Menggugah Gairah Sekolah Yang Masif dengan Penerapan Merdeka Belajar - Guruinovatif.id

Diterbitkan 09 Apr 2022

Menggugah Gairah Sekolah Yang Masif dengan Penerapan Merdeka Belajar

Pola kehidupan di era digital menuntut para masyarakat untuk terus berkembang, begitu juga pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang terpengaruh didalamnya. Semua orang dapat mengakses pembaharuan informasi sehingga membuat mereka lebih cepat terdampak terhadap perkembangan dunia. Hal ini pula yang mempengaruhi minat masyarakat untuk memilih dan memilah sekolah yang terbaik bagi anak-anaknya. Seiiring perkembangannya, tren masyarakat mulai bergeser untuk memilih menyekolahkan anaknya disekolah - sekolah yang mengajarkan banyak ilmu agama didalamnya. Seperti pada sekolah-sekolah swasta yang dikelola yayasan. Mereka bisa hidup sejahtera dengan pendanaan dan membentuk manejemen yang baik untuk pengembangan pembelajaran. 

Cerita Guru

Luk Luk Assalsabela, S. Pd

Kunjungi Profile
645x
Bagikan

Pola kehidupan di era digital menuntut para masyarakat untuk terus berkembang, begitu juga pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang terpengaruh didalamnya. Semua orang dapat mengakses pembaharuan informasi sehingga membuat mereka lebih cepat terdampak terhadap perkembangan dunia. Hal ini pula yang mempengaruhi minat masyarakat untuk memilih dan memilah sekolah yang terbaik bagi anak-anaknya. Seiiring perkembangannya, tren masyarakat mulai bergeser untuk memilih menyekolahkan anaknya disekolah - sekolah yang mengajarkan banyak ilmu agama didalamnya. Seperti pada sekolah-sekolah swasta yang dikelola yayasan. Mereka bisa hidup sejahtera dengan pendanaan dan membentuk manejemen yang baik untuk pengembangan pembelajaran. 


Berbanding terbalik dengan sekolah dasar negeri yang kelabakan dalam pendanaan karena regulasi yang mengikat dan peraturan daerah yang sering berubah ubah sehingga menciptakan iklim yang tidak konsisten dalam menciptakan pengelolaan manajemen sekolah. Hal ini berpengaruh besar terhadap perkembangan pendidikan didalamnya. Seolah, sekolah diajak berputar-putar pada urusan regulasi, sehingga urusan pendidikan pada siswanya menjadi terbengkalai. Pendanaan yang kurang mencukupi membuat sekolah memangkas beberapa dana pengembangan untuk siswa, sehingga pembelajaran menjadi monoton, hanya berkutat pada guru yang menjelaskan dan siswa yang mendengarkan ditemani dengan buku paket belajar dan aksesoris didalamnya. 


Sekolah dasar negeri hilang gairah, peminatnya pun hilang kepercayaan. Mereka lebih memilih sekolah yang hidup dengan pembelajaran yang berkembang, tidak monoton, kreatif dan interaktif. Sedangkan Sekolah dasar negeri saat ini  sedang lesu dengan gairah belajarnya. Pengembangan kompetensi siswa masif. Tidak memiliki daya tarik untuk orang tua mempercayakan pendidikan anaknya. Mereka lebih memilih mendanai sekolah anaknya daripada disekolahkan gratis tetapi dengan metode pendidikan yang masif. Sekian waktu sekolah dasar tenggelam, tidak bergairah, kehabisan daya tarik untuk mengajak para orang tua mempercayakan pendidikan anaknya, masih kurangnya pelatihan eksplorasi pengembangan untuk para pengajarnya, kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan manejemen sekolah dengan mengacu pada basis data yang dibuat, sehingga membuat keterpurukan pembelajaran disekolah dasar negeri semakin berlarut. 


Hingga pada tahun 2020 terlahirlah Kurikulum Merdeka Belajar. Sekolah kami diikutkan dalam Program Sekolah Penggerak. Kurikulum yang asing dan aneh dengan jargon Pembentukan Profil Pelajaran Pancasila. Kami yang terbiasa dengan pola pengajaran apa adanya digembleng dari mode berjalan menjadi mode berlari. Sangat terengah-engah, begitulah yang kami rasakan. Rasanya ingin menyerah, selalu berfikir jika Kurikulum ini hanya bisa diterapkan pada sekolah - sekolah terbaik dengan kompetensi guru yang profesional. Terlebih Kurikulum ini diresmikan pada masa pandemi, sehingga bentuk penyampaiannya kurang mantap dan mengena. 


Sekian bulan berlalu, ritme kami untuk mengenal Kurikulum Merdeka semakin intens, kami mulai bisa mengenali sosok yang baru saja launching ini. Dialah sosok yang membangunkan tidur panjang kami, para punggawa sekolah dasar negeri yang sudah tidak bergairah lagi. Misi nya sangat konkret dan sederhana, membuat kita ketika disekolah merdeka dalam belajar, merdeka dengan artian bebas berekspresi, bebas aktif, interaktif, bahwa belajar tidak harus dikelas, belajarlah sesuai minat tetapi harus menghasilkan ilmu yang nyata, yang benar-benar faham, yang bisa diterima dan mungkin bisa diterapkan. 


Pengajaran tersebut bisa diterapkan oleh sekolah manapun tidak memerlukan biaya yang besar dan terencana, siswa pasti akan antusias bila gurunya semangat mengolah rasa dalam kelasnya menjadi pola eksplorasi  yang realistis, seperti halnya sekolah kami. Pemanfaatan metode ini kami implementasi ketika kegiatan belajar mengajar dengan siswa, contohnya sekolah kami memiliki letak geografis berdekatan dengan sungai dan sawah. Dengan penerapan merdeka belajar 2 elemen lokasi tersebut bisa menjadi spot favorit pembelajaran, sehingga anak tidak bosan dikelas dan mereka bisa memantau sekitarnya untuk menambah wawasan. 

Tidak hanya dalam hal akademik, siswa juga perlu mendapatkan pengembangan non akademik. Karena semua biaya sekolah kami didapatkan dari dana BOS yang dirasa masih belum mencukupi, sehingga kami menggunakan ketersediaan sarana prasarana untuk dimaksimalkan agar dapat digunakan sebagai sarana belajar anak dibidang non akademik. Seperti halnya pemanfaatan kebun belakang sekolah yang terbengkalai. Dengan kerjasama dan eksplorasi konsep yang matang, kebun sekolah yang tadinya tidak terpakai digunakan sebagai kebun holtikultura  yang dikelola langsung oleh para siswa sehingga diharapkan siswa dapat mengerti tentang pemenuhan kebutuhan pangan secara pribadi yang pengerjaan dan pemanfaatannya dapat di lakukan secara mandiri. Siswa pun dapat langsung mengobservasi dan memantau perkembangan tanaman yang mereka tanam sehingga beberapa kendala-kendala dapat mereka evaluasi secara mandiri  kemudian ketika musim panen mereka bisa merasakan hasil dari kerja keras mereka untuk dibawa pulang atau dinikmati bersama di sekolahan. 


Pelatihan berkala yang diadakan oleh sekolah penggerak mampu menjadi barometer baru sehingga para pengajar disekolah lebih berwawasan sehingga ilmu yang didapat bisa diterapkan pada proses belajar mengajar. Ketika bersama siswanya guru adalah pemantik, siswa diajak kritis, berfikir kreatif dan bernalar logis, yang demikian dapat menciptakan kelas yang begitu hidup dengan pendapat-pendapat kritis dari siswa. 


Sehingga, meskipun penerapan pembelajaran dengan merdeka belajar ini sedang dalam pengembangan dan adaptasi, diharapkan siswa akan menjadi sosok pelajar pancasila yang sesungguhnya, Bertaqwa pada Tuhan YME, ber kebhinekaan global, gotong royong, bernalar kritis, kreatif, mandiri. Dari pengelolaan pembelajaran yang diberikan oleh merdeka belajar diharapkan sekolah mampu menggeser stigma pembelajaran yang masif menjadi pembelajaran yang aktif dan kreatif, Serta dapat kembali dipercaya oleh  para orang untuk menyekolahkan anaknya di sekolah dasar negeri. 

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Pentingnya Digital Leadership Bagi Guru Sekolah Dasar di Era COVIDigital
6 min
Ridho Anak Inklusi yang Rajin Membaca Buku di Perpustakaan

DONO SETIAWAN

Jul 02, 2022
2 min
Kisahku menjadi Guru Inovatif di Kota Solo
4 min
Kisahku Menjadi Seorang Guru di Indonesia

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar