Indonesia terdiri dari berbagai macam daerah dan suku yang beragam. Kondisi ini menjadikan setiap wilayah memiliki hasil kebudayaan yang bermacam-macam. Kebudayaan yang dihasilkan oleh sebagian besar wilayah selalu memiliki ciri khas serta mengandung nilai dan norma. Nilai dan norma tersebut dipatuhi dan dipertahankan oleh masyarakat pemegang budaya sebagai cerminan karakter dalam kehidupan mereka. Tidak terkecuali pada wilayah pulau Jawa, dimana suku Jawa memiliki kebudayaan yang beragam dan sarat akan pendidikan karakter.
Dalam dunia pendidikan, literasi kebudayaan merupakan bagian dari program literasi yang digencarkan oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dimana gerakan literasi sekolah menjadi jargon yang memiliki peran penting di dalam kurikulum yang saat ini berlaku di berbagai jenjang pendidikan dasar dan menengah, yakni Kurikulum Merdeka.
Sumber gambar: Dokumentasi penulis Literasi budaya secara khusus memiliki peranan penting menyukseskan tujuan dari Kurikulum Merdeka. Bagaimana tidak? Dalam Kurikulum Merdeka mengenalkan dua pendekatan yang digadang-gadang dapat diimplementasikan guru dalam proses pembelajaran, yakni pendekatan Teaching at Right Level (TaRL) dan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT). Pendekatan CRT menekankan bagaimana menghargai keberagaman budaya yang dimiliki peserta didik dan penerapan materi pembelajaran menggunakan materi yang selaras dengan kebudayaan peserta didik.
Jika ditelaah lebih lanjut, maka pendekatan CRT ini membutuhkan literasi budaya yang harus dipahami oleh pendidik dan peserta didik. Jenis kebudayaan yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di dalam kelas dapat diambil dari budaya yang paling dekat dengan peserta didik. Hal ini akan memudahkan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran karena materi yang diajarkan sudah ditemui dalam kehidupan sehari hari. Lebih lanjut, penggunaan CRT dalam proses pembelajaran secara tidak langsung juga memberikan kesempatan peserta didik untuk mempertahankan kebudayaan yang ada lingkungan sekitar mereka. Sebagaimana diketahui, di abad 21 ini gempuran budaya global secara masif masuk ke Indonesia dan sedikit demi sedikit menggeser kebudayaan lokal. Dengan demikian proses pemertahanan budaya melalui literasi budaya dalam materi pembelajaran dapat menjadi salah satu solusi agar budaya lokal tetap lestari.
Sumber gambar: Dokumentasi penulis Memasukkan budaya lokal dalam proses pembelajaran juga dapat digunakan sebagai pengajaran pendidikan karakter yang efektif. Hal ini dikarenakan, ada banyak budaya peninggalan leluhur yang mengandung nilai dan norma yang sejalan dengan kepribadian bangsa Indonesia. Ketika pendidik dan peserta didik memahami secara utuh kearifan lokal yang terdapat di sekitar lingkungan mereka sebagai materi pembelajaran di dalam kelas, maka tujuan pembelajaran akan lebih mudah dicapai karena peserta didik sudah memahami budaya lokal yang sering mereka temui dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana pepatah mengatakan sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, penerapan literasi budaya di sekolah dapat memudahkan pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran sekaligus sebagai pendidikan karakter berbasis kearifan lokal.
Penyunting: Putra