Segitiga Restitusi, Strategi Persuasif dalam Menumbuhkan Karakter Positif pada Peserta Didik - Guruinovatif.id: Platform Online Learning Bersertifikat untuk Guru

Diterbitkan 09 Okt 2024

Segitiga Restitusi, Strategi Persuasif dalam Menumbuhkan Karakter Positif pada Peserta Didik

Untuk menanamkan serta menumbuhkan karakter positif dalam diri peserta didik, tenaga pendidik dapat menerapkan strategi segitiga restitusi. Strategi ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk membimbing peserta didik yang melakukan tindakan salah dengan cara persuasif.

Dunia Pendidikan

Redaksi Guru Inovatif

Kunjungi Profile
35x
Bagikan

Semasa pandemi COVID-19, dunia pendidikan mengalami dampak yang sangat drastis, salah satu dari dampak tersebut adalah pembelajaran secara daring (online). Sehingga selama masa ini, anak-anak atau peserta didik terbiasa menghabiskan waktu bersama gawai. Sebenarnya penggunaan gawai yang tepat tentu dapat memberikan manfaat kepada peserta didik, namun apabila tidak digunakan dengan tepat, justru akan memberikan dampak negatif bagi peserta didik.

Salah satu dampak negatif dari penggunaan gawai yang terlihat saat ini adalah kurangnya karakter peserta didik dalam berbudaya positif, kurang aktif, serta kurang disiplin.

Untuk mengatasi hal ini, banyak cara yang kini dilakukan oleh tenaga pendidik untuk menanamkan karakter disiplin positif kepada peserta didik. Salah satu opsi atau pilihan yang dapat tenaga pendidik lakukan adalah dengan menerapkan strategi segitiga restitusi.

Apa itu segitiga restitusi? Simak penjelasan dalam artikel ini hingga akhir!

Segitiga Restitusi sebagai Strategi Persuasif Menumbuhkan Karakter Positif

Segitiga restitusi merupakan proses menuntun peserta didik untuk memerbaiki kesalahannya, sehingga karakter mereka lebih kuat ketika kembali ke kelompoknya. Selain itu, penerapan segitiga restitusi juga diharapkan mampu untuk meningkatkan motivasi peserta didik untuk menjadi pribadi yang lebih baik sepanjang hidupnya serta tidak memerlukan faktor ketakutan atau mengharapkan imbalan saat melakukan hal-hal yang positif.

Baca juga:
Membangun Karakter Anak dan Murid dengan Pendekatan Disiplin Positif

Dengan kata lain, penerapan strategi ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menumbuhkan karakter disiplin positif dan memulihkan diri dari kesalahan sehingga memiliki tujuan yang jelas.

Dalam penerapannya, strategi ini menekankan cara peserta didik untuk menghargai nilai-nilai kebaikan yang diyakinim bukan berperilaku untuk menyenangkan orang lain.

Tujuan Strategi Segitiga Restitusi

Strategi segitiga restitusi memiliki tujuan untuk membantu peserta didik untuk jujur pada dirinya sendiri dan mengevaluasi akibat atau dampak dari kesalahan yang mereka lakukan. Maka penting bagi tenaga pendidik untuk menciptakan kondisi atau susasan yang membuat siswa bersedia menyelesaikan masalahnya dan berbuat lebih baik lagi. Karena inti dari strategi ini adalah memberikan penawaran bukan paksaan.

Segitiga Restitusi, Strategi Persuasif dalam Menumbuhkan Karakter Positif pada Peserta Didik

Salah satu contoh yang dapat tenaga pendidik terapkan adalah menggunakan kalimat seperti “Semua orang pasti pernah berbuat salah” atau kalimat yang tidak menyudutkan peserta didik ketika melakukan kesalahan.

Langkah Penerapan Strategi Segitiga Restitusi

Untuk menerapkan strategi ini, tenaga pendidik perlu melakukan 3 langkah berikut ini:

1. Menstabilkan identitas (Stabilize the identity)

Langkah awal yang perlu pendidik lakukan adalah menstabilkan identitas. Tenaga pendidik pun perlu memahami, saat peserta didik melakukan perbuatan yang salah, menunjukkan ada kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi oleh mereka.

Karena saat seseorang dalam kondisi emosional, otak tidak akan mampu berpikir secara rasional. Sehingga tenaga pendidik perlu berupaya untuk menstabilkan identitas peserta didik, agar bisa lebih tenang dalam mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan.

Baca juga:
Segitiga Restitusi sebagai Perwujudan Budaya Positif di Sekolah

2. Memvalidasi tindakan yang salah (Validate the mistake)

Langkah berikutnya, tenaga pendidik perlu memvalidasi perbuatan atau tindakan yang salah. Tenaga pendidik berupaya mencari tahu alasan mengapa peserta didik berbuat kesalahan dengan berupaya memahami kebutuhan dasar mereka. Karena berdasarkan Teori Kontrol, segala tindakan atau perbuatan manusia pasti mempunyai maksud atau tujuan tertentu, entak itu baik atau buruk.

Ketika peserta didik tidak mengakui tindakan salah yang diperbuatnya, maka dia akan tetap dalam masalah. Oleh sebab itu, kita perlu memahami alasan latar belakang mengapa mereka melakukan kesalahan tersebut agar peserta didik merasa dipahami.

3. Menanyakan keyakinan (Seek the belief)

Selanjutnya, tenaga pendidik menanyakan keyakinan pada peserta didik. Dalam Teori Kontrol, manusia dapat termotivasi secara internal. Apabila langkah pertama dan kedua sukses dilakukan, maka anak akan siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang ia percayai atau yakini.

Tenaga pendidik dapat menanyakan kepada peserta didik mengenai kehidupan seperti apa yang mereka inginkan di masa depan. Saat mereka menemukan gambarannya, tenaga pendidik perlu membantu mereka untuk fokus meraih masa depan yang diinginkan tersebut.

Di masa serba digital saat ini, memudahkan manusia untuk memeroleh berbagai informasi dalam yang ada di seluruh penjuru dunia. Namun, jika hal ini tidak diawasi dengan kontrol yang tepat, justru menimbulkan dampak negatif kepada penggunanya.

Beberapa waktu belakangan ini, kita juga sering mendapatkan berita bahwa sebagian anak mulai menunjukkan sikap kurang terpuji. Untuk menuntun dan menumbuhkan karakter positif dalam diri anak sebagai masa depan bangsa, tenaga pendidik dapat menerapkan strategi restitusi ini.

Karena strategi ini membimbing peserta didik, dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menggali hal-hal yang menjadi penyebab dan konsekuensi suatu kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik. Selain itu, tenaga pendidik juga akan memberikan pernyataan-pernyataan yang dapat menguatkan peserta didik bahwa kesalahan tersebut bisa saja tidak hanya dilakukan mereka sendiri, namun dapat dilakukan oleh orang lain juga. Lalu menghubungkannya dengan keyakinan atau nilai-nilai yang mereka percayai.

Strategi ini juga menjadi langkah untuk menumbuhkan motivasi internal pada diri peserta didik untuk disiplin positif dan terbiasa mencari solusi terhadap masalah yang mereka hadapi.

Konsultasi kebutuhan pelatihan sekolah Anda disini!

Referensi:
Disiplin Positif melalui Segitiga Restitusi
Langkah-Langkah Penerapan Segitiga Restitusi dalam Dunia Pendidikan
Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik melalui Penerapan Segitiga Restitusi di Kelas VII.1 SMP Negeri 51 Batam Tahun Pelajaran 2022/2023


Penulis: Eka | Penyunting: Putra

1

0

Komentar (1)

Alfrianto Ch Mada, S.Pd., Gr

Oct 12, 2024

mantap, sangat menginspirasi
Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Bagaimana Masa Depan Pendidikan pada Transformasi Digital?
2 min
Pembelajaran Diferensiasi
Pasca Pandemi, Kelas Lebih Hidup dengan Penggunaan Teknologi
3 min
Membangun Generasi Cerdas Digital: Penguatan Literasi Digital Melalui Penggunaan Platform Digital di Lingkungan Pendidikan

BHETA SARI DEWI

Sep 04, 2023
4 min
“Kurikulum Merdeka : Solusi Pendidikan untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045”

DEDE SUHENDY14

May 05, 2023
1 min
Mengembangkan Keterampilan Literasi Digital dengan Menggunakan Instagram sebagai Alat Pembelajaran
2 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar