Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia sebagai pendukung laju roda pembangunan suatu bangsa. Selain itu, dalam masyarakat modern pendidikan berperan untuk mengubah dan menyeimbangkan pengetahuan, penyebaran kebudayaan kepada lingkungan sosial yang lebih luas, bahkan kepada masyarakat lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut pendidikan mendapat perhatian yang sangat besar dari pemerintah. Perhatian pemerintah meliputi perbaikan dari sektor pendidikan melalui penyediaan fasilitas-fasilitas pendidikan dan peningkatan kualitas pendidikan.
Pendidikan di sekolah tidak dapat lepas dari proses pembelajaran dan interaksi antara guru dan siswa. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang sangat rumit karena tidak sekedar menyerap informasi yang diberikan oleh guru, tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai hasil belajar yang baik. Guru merupakan kunci utama dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, mereka berada di titik utama dalam setiap usaha perubahan pendidikan yang diarahkan pada perubahahan kualitatif. Guru mempunyai tanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan, dan menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk menunjang tugas tersebut diperlukan pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi atau konsep yang akan diajarkan. Model pembelajaran yang dipakai oleh guru akan banyak berpengaruh terhadap cara belajar siswa yang mana setiap siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda.
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis. Untuk itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan matematika. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah peningkatan minat dan prestasi belajar matematika siswa di sekolah.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kelas 7 MTsN Kota Madiun tahun pelajaran 2022/2023 banyak dijumpai siswa yang masih memiliki nilai rendah, terutama pada mata pelajaran matematika pokok bahasan soal aritmatika sosial. Dalam hal ini siswa mengalami kesulitan dalam memahami rumus untung jual beli, mengalami kesulitan dalam menentukan operasi pengerjaan, kesulitan memahami soal sehingga kurang tepat dalam menyelesaikan hasil akhir. Sehingga berakibat pada rendahnya prestasi belajar siswa yang masih belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan.
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada cara penyajian materi pelajaran dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Belajar matematika akan lebih bermakna jika siswa mengalami sendiri apa yang dipelajari daripada hanya mengetahui secara lisan saja. Sedangkan di sisi lain siswa membutuhkan konsep-konsep yang berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Karena belajar matematika bukan hanya transfer pengetahuan tetapi sesuatu yang harus dipahami oleh siswa yang akan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada umumnya, model pembelajaran yang diterapkan oleh guru matematika dalam kegiatan belajar mengajar adalah model pembelajaran konvensional yang lebih banyak mengandalkan ceramah. Dimana guru lebih memfokuskan diri pada upaya pemindahan pengetahuan ke dalam diri siswa tanpa memperhatikan bahwa ketika siswa memasuki kelas, siswa mempunyai bekal kemampuan dan pengetahuan yang tidak sama. Siswa hanya ditempatkan sebagai obyek sehingga siswa menjadi pasif dan tenggelam ke dalam kondisi belajar yang kurang merangsang aktivitas belajar yang kurang optimal. Proses pembelajaran yang berpusat pada guru tersebut, dengan guru sebagai penyampai materi atau penceramah dan siswa sebagai pendengar mempunyai kelemahan yaitu siswa cenderung ramai, mengantuk, tidak ada siswa yang mau bertanya, dan siswa tidak mampu menjawab dengan sempurna pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan kondisi yang seperti ini maka banyak waktu yang terbuang sia-sia, sedangkan materi yang ingin disampaikan guru tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, seorang guru harus mempersiapkan model pembelajaran yang tepat dengan tujuan untuk mempermudah dalam pembelajaran matematika yang sesuai dengan karakteristik siswa dan pokok bahasan yang disampaikan, kemudian mengevaluasi hasil belajar dengan baik dan cermat sehingga proses belajar dapat berjalan dengan optimal. Hal ini ditujukan supaya proses pembelajaran matematika lebih aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Salah satu model pembelajaran yang bisa dijadikan alternatif oleh guru dalam kurikulum merdeka adalah Project Based Learning (PjBL). Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran di mana siswa bebas untuk merencanakan aktivitas belajar melaksanakan proyek, dan menghasilkan produk kerja yang bisa dipresentasikan kepada orang lain. Menurut Trianto Ibnu (2014), yang dimaksud Project Based Learning atau pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran inovatif yang berpusat pada peserta didik dan menetapkan guru sebagai motivator dan fasilitator. Di mana peserta didik diberi peluang bekerja secara otonom mengkonstruksi belajarnya. Model ini menjadi suatu pembelajaran yang melibatkan banyak proyek dalam proses pembelajarannya. Sedangkan menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik. Pengalaman belajar peserta didik maupun konsep dibangun berdasarkan produk yang dihasilkan dalam proses pembelajaran berbasis proyek.
Business Plan merupakan bagian dari mata pelajaran matematika materi aritmatika sosial subpokok bahasan menghitung untung dan rugi. Dasar dari sebuah usaha yang akan dijalankan adalah adanya business plan atau biasa disebut dengan perencanaan bisnis. Pada banyak kasus yang telah terjadi, pada saat awal membuka usaha baru banyak yang mengalami kegagalan. Kegagalan ini terjadi, karena pada saat membuka usaha tidak menyusun perencanaan terlebih dahulu, sehingga tidak ada perhitungan terlebih dahulu sebelum memulai bisnis tersebut. Oleh karena itu, siswa perlu diajak secara langsung untuk mempraktekkan penyusunan business plan sebagai pondasi mereka nanti dalam berwirausaha. Dalam bimbingan penyusunan business plan, guru berkolaborasi dengan guru mata pelajaran IPS karena masih memiliki materi yang serumpun.
Dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning diharapkan siswa dapat melakukan proyek secara langsung, berwirausaha dengan merancang Business Plan serta dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika peserta didik terutama dalam materi aritmatika sosial sub-pokok bahasan menghitung untung dan rugi.
#GuruInovatif, #LombaArtikelS3, #ArtikelGI, #LombaGI
Penyunting: Luqmanul Hakim