

Pada era seperti sekarang ini, kecepatan belajar seseorang bukan lagi ditentukan oleh orang lain yang juga merupakan peserta belajar lainnya. Kecepatan belajar seseorang ditentukan oleh diri sendiri bukan kemampuan yang diseragamkan dalam kelas, yang tentu saja bila suatu proses kegiatan belajar mengajar selalu diseragamkan, maka akan mengakibatkan para peserta kegiatan belajar yang cerdas rugi dalam kapasitasnya menerima porsi pengetahuan, apabila standar pembelajaran disetarakan dengan peserta yang kemampuan pencerapan pengetahuannya lebih lambat, yang mana seharusnya para peserta yang cerdas mendapatkan porsi pembelajaran yang lebih besar menjadi berkurang karena disesuaikan dengan peserta lainnya yang taraf kemampuannya tidak setara. Sedangkan bila standar pembelajaran disetarakan dengan peserta yang lebih pintar, hal tersebut jelas akan merugikan peserta lainnya yang taraf kemampuan pencerapan pengetahuannya lebih lambat. Ilmu Teknologi (IT) menjawab permasalahan ini.

Dengan berpegang pada pernyataan demikian, dapat ditelusuri bahwa belajar harus menumbuhkan suatu sikap kemampuan belajar secara mandiri, tanpa perduli ada tidaknya faktor luar yang mempengaruhi proses belajar tersebut seperti staf pengajar dan atau ruang kelas. Belajar yang dikatakan sebagai rangkaian proses pengembangan individu selama seumur hidup, sudah tentu memerlukan adanya pengembangan sikap memotivasi kemampuan belajar secara mandiri. Faktor lainnya yang tak kalah pentingnya dalam menentukan keberhasilan kegiatan belajar-mengajar, adalah sumber belajar. Dalam rangka mengupayakan peningkatan kualitas program pembelajaran perlu dilandasi dengan pandangan sistematik terhadap kegiatan belajar-mengajar, yang juga harus didukung dengan upaya pendayagunaan sumber belajar di antaranya internet.

Apabila dahulu, guru merupakan pusat pembelajaran (Teacher Centric),kini bergeser menjadi murid sebagai pusat pembelajaran (Learner Centric). Untuk mewujudkan kualitas pembelajaran, perlu ditempuh upaya-upaya yang bersifat komprehensif terhadap kemampuan guru dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. 

Penulis adalah seorang guru tenaga pendidik di SMP Sejahtera Palembang pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Dalam kegiatan belajar mengajar, saya sebagai tenaga pendidik akan berusaha untuk membuat suasana belajar yang menarik dan tidak monoton. Dalam pembelajaran kali ini, saya menugaskan siswa untuk berkelompok dan mencari informasi dari internet mengenai materi yang akan dibahas, tetapi harus dari sumber yang dipercaya.  

Sebelum memasuki materi, langkah yang saya lakukan dalam pembelajaran ini adalah mempersiapkan salah satu perangkat pembelajaran yaitu berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),dan menyusun bahan ajar yang relevan. Adapun materi yang akan didiskusikan yaitu “Makna yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 Alenia Pertama tentang masalah Hak Asasi Manusia”. 

Tahap Pendahaluan, saya melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa  untuk  memulai pembelajaran, Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin, Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik  dalam mengawali kegiatan pembelajaran, Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya, Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya, Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu, Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dan metode pembelajaran.

Tahap Inti, saya memberikan salah satu studi kasus tentang Hak Asasi Manusia, disini diharapkan agar peserta didik dapat berpikir kritis terkait studi kasus tersebut dengan berkelompok dalam mencari informasi di internet mengenai materi Hak Asasi Manusia karena untuk mencapai tujuan pembelajaran ini. Setelah tiap-tiap kelompok menemukan informasi dari internet mengenai materi tersebut, saya mempersilahkan salah satu kelompok untuk mempresentasikan. Salah satu peserta didik dari tiap kelompok akan menyajikan atau mempresentasikan (presentation of information) dengan menggunakan komputer, powerpoin, dan proyektor didepan kelas tentang materi Hak Asasi Manusia dan Sumber atau referensi yang digunakan. Setelah itu, ditanggapi oleh kelompok lain (question of responses) untuk bertanya, menyanggah atau memberikan tambahan informasi tentang materi dan sumber  (Referensi) yang didapat dengan berpikir kritis. Sedangkan  saya melakukan penilaian respons (judging of responses) lalu Pemberian balikan respons (providing feedback about responses), 

Tahap akhir, saya melakukan evaluasi dan penguatan terkait pembelajaran, menyimpulkan materi. Kemudian Memberikan penghargaan untuk materi â€œMakna yang terkandung dari Pembukaan UUD 1945 Alenia Pertama Tentang Hak Asasi Manusia” kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik. Dan terakhir Penutup (closing).

Semoga dengan menerapkan materi literasi digital ini dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan dilingkungan sekolah, agar dalam proses belajar mengajar bisa mendorong siswa untuk aktif dalam meningkatkan tingkat percepatan dan penyerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.   

Salam literasi.... 

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Catatan Guru Inovatif : Adaptasi di Masa Pandemi
Kisah Saya Sebagai Seorang Guru Kelas
TCL vs SCL, Bentuk Merdeka Belajar?
2 min
Jiwa Pengorbanan Seorang Guru di Desa Kairatu
Guru Konten Kreator Bergerak dengan Hati
2 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar