Siswa Aktif, Butuh Guru Inovatif! - Guruinovatif.id

Diterbitkan 01 Jul 2022

Siswa Aktif, Butuh Guru Inovatif!

Pernahkah kita merasa kagum dengan kelihaian balita dalam menggunakan gawai dalam memilih aplikasi games. Mereka dengan antusias memilih aplikasi, membuka dan mulai bermain dan asik sendiri dengan permainan di gawai tersebut. Terkadang tanpa sadar sudah menghabiskan banyak waktu untuk mengulik satu aplikasi yang membuat mereka tertarik. Tak lupa pula terkadang apa yang telah mereka mainkan tadi menjadi bahan perbincangan dengan teman-temannya.

Seputar Guru

Esi Fajriani

Kunjungi Profile
1366x
Bagikan

Pernahkah kita merasa kagum dengan kelihaian balita dalam menggunakan gawai dalam memilih aplikasi games. Mereka dengan antusias memilih aplikasi, membuka dan mulai bermain dan asik sendiri dengan permainan di gawai tersebut. Terkadang tanpa sadar sudah menghabiskan banyak waktu untuk mengulik satu aplikasi yang membuat mereka tertarik. Tak lupa pula terkadang apa yang telah mereka mainkan tadi menjadi bahan perbincangan dengan teman-temannya.

Bayangkan jika ini terjadi dalam proses pembelajaran. Hal yang serupa terjadi, dimana peserta belajar atau siswa, kita berikan sesuatu materi atau pembahasan mengenai pembelajaran dan mereka dengan antusias melahap materi pembelajaran bersama. Pembelajaran dibungkus dengan keseruan dan partisipasi aktif mereka di ruang kelas, baik secara virtual maupun klasikal. Dan ketika jam pelajaran selesai, mereka masih aktif memperbincangkan hal tadi diluar jam pelajaran. Tentunya, sebagai seorang guru kita sangat bahagia selayaknya pencipta aplikasi game online yang aplikasinya banyak diunduh dan dimainkan. Bahagia yang dibarengi dengan kebanggaan dan kepuasan tentunya.

Hal ini tengah terjadi saat ini, dimana guru memiliki tantangan yang besar dalam menghadapi generasi pembelajar dengan digital skill yang tinggi. Kemempuan para siswa dalam memahami, memanfaatkan dan menggunakan teknologi perangkat digital dalam mengakses dan mengelola informasi sudah sangat baik. Untuk menghadapi hal tersebut, tentunya guru harus mengambil sikap dan langkah-langkah yang harus dipersiapkan dalam proses pembelajaran. Bapak dan Ibu guru pun diharapkan memiliki kemampuan yang sama atau lebih untuk mengikuti dan beradaptasi dengan perubahan, baik dari proses pembelajaran, metode pembelajaran, dan juga metode evaluasi pembelajaran yang digunakan selama kegiatan belajar mengajar.

Dalam menghadapi perubahan yang berlangsung sangat cepat, guru dituntut untuk adaptif, mengimbangi siswa yang semakin aktif akan perkembangan teknologi. Kemampuan untuk dapat merespon perubahan-perubahan yang terjadi serta mengambil manfaat dari hal-hal tersebut. Apabila guru tidak ikut ambil posisi siap beradaptasi dalam menghadapi perubahan yang terjadi maka hal-hal seperti kurang aktifnya siswa pada saat proses pembelajaran, suasana kelas yang kurang dinamis, dan dapat berdampak pula bagi tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diamanahkan oleh kurikulum. Oleh karena itu, guru harus mengambil posisi yang tepat dalam menyikapi perubahan yang akan dan telah terjadi ini. Para guru harus memberikan pelayanan yang terbaik di dalam kelas dengan meningkatkan komitmen yang tinggi untuk selalu berkreasi dan berinovasi. Bersiaplah untuk menjadi guru inovatif.

Guru yang siap untuk bertransformasi untuk menghadapi era dengan perubahan yang sangat cepat ini tentunya memerlukan terobosan baru, inovasi baru dalam menyiasati proses pembelajaran yang diamanahkan kepadanya. Inovasi ini dapat lahir dari dari ide-ide kreatif yang diubah menjadi produk atau metode kerja yang bermanfaat dalam pekerjaannya. Dalam hal ini bisa kita sebut bahwa kreatifitas gurulah yang dapat melahirkan inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran.

Lalu, bagaimana kreatifitas, dalam bentuk ide-ide kreatif ini, dihadirkan untuk melahirkan inovasi pembelajaran tersebut? Tentunya banyak faktor yang dapat mempengaruhi kreatifitas seseorang, dan guru diharapakan dapat mengoptimalkannya. Faktor pertama yang dapat dioptimalkan yaitu faktor internal yang dimiliki, antara lain penggunaan otak (kiri dan kanan),rasa percaya diri, kebiasaan, dll. Selain itu terdapat faktor ekstarnal, seperti peluang, tantangan, pendidikan formal, dll. Faktor-faktor tersebut tentunya dimiliki oleh setiap orang dan diperlukan kemauan untuk memaksimalkannya. Kemauan dan kemampuan untuk menggali ide-ide atau metode lain dan pendekatan alternatif untuk dapat mencapai pemecahan masalah dari perspektif inovasi. Ide kreatif yang muncul akan tetap menjadi ide jika tidak diwujudkan atau diimplementasikan. Hasil perwujudan dari ide kreatif inilah yang kita sebut dengan inovasi. Jika kita kaji hubunganya lebih lanjut, guru yang kreatifit akan melahirkan inovasi, dan inovasi yang digunakan akan menghasilkan perubahan.

Jika kita bicara masalah perubahan, mungkin sebagian orang akan tidak suka dengan perubahan, dan sebagian lagi menginginkan terjadi perubahan. Tetapi, bukankah hidup ini selalu tentang perubahan. Perubahan harus dihadapi, dan perubahan kearah yang lebih baik harus segera dilakuan dan diusahakan. Hal yang terpenting adalah perubahan yang dilakukan karena implementasi dari inovasi yang dilakukan memiliki dampak positif (bermanfaat) dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Sebagai contoh, di sekolah, bapak dan ibu guru dapat menghasilkan inovasi-inovasi:

1. Inovasi produk untuk pembelajaran (modul bahan ajar elekronik, video, infografis, dll)

2. Inovasi pelayanan pembelajaran (Misalnya dalam hal diskusi diluar jam pelajaran dengan memnfaatkan teknologi, aplikasi, dll)

3. Inovasi proses pembelajaran (Misalnya dengan delivery materi pembelajaran yang kekikinan berbalut teknolagi yang disukai siswa yang tidak membosankan, dll).

Terkadang jika mendengar kata inovasi yang terpikir oleh kita adalah sulitnya menciptakan hal tersebut. Untuk saling menyemangati mari kita renungkan bersama bahwasanya inovasi tidaklah harus sesuatu yang besar, melainkan memiliki dampak yang besar (bermanfaat). Selain itu juga, inovasi tidak harus sulit dan kompleks, inovasi juga bisa lahir dari cara yang sederhana. Untuk menjadi guru yang inovatif, berikut beberapa cara yang mungkin bisa kita dilakukan, diantaranya:

1. . Banyak bertanya, rasa penasaran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan kualitas belajar siswa atau peserta didik perlu dipertahankan. Banya bertanya mengidikasikan bahwa guru juga haus akan ilmu-ilmu dan wawasan-wawasan baru. Wawasan dan ilmu dapat berasal dari interaksi dengan orang-orang yang mungkin memiliki padanganan yang berbeda dengan kita atau memandang hal lain dari perspektif berbeda. Untuk itu, bertanyalah untuk mendapatkan informasi dan ide-ide baru.

2. Amati sekitar, jadilah guru pembelajar. Bapak dan Ibu guru dapat mengamati proses inovatif di tempat lain. Mengamati bukan hanya melihat namun lebih ke proses mempelajari untuk dapat mengembangkan diri lebih baik lagi. Mempelajari produk-produk untuk pembelajaran yang dihasilkan, proses pembelajaran, dll sehingga dalam proses mengamati ini timbul inspirasi dan ide untuk menciptakan inovasi di tempat kerjanya juga. Banyak platform-platform digital yang memungkinkan kegiatan ini dapat diaktualisasikan. Salah satu platform yang memberikan layanan untuk peningkatan kompetensi dan kapabilitas untuk guru adalah aplikasi guruInovatif.id, yang menyediakan kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, meningkatkan keterampilan mengajar dengan mengamati proses mengajar orang lain atau mengikuti kursus, webinar, dll. 

3. Membangun jejaring. Membangun jejaring merupakan hal yang sangat penting untuk menjadi guru yang inovatif. Jejaring yang dibangun berisi orang-orang yang bisa memberikan dukungan, arahan, masukan, insight, informasi, dll. Oleh sebab itu, kemampuan untuk membangun jejaring ini perlu dibangun. Dengan membangun jejaring, kita dapat memperoleh perspektif baru, memberi dan menerima referensi, informasi dan juga pengembangan diri. Kolaborasi dan sinergi yang tercipta antara orang-orang dengan visi dan misi yang sama tentunya menghasilkan manfaat yang berlimpah. 

4. Melakukan uji coba. Inovasi tidaklah akan menunjukan dampaknya apabila tidak diuji coba. Setelah melalui berbagai proses bertanya, mengamati, berjejaring, waktunya kita mencoba mewujudkan ide kreatif yang sudah direncakanan. Langkah inilah yang kita sebut dengan action, dengan melakukan apa yang sudah direncanakan. Jangan ragu-ragu dalam memulai melakukan ide-ide yang sudah disusun dengan baik. Jika kita ragu untuk memulai inovasi baru, maka bersiaplah untuk tertinggal dari mereka yang berani memulai.

 5. Evaluasi. Dalam pelaksanaannya mungkin ditemukan tantangan dan hambatan dalam implementasi ide kreatif. Segera lakukan evaluasi untuk mempertahankan apa yang sudah tepat, meningkatkan hal-hal yang belum optimal. Proses ini sangat penting untuk perbaikan lebih lanjut dan melihat dampak dari inovasi yang kita buat.

Selamat mencoba guru pembelajar. Jangan berharap siswamu aktif, jika dirimu tidak mau kreatif dan inovatif. Salam semangat ðŸ˜Š

 

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Kesehatan Mental Guru dan Pembelajaran Berdiferensiasi

Dewi Suryaningsih

Dec 04, 2023
8 min
Menulis Memoar : Upaaya Mental Tidak Ambyar
3 min
Guru Sehat Mental, Tonggak Penting Kelangsungan Pendidikan Berkualitas

Yulinar Bangun

Nov 23, 2023
4 min
Profil Pelajar Pancasila, Definisi, Elemen, dan Fungsinya dalam Pembentukan Karakter Anak Bangsa
5 min
Jadilah Guru BAPER!!

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar