Kita tentu sudah tidak asing dengan istilah Indonesia Emas 2045 yang banyak menjadi topik dan slogan di berbagai kegiatan dan seminar akademis. Tentu menjadi cita-cita kita semua untuk menggenapkan satu abad kemerdekaan bangsa ini agar bukan hanya sekadar peringatan tahunan yang kita rayakan. Namun, lebih jauh dari itu, kita harus benar-benar mewujudkannya agar menjadi sebuah pencapaian yang membanggakan catatan historis Indonesia. Kita hanya memiliki waktu sekitar 22 tahun lagi menuju masa keemasan 2045. Mengingat sisa waktu yang kita miliki, tentu yang kita butuhkan adalah percepatan dalam mempersiapkannya, bukan hanya sekadar kecepatan.
Indonesia Emas 2045, Impian atau Khayalan?
Untuk melihat masa depan, kita bisa memprediksinya dari masa kini. Sebagian masih optimis dengan harapan ini, namun sebagian sudah mulai pesimis dengan realita yang ada bahwa kita tidak benar-benar bersungguh-sungguh dalam mewujudkan mimpi kita dan menganggap bahwa Indonesia Emas 2045 hanyalah sebuah khayalan. Di tahun 2045, Indonesia memang akan memiliki jumlah penduduk pada usia produktif dengan angka yang tinggi karena para ahli memprediksi akan terjadi bonus demografi. Namun, apa artinya kuantitas jika tidak dibarengi dengan kualitas karena aspek kuantitas saja tidaklah cukup untuk mendongkrak keberhasillan misi ini.
Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab semua pihak untuk membentuk generasi masa depan dengan segala kecakapan, keterampilan, karakter dan semangat nasionalisme yang tinggi, yang kita harapkan sebagai Generasi Emas 2045. Tentu saja para pemangku kebijakan pendidikan memiliki peran yang sangat besar dalam hal ini. Pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang merupakan aset utama dalam membangun suatu bangsa. Sebagai salah satu upaya, pemerintah telah membuat rancangan kurikulum baru yang disebut Kurikulum merdeka, dalam rangka pemulihan krisis pembelajaran yang sudah lama menjadi permasalahan mutu pendidikan Indonesia.
Kurikulum Baru, Harapan Baru
Salah satu yang khas dari kurikulum ini adalah adanya kebebasan bagi guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Kebebasan di sini bukan berarti bebas sebebas-bebasnya. Guru diberikan kebebasan mengeksplorasi daya kreativitasnya untuk memilih dan menentukan perangkat ajar dalam rangka membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan. Bagi peserta didik, mereka diberikan kebebasan untuk memilih materi pembelajaran yang ingin mereka dalami agar dihasilkan lulusan yang kompeten di bidangnya.
Pada praktiknya, implementasi kurikulum yang masih baru menyebabkan masih adanya sekolah dan guru yang belum begitu familiar sehingga memberikkan tantangan karena harus terus beradaptasi. Demikianlah tidak ada perubahan yang mudah. Guru sebagai fasilitator pembelajaran dituntut untuk mengorbankan waktu, pikiran, dan tenaga yang tidak sedikit untuk meningkatkan kompetisi mengajar mereka melalui berbagai kegiatan pelatihan guru, termasuk pelaksaan In House Training yang menjadi agenda pelatihan rutin.
Menjadi Guru “Sat Set” Masa Kini
Seiring dengan berkembangnya teknologi, yang mana penguasaannya didominasi oleh generasi muda, guru juga harus ikut mengimbangi penguasaan teknologi yang berkembang dengan begitu cepat agar tercipta proses pembelajaran yang menarik dan relate untuk peserta didik generasi saat ini. Guru-guru masa kini haruslah "sat set" dalam meng-upgrade skill mereka, terutama dalam mengaplikasikan teknologi pendidikan. Guru harus memiliki concern untuk terus memanfaatkan kecanggihan media pembelajaran, membiasakan peserta didik untuk mengeksplor dunia lewat pustaka online, menggunakan platform latihan soal online, mengadakan video conference untuk pembelajaran jarak jauh, gamifikasi pembelajaran dan quiz, dan berbagai digitalisasi konten pendidikan lainnya seperti yang sedang dikembangkan oleh Guruinovatif.id.
Dilihat dari banyaknya kebutuhan skill dalam mengajar, program sertifikasi guru saja tidaklah cukup, karena menjadi guru memerlukan proses belajar yang panjang. Semangat terus untuk seluruh guru di Indonesia, semoga dikuatkan pundaknya dalam memikul tugas menjadi agen perubahan dalam mengubah mental dan pola pikir generasi bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Lekas datang hari baik!
Penyunting: Putra